BATAM – Perusahaan manufaktur asal Jepang yang memproduksi komponen tuner Radio Frequency (RF) untuk televisi dan Set-Top-Box, PT Nutune Batam dikabarkan menutup pabriknya yang berlokasi di kawasan industri Batamindo sekitar Maret ini disebabkan order yang terus merosot.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam, Rudy Sakyakirti mengatakan, pihaknya sudah mendapat informasi dari manajemen PT Nutune terkait rencana penutupan pabriknya di Batam. Langkah tersebut dilakukan karena order yang terus merosot sehingga manajemen tidak mampu lagi membayar karyawan. Perseroan sudah mengambil berbagai langkah untuk mempertahankan produksinya dengan mengurangi karyawan dari 3.000 orang pada tahun 2010 menjadi hanya 400 orang saat ini.
"Kami sudah menghubungi manejemen PT Nutune dan mereka mengatakan kemungkinan besar perusahaan akan tutup, karena sudah tidak lagi mendapatkan orderan," katanya, Senin (13/2).
Terkait dengan kewajiban manajemen terhadap pekerja, perseroan akan menjamin untuk memenuhi seluruh hak-hak karyawan sesuai aturan yang berlaku, jika memang perusahaan tersebut betul-betul berhenti produksi.
Humas Kawasan Industri Batamindo, Andi Mapisangke kepada Koran Jakarta mengatakan, belum mendapat informasi terkait rencana penutupan pabrik PT Nutune yang berada di kawasan industry Batamindo. Namun Andi mengatakan, saat ini memang banyak perusahaan asing yang terkena dampak krisis ekonomi yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat yang menyebabkan orderan turun. Akibatnya, aktivitas produksi terganggu, bahkan sejumlah perusahaan tidak lagi berproduksi sehingga terpaksa menutup pabriknya. Perusahaan yang beroperasi di kawasan industry Batamindo sebagian besar adalah perusahaan asing yang produksinya untuk di ekspor ke sebagian Eropa dan Amerika Serikat, oleh karenanya krisis ekonomi yang terjadi di kawasan itu sangat mempengaruhi aktivitas produksi perseroan.
Sementara itu, Direktur Pusat Layanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho mengatakan belum mendapat laporan tentang rencana penutupan pabrik PT Nutune. Namun, meskipun tutup kewajiban perusahaan itu terkait pajak dan hak pekerja harus dijalankan.
“Belum ada laporan tentang rencana pentupan pabrik PT Nutune,” kata Joko.
Koordinator Garda Metal Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Batam, Suprapto mengatakan, pihaknya sudah mendapat informasi tentang rencana penghentian produksi PT Nutune karena pihak manajemen sudah memindahkan sejumlah mesin produksi dan jumlah pekerja juga terus dikurangi.
“Informasi dari para pekerja di PT Nutune, pihak manajemen akan menghentikan produksi pada Maret 2012,” katanya.
PT Nutune merupakan perusahaan joint venture antara NXP dan Thomson yang berlokasi di Jalan Beringin Lot 213 Kawasan Industri Batamindo Mukakuning Batam. Perusahaan milik investor asal Jepang tersebut memproduksi komponen tuner Radio Frequency (RF) untuk televisi dan Set-Top-Box.
Jumlah karyawan perusahaan itu saat ini sekitar 400 pekerja jauh berkurang jika dibanding 2010 yang mencapai 3.000 pekerja.
Sebelumnya, perusahaan asal Jepang yakni PT Exas juga telah menghentikan kegiatan produksinya di Batam di awal tahun 2012 karena order yang juga terus merosot. Sedangkan PT Panasonic Batam telah menutup sebagian pabriknya di Batam dan mengurangi sejumlah pekerjanya. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar