Rabu, 25 Januari 2012

Batam Pacu Pembangunan Infrastruktur

Foto: Ketua BP Batam, Mustafa Widjaya

Badan Pengusahaan (BP) Batam yang dulu bernama Otorita Batam memproyeksikan bisa menarik 100 investor asing pada tahun 2012 relatif sama dengan capaian 2011. Untuk itu, sejumlah proyek infrastruktur dikebut pengerjaanya seperti perluasan pelabuhan kargo Batu Ampar, pelabuhan domestik sekupang, proyek jalan tol dan monorail, selain itu reformasi birokrasi juga terus dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI) dalam aktivitas layanan pada investor.

Ketua Badan Pengusahaan (BP) Batam, Mustafa Widjaja melalui Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho mengatakan, sejumlah proyek infrastruktur akan dikerjakan pada tahun 2012 ini seperti perluasan Pelabuhan Kargo Batu Ampar. Proyek itu mestinya dikerjakan perusahaan asal Prancis, Compagnie Maritime d’Affretement-Compagnie Generale Maritime (CMA-CGM), yang menjadi pemenang tender pada tahun 2007. Namun krisis keuangan global yang terjadi 2008 menyebabkan perusahaan tersebut batal mengerjakan proyek itu. BP Batam selanjutnya akan mengerjakan proyek itu menggunakan dana APBN.

“Proyek perluasan Pelabuhan Batu Ampar, dananya sudah dialokasikan di APBN untuk jangka waktu tiga tahun nilainya 366 miliar rupiah dan akan dikerjakan tahun ini juga hingga 2014,” kata Djoko kepada Koran Jakarta, Senin (16/1).

Proyek itu nantinya akan menambah dermaga sebelah utara sepanjang 660 meter, kapasitasnya menjadi 400 ribu sampai 600 ribu TEU’s dari posisi saat ini yang 200 ribu TEU’s. Dengan demikian, distribusi kontainer yang perharinya mencapai 350 ribu TEU’s bisa lebih lancar sebab penambahan dermaga nantinya bisa menampung kargo hingga 600 ribu TEU’s. Kemudian, luas open storage juga diperluas menjadi 35 ribu meter persegi dari posisi saat ini yang 15 ribu meter persegi.

Sebagai tahap awal, kata Djoko akan dilakukan lelang terbuka pada bulan Februari ini dan setelah diperoleh perusahaan pemenang selanjutnya bisa mulai dikerjakan sekitar Juni sampai Agustus 2012. Terkait dengan pembiayaan, sebagai tahap awal, pemerintah telah mengalokasikan dana dalam APBN sebesar 63 miliar rupiah, dan tahun 2013 dialokasikan sekitar 200 miliar rupiah kemudian tahun 2014 senilai 103 miliar rupiah.

Proyek infrastruktur yang akan dibangun BP Batam lainya adalah transportasi masal berupa kereta api cepat (Monorail) serta jalan tol dengan nilai investasi ditaksir 4 triliun rupiah. Untuk proyek jalan tol, desain serta studi kelayakanya sudah diserahkan kepada BPJT atau Badan Pengatur Jalan Tol untuk ditindak lanjuti. Jika proses dari BPJT sudah selesai, kata Djoko selanjutnya akan dicarikan investor yang mau bekerjasama mengerjakan proyek tersebut.
Untuk proyek monorail, bulan ini akan disepakati kerjasama dengan PT Kereta Api tentang detail engineering proyek tersebut. Jika mendapat apresiasi dari PT Kereta Api maka bisa segera dikerjakan proyek itu di Batam, dan akan menjadi proyek pertama di Indonesia.

Direktur Pembangunan Badan Pengusahaan FTZ (BP) Batam, Budiman Maskan mengatakan, berdasarkan Master Plan dari Departemen Perhubungan yang dibuat 2009 lalu, pihaknya telah melakukan studi kelayakan pembangunan sarana trasnportasi masal berupa kereta api. Dari hasil studi kelayakan maka alternative yang akan digunakan untuk membangun transportasi masal di batam yakni sistem light rail transit (LRT) berupa monorail karena lebih simple dan efesien. Rencananya proyek monorail Batam akan dibangun dua jalur yakni Tanjunguncang-Batam Centre, sepanjang 17,7 kilometer dan Bandara Hang Nadim-Batuampar sepanjang 19,6 kilo meter.

Sedangkan proyek jalan tol rutenya direncanakan Batuampar-Mukakuning-Bandara Hang Nadim sepanjang 24 kilo meter dengan dua jalur dan dua lajur.
Kepala Biro Perencanaan BP Batam, Istono mengatakan, pembangunan monorail dan jalan tol sebenarnya sudah direncanakan sejak era Habibie menjabat Ketua Otorita Batam. Itu dilakukan untuk mengatasi kemacetan seiring dengan pertumbuhan ekonomi Batam yang terus meningkat.

Pada saat ini saja, beberapa ruas jalan di Kota Batam seperti di Pelita, Muka Kuning, Bengkong dan Baloi sering terjadi kemacetan layaknya Jakarta. Kondisi itu jika tidak diatasi akan semakin parah dan bisa berpengaruh negatif terhadap citra Batam sebagai kota Industri dan dikuatirkan investor bisa merelokasi pabriknya dari Batam ke tempat lain, sebab kemacetan bisa meningkatkan biaya produksi.

Sebagai daerah FTZ atau zona perdagangan dan pelabuhan bebas, maka ketersediaan infrastruktur mutlak diperlukan agar Batam bisa bersaing dengan kawasan sejenis di negara lain. Infrastruktur yang tersedia juga harus handal dan bertaraf internasional sebab sebagian besar investor yang menanamkan modalnya di Batam adalah investor asing.

Target Investasi

Djoko mengatakan, pada tahun 2012 ini saja, BP Batam menargetkan dapat menarik 100 investor asing ke Batam relatif sama dengan tahun 2011 dengan nilai investasi 141 juta dollar AS. Target itu dinilai wajar sebab inevestor global saat ini sedang melirik Asia untuk menanamkan modalnya setelah Eropa dan Amerika masih sibuk mengatasi krisis keuangannya. Untuk mengejar target tersebut, BP Batam akan memperbanyak promosi investasi ke Kawasan Asia seperti China, Korea, Jepang, Taiwan serta Rusia. Selain itu, kantor pemasaran BP Batam yang ada di luar negeri seperti di Singapura dan Jepang juga akan diberdayakan untuk menarik investor asing dari negara tersebut.

Pemimpin Bank Indonesia Batam, Elang Tri Praptomo mengatakan, Industri galangan kapal (shipyard) dan industri pendukungnya masih akan menjadi primadona yang akan menggerakkan ekonomi Batam secara umum, sedangkan sektor maritim akan menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang baru tahun 2012 ini jika dikelola dengan baik.

Saat ini terdapat lebih dari 100 perusahaan galangan kapal di batam dengan rata rata pengerjaan proyek pembuatan kapal sekitar 2 unit pertahun ditambah dengan perbaikan kapal. Untuk pengerjaan satu unit kapal saja dibutuhkan ratusan bahkan ribuan tenaga kerja sehingga industry ini wajar akan menjadi primadona bagi pertumbuhan ekonomi di Batam dalam beberapa tahun kedepan.

Walikota Batam, Ahmad Dahlan mengatakan, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Batam 2012 sebesar 1,414 triliun rupiah yang sebagian besar diperoleh dari pajak serta retribusi. Sebagian besar dana tersebut digunakan untuk belanja rutin dan sebagian kecil untuk belanja modal serta membiayai proyek proyek infrastruktur.

Untuk proyek infrastruktur yang dikerjakan Pemko Batam pada tahun ini lebih banyak digunakan untuk membuka keterisolasian sejumlah daerah hinterland dan membangun infrastruktur dasar seperti listrik dan air bersih di daerah tersebut.

Salah satu proyek yang akan dikerjakan adalah Fasilitasi Listrik Pedesaan yang telah berjalan sejak tahun 2002. Sampai saat ini proyek itu sudah membangun lebih dari 30 titik listrik di perkampungan dengan total 4.092 RTS di daerah Hinterland dan Mainland. Selain fasilitasi listrik, Pemko Batam juga akan mendanai sejumlah proyek jalan khususnya jalan desa yang belum dibangun dan belum memiliki aspal.

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Batam diperkirakan sama seperti tahun tahun sebelumnya yakni diatas rata rata nasional atau lebih dari 7,5 persen. Untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi, Pemko Batam diminta menjaga harga bahan pokok karena jika harga tidak terkendali bisa memicu inflasi.

Ketua Kadin Batam, Nada Faza Soraya mengatakan, Pemerintah Kota Batam harus mengeluarkan segenap tenaganya untuk menjaga harga barang khususnya kebutuhan pokok agar inflasi juga bisa terjaga. Jika inflasi terjaga maka upah pekerja juga tidak mesti naik setiap tahunnya, sehingga pengusaha bisa menjalani bisnis lebih tenang. Pasalnya, hampir setiap pembahasan mengenai UMK selalu ribut disertai dengan unjuk rasa yang membuat investor was was. Kondisi itu dapat menimbulkan citra negative terhadap Batam sehingga dikuatirkan investor hengkang atau memilih untuk membatalkan rencana investasinya di Batam. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar