Kamis, 09 Februari 2012

Ratusan Warga Batam Unjuk Rasa Pertanyakan Status Lahan

BATAM - Ratusan warga Batam yang tinggal di daerah Bengkong Nusantara berunjuk rasa di depan kantor Otorita Batam atau BP Batam menuntut kepastian hukum atas status lahan yang mereka tempati sejak tahun 2000.

Perwakilan warga, Rustam Efendi Bangun mengatakan, dirinya bersama 250 kepala keluarga lain yang tinggal di daerah Bengkong Nusantara merasa sah menempati lahan di kawasan itu karena pada tahun 2000 telah mendapat ijin pemanfaatan (IP) dari Otorita batam untuk lahan seluas 250 hektare atas nama koperasi yang didirikan ketika itu. Lahan yang telah dialokasikan BP Batam tersebut selanjutnya dibagi bagikan kepada 250 kepala keluarga.

Namun, persoalan timbul pada 2004 ketika PT Tri Sukses Jembartama (TSJ) merasa berhak atas tanah tersebut karena juga mendapat IP dari BP Batam pada tahun 2004 sehingga perusahaan meminta warga untuk mengosongkan tanah tersebut.

“Kami merasa berhak tinggal di tanah ini karena sudah mendapat IP dari BP Batam sejak tahun 2000 dan mestinya BP Batam tidak mengalokasikan lahan yang sama ke pihak lain agar tidak terjadi tumpang tindih,” katanya, Rabu (8/2).

Pada awalnya, kata Rustam warga mempertanyakan status lahan tersebut secara baik baik kepihak BP Batam namun tidak ada tanggapan sehingga kemarin (8/2) ratusan warga berunjuk rasa meminta kepastian status lahan yang mereka tempati karena sudah ada teror dari perusahaan yang akan melakukan pembangunan.

“Pihak perusahaan PT TSJ ternyata sudah melaporkan masalah sengketa lahan ini ke polisi atas tuduhan penyerobotan lahanm sehingga kami minta ketegasan BP Batam terkait status lahan itu,” katanya.

Sesaat setelah berunjuk rasa, pihak BP Batam melakukan perundingan dengan warga namun dalam perundingan itu tidak dicapai kata sepakat sehingga warga masih bertahan di lokasi unjuk rasa sampai ada keputusan dari BP Batam soal status lahan tersebut.

"Tidak ada hasil kesepakatan. Kami menolak karena pihak yang berkompeten tidak mau dihadirkan," kata Rustam.

Warga mengancam jika sampai sore hari belum ada keputusan dari BP Batam, mereka akan bertahan di Gedung BP dengan mendirikan tenda. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar