Perayaan Imlek tahun 2.563 ini membawa harapan besar bagi etnis Tiong Hoa agar mendapat rejeki lebih besar sesuai dengan peruntungan Shio Tahun Naga Air yang diyakini bermakna rejeki akan terus mengalir seperti air.
Gempita tahun baru China atau Imlek sudah mulai terasa di Kota Batam yang juga memiliki banyak warga keturunan Tiong Hoa. Mereka, sebagian besar mendiami daerah sekitar Nagoya, Jodoh, Baloi, Penguin dan Windsor yang juga sebagai pusat perdagangan kota Batam. Tidak sulit mengetahui hunian mereka, karena sudah sejak awal Januari pernak pernik Imlek seperti Lampion dan replika Nenas lampion berjejer rapi dipasang di depan rumah warga suku Tiong Hoa tersebut.
Pemerintah Kota Batam juga memberi kepedulian dengan mendukung setiap kegiatan untuk perayaan Imlek, misalnya dengan menyediakan tempat di sepanjang jalan protokol kota Batam khususnya di daerah Nagoya dan Jodoh untuk dipasang lampu Lampion yang jumlahnya mencapai ribuan lampion.
Sementara itu, para pedagang yang menjual kebutuhan Imlek mendapat limpahan rejeki karena penjualanya meningkat signifikan, khususnya untuk produk buah buahan seperti bunga nenas, nenas, labu orange, jeruk dan lainnya. Selain itu, makanan mie yang disebut Fai I san juga banyak diserbu warga Tiong Hoa untuk disantap bersama keluarga di malam Imlek.
“Harga harga kebutuhan Imlek seperti buah naik 30-40 persen pada saat ini, seperti bunga nenas menjadi 10 ribu rupiah per buah dari 7.000 rupiah per buan, kemudian labu orange menjadi 15 ribu rupiah dari 10 ribu rupiah per buah,” kata salah seorang pedagang di Nagoya Batam, Jenny, Kamis (19/1).
Mahalnya harga buah tersebut karena harus didatangkan dari Singapura sebab petani di Indonesia tidak menanamnya.
Tokoh etnis Tiong Hoa, Rudy Chua mengatakan, perayaan Imlek tahun ini bersamaan dengan masuknya tahun Naga Air yang membawa makna dan harapan besar bagi suku Tiong Hoa. Pasalnya, Naga air diyakini membawa keteduhan dan rejeki diyakini mengalir seperti air.
“Imlek sebenarnya momentum untuk kumpul bersama keluarga dan tahun ini sangat special karena bersamaan dengan tahun naga air yang diyakini membawa peruntungan lebih besar,” kata Rudy yang juga anggota DPRD Provinsi Kepri.
Ketua Majelis Agama Khonghucu Indonesia (Makin) Kota Batam, JS Soedarmadi menjelaskan, tahun Naga Air mempunyai makna yang mendalam, sebab sifat maupun karakter Naga yang selalu dilambangkan sebagai sosok kuat nan perkasa, oleh karenanya individu yang lahir dengan Shio Naga Air sepanjang tahun ini akan menjadi Sang Penguasa, Raja Diraja diantara 11 shio lainnya. Naga Air membutuhkan waktu 60 tahun untuk kembali berkuasa, karenanya ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk kejayaannya, untuk kebaikan dan peruntungan nasibnya pada tahun ini.
Masa peruntungan seseorang dengan shio Naga sepanjang Tahun 2012, kata dia secara resmi dimulai pada 23 Januari 2012 dan berakhir 9 Februari 2013. Bagi shio lain yang bukan Naga tak perlu gentar apalagi takut menghadapi atau berbisnis dengan seseorang bershio Naga karena mereka bisa membaca watak Sang Naga yang punya kepribadian menarik, jujur dan obyektif. Kalau ke 11 shio lainnya mau bersikap sama maka mereka tidak akan mengalami kesulitan yang berarti berhadapan dengan Sang Naga, meski yang bersangkutan tahun ini berada di puncak kekuasaan.
Meski peruntungan pada tahun ini berpihak pada individu yang memiliki shio Naga, namun Soedarmadi meyakini bahwa berkah tahun naga air juga akan dirasakan semua orang. Untuk itu, setiap orang harus bekerja keras, jujur dan disiplin agar rejekinya mengalir seperti air.
Pada perayaan Imlek tahun ini, Soedarmadi berharap etnis Tiong Hoa khususnya generasi mudanya untuk lebih menghargai tradisi, sebab sebagian besar generasi muda saat ini banyak yang tidak menghargai tradisi leluhur. Selain itu, pengakuan Konghucu sebagai agama juga diperlukan generasi muda yang selama ini hanya meyakini Konghucu sebagai tradisi bukan agama. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar