Selasa, 27 Maret 2012

Menhan Resmikan Penggunaan Kapal Cepat Rudal 40



BATAM - Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro meresmikan penggunaan Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 yang diberi nama KRI Kujang dengan nomor lambung 642 di Pelabuhan Batu Ampar, Batam Kamis (16/2). Kapal yang dibangun di pabrik galangan kapal Batam tersebut merupakan bagian dari rencana pembelian 14 kapal rudal cepat oleh pemerintah hingga 2014.

Purnomo mengatakan, KCR 40 dibangun di perusahaan galangan kapal di Batam yakni PT Palindo Marine Shipyard dan bersamaan dengan KCR 40 juga dibangun tiga kapal lainnya di pabrik yang sama. Satu kapal sudah selesai pada April 2011 diberi nama KRI Clurit dan satu kapal lagi rencananya selesai Nopember 2012 sedangkan kapal ke empat selesai tahun 2013. Harga per unit kapal tersebut sekitar 75 miliar rupiah lengkap dengan sistem persenjataannya.

“Pemerintah berencana membeli 14 Kapal Cepat Rudal (KCR) dari produsen dalam negeri yang terdiri dari berbagai tipe hingga 2014. Pembelian kapal tersebut diharapkan dapat menambah kekuatan armada TNI Angkatan Laut sehingga bisa menjaga perairan Indonesia yang sangat luas,” katanya, Kamis (16/2).

Ditambahkan, 14 KCR yang rencananya akan dibeli pemerintah terdiri dari berbagai tipe dengan panjang antara 40 meter hingga 60 meter dan seluruhnya akan dibeli dari produsen di dalam negeri.

Khusus untuk KRI Kujang yang diresmikan penggunaanya kemarin memiliki spesifikasi panjang 40 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter. Dilengkapi dengan sistem propulasi fixed propeller 5 daun yang mampu berlayar dengan kecepatan 40 knot. Daya jelajahnya juga jauh karena kapal bisa menampung 50 ton bahan bakar dan 15 ton air tawar untuk kebutuhan awak kapal.

Kapal ini dibuat dengan baja khusus bernama High Tensile Steel produksi PT Krakatau Steel di bagian lambung, sedangkan bagian atas menggunakan alumunium alloy sehingga mampu menjaga keseimbangan atau stabilitas saat kapal dipacu dalam kecepatan tinggi. KRI Kujang merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang berfungsi menghancurkan target sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu cepat pula.

“Untuk sistem persenjataan, KRI Kujang dilengkapi dengan meriam kaliber 30 milimeter enam laras sebagai Close in Weapon System dan rudal antikapal C-705 buatan China,” kata Purnomo.

Industri Strategis

Menurut Purnomo, Pemerintah telah menganggarkan seperempat dari seluruh total anggaran pertahanan untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) atau sekitar 74 triliun rupiah. Jenis alutsista yang dibeli beragam, ada yang bergerak dan ada yang tidak bergerak. Seluruh alutsista yang akan dibeli pemerintah nantinya diharapkan akan dibeli dari produsen dalam negeri. Itu dilakukan untuk memacu pertumbuhan industri strategis nasional.

“Selain kapal, kita juga akan mengembangkan industri strategis untuk kekuatan udara dan darat. Prinsip kita adalah selain membangun industri dalam negeri juga membangun kekuatan TNI," katanya.

Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono membenarkan pernyataan Menhan dimana masing-masing kekuatan, baik Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara telah memiliki blueprint pertahanan untuk membangun kekuatan.

"Untuk memenuhi kekuatan pertahanan ada tahapan yang harus kita lalui," katanya. Tahapan itu juga digunakan untuk alat utama sistem persenjataan (alustsista) yang sudah uzur dan alutsista yang masih bisa digunakan untuk terus ditingkatkan kemampuannya. Terkait dengan Kapal cepat rudal, idealnya jumlah yang diperlukan negara sekitar 44 kapal hingga tahun 2024. Itu didasari atas luasnya wilayah perairan Indonesia sehingga dibutuhkan kapal yang cukup banyak untuk mengawasinya. (gus).

1 Lampirkan file| 140KB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar