BATAM – Otorita Batam atau Badan Pengusahaan FTZ Batam akhirnya mulai mengerjakan pengembangan pelabuhan Kontainer Batu Ampar setelah mendapat alokasi anggaran dari APBN senilai 366 miliar rupiah. Proyek multiyears itu akan menambah panjang dermaga menjadi 660 meter dengan kapasitas kontainer 400 ribu sampai 600 ribu TEU’s.
Tabel : Kapasitas Pelabuhan Kontainer Batu Ampar
Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Joko Wiwoho kepada Koran Jakarta mengatakan, pengembangan pelabuhan batu ampar mestinya sudah mulai dikerjakan tahun 2007 oleh investor asal Perancis yakni Compagnie Maritime Affretement-Compagnie Generale Maritime (CMA-CGM) setelah menang dalam tender yang dilakukan pada saat itu. Namun, akibat krisis financial yang terjadi di Eropa dan Amerika menyebabkan perusahaan itu mengalami masalah keuangan sehingga sampai saat ini belum melaksanakan proses pembangunan.
BP Batam sudah menanyakan kembali minat CMA-CGM untuk membangun Batu Ampar namun hingga saat ini tidak tanda tanda mulai dikerjakan. Untuk itu, BP Batam berencana melakukan tender ulang untuk menjaring investor baru guna mengerjakan pelabuhan tersebut.
“Kapasitas Pelabuhan Batu Ampar saat ini hanya bisa menampung 200 ribu TEU’s per tahun, tapi arus container saat ini sudah mencapai 350 ribu TEU’s sehingga pengembangannya mendesak untuk dilakukan,” kata Joko, Kamis (12/1).
Proses tender untuk mencari investor baru, kata Joko membutuhkan waktu lama sehingga pemerintah berinisiatif untuk berinvestasi dengan mengalokasikan anggaran sekitar 366 miliar rupiah dalam APBN untuk mulai mengerjakan pengembangan pelabuhan itu. Proyek pengembangan akan dilakukan selama tiga tahun dimulai tahun 2012 ini dan berakhir 2014.
Untuk tahap pertama pada tahun ini dianggarkan 63 miliar rupiah lalu pada tahun kedua 200 miliar rupiah dan sisanya dikerjakan tahun ketiga. Untuk proses pengerjaan tahun ini rencananya akan dimulai sekitar Juni hingga Agustus 2012 setelah diperoleh pemenang tender yang akan dilakukan pada Februari 2012.
Dalam proyek pengembangan itu, nantinya panjang dermaga sebelah utara akan ditambah menjadi 660 meter, kemudian kapasitas pelabuhan menjadi 400 ribu sampai 600 ribu TEU’s dari 200 ribu TEU’s saat ini, kapasitas sandar menjadi 35.000 DWT dan open storagenya menjadi 35 ribu meter persegi.
“Dalam proyek ini, nantinya juga akan dibangun dua buah craine yang bisa mengangkut container dengan kapasitas maksimal sehingga arus bongkar muat menjadi lebih lancer,” kata Joko.
Sementara itu, Ketua Kadin Provinsi Kepri, Johanes Kennedy menyambut baik rencana pengembangan pelabuhan Batu ampar sebab pihaknya memang sudah sejak lama meminta pemerintah untuk mulai mengembangkan pelabuhan itu seiring kondisi pelabuhan yang sudah kelebihan kapasitas. Meski demikian, Kennedy berharap pemerintah juga mengerjakan fasilitas pendukung lainnya seperti akses jalan dan fasilitas bongkar muat. Sebab kondisi jalan di pelabuhan batu ampar saat ini rusak dan dikuatirkan bisa mengganggu distribusi barang. Selain itu, fasilitas pendukung untuk bongkar muat juga perlu dilengkapi agar pengusaha tidak menunggu lama untuk membongkar atau memuat barangnya di pelabuhan.
Kadin Kepri sendiri sudah mengajak sejumlah investor asing untuk mau berinvestasi di pelabuhan tersebut, namun hingga saat ini BP Batam belum melakukan tender ulang.
Menurut Johanes, Kadin Kepri mendorong pengembangan Pelabuhan Kargo Batuampar sebab setiap tahun pelabuhan di Singapura menjadi tempat bongkar muat kurang lebih 35 juta TEUs (twenty feet equivalent units) per tahun yang 15 juta TEUs di antaranya dari dan ke Indonesia, padahal aktivitas bongkar muat itu bisa dilakukan di pelabuhan di dalam negeri seperti Batu Ampar. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar