Rabu, 08 Februari 2012

Kementrian Perhubungan Bangun Kereta Api di Batam


BATAM – Badan Pengusahaan Batam atau Otorita Batam bersepakat dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementrian Perhubungan membangun transportasi masal berupa kereta api di Kota Batam guna mengantisipasi kemacetan dalam jangka panjang. Proyek yang ditaksir menghabiskan dana lebih dari 2,4 triliun tersebut diharapkan mulai dikerjakan tahun 2014 dan dioperasikan 2017.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementrian Perhubungan, Tundjung Inderawan mengatakan, pembangunan transportasi masal berupa kereta api di Kota Batam didasari atas pertimbangan bahwa kota ini merupakan kawasan perdagangan bebas atau free trade zone yang juga merupakan pulau terluar dan sebagai pintu gerbang Indonesia dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

“Pemerintah mungkin tidak akan mengeluarkan dana untuk proyek ini, sebab BP Batam nantinya akan mengundang investor lokal dan asing untuk menggarap proyek tersebut dan investor itu selanjutnya menjadi operator yang menjalani bisnis perkeretaapian di Batam,” katanya kepada Koran Jakarta di Batam, Jumat (27/1).

Sebagai kawasan industry dan perdagangan, aktivitas ekonomi di Batam mengakibatkan semakin tingginya pergerakan orang dan barang. Kondisi itu dapat diakomodir dengan moda transportasi kereta api sebagai angkutan umum yang dapat diandalkan dalam menunjang mobilitas angkutan penumpang maupun barang.

“Penyelenggaraan perkeretaapian di Batam diharapkan menjadi solusi strategis transportasi untuk mengembangkan sector industry, perdagangan dan pariwisata yang terletak di pulau terluar,” katanya.

Untuk mendukung terwujudnya perkeretaapian di batam maka pemerintah melalui Departemen Perhubungan telah melakukan upaya melalui penyusunan master plan pada tahun 2009 yang ditindaklanjuti dengan feasibility study di tahun 2010 dan pada tahun 2012 ini telah di selesaikan basic design untuk menetapkan trase.

Prioritas pertama yang akan dibangun adalah jalur kereta api yang menghubungkan Bandara Hang Nadim-Batu Ampar sepanjang 19,6 kilo meter, lalu Batam centre-Tanjung Uncang sepanjang 17,7 kilo meter. Untuk itu, biaya atau investasinya ditaksir lebih dari 2,4 triliun rupiah.
Menurut Tundjung, pembangunan jalur kereta api pada lintasan tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa kedua lintasan itu merupakan jalur padat yang menghubungkan pusat pusat ekonomi dengan bandara Hang Nadim sebagai pintu masuk ke daerah lain.

Guna mempercepat realisasi pembangunan proyek tersebut, telah ditandangai MoU atau kesepakatan antara Kementrian Perhubungan dan BP Batam Jumat (27/1). Setelah proses penandatangan selanjutnya yang akan ditindaklanjuti adalan pembentukan task force atau gugus tugas dalam rangka persiapan penyelenggaraan perekeretaapian di Batam termasuk menyiapkan kelembagaan dan sumber daya manusia yang akan mengoperasikanya.
Ruang lingkup kerjasama antara Kementrian perhubungan dan BP Batam meliputi kegiatan penyusunan persiapan, perencanaan, pembangunan, pengoperasian, perawatan dan pengusahaan perkeretapian di batam.

Kepala BP Batam, Mustafa Widjaya menambahkan, setelah ditandatanganinya kesepakatan antara kementrian perhubungan dan BP Batam untuk menyelenggarakan perkeretapian di batam maka BP Batam menjadi lebih mudah untuk mengundang investor guna berpartisipasi dalam proyek itu.

“BP Batam selanjutnya akan melakukan road show guna mengajak investor agar mau menanamkan modalnya membangun keretapi di Batam,” katanya.

Terkait dengan model kereta api yang akan dibangun, Mustafa mengatakan nantinya akan sangat tergantung dari keinginan investor. Bentuknya bisa Monorail, MRT atau kereta api biasa, namun yang pasti diharapkan lebih bagus atau setidaknya sama dengan kereta api yang ada di Singapura.

Menurut Mustafa, proyek kereta api di Batam diperkirakan menjadi bisnis yang sangat menguntungkan karena pertumbuhan penduduk dan arus barang di Batam setiap tahunya sangat tinggi, sehingga dibutuhkan system transportasi yang bisa mengakomodir peningkatan tersebut. Oleh karenanya, akan banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya di bisnis itu, namun BP Batam akan memilih investor yang benar benar serius dan punya pengalaman cukup membangun transportasi masal berupa kereta api. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar