Welcome to My Blog.. Selamat datang di Blog pribadi saya, semoga informasi yang disajikan bisa menambah pengetahuan rekan sekalian. Terimakasih, Agus Salim // 08192263032 // 0811702402
Minggu, 18 Desember 2011
APBD Batam Minim Investasi
Pemerintah Kota Batam memproyeksikan pendapatan tahun 2012 sekitar 1,25 triliun rupiah yang sebagian besar masih digunakan untuk belanja pegawai, sehingga dinilai sulit merealisasikan visi jangka panjang menjadikan kota ini sebagai kota dagang dan pelabuhan internasional dikarenakan minimnya belanja modal dan investasi.
Dalam nota keuangan dan rancangan APBD Kota Batam tahun anggaran 2012 pendapatan kota diproyeksikan 1,25 triliun rupiah, turun 0,70 persen dibandingkan 2011 yang 1,4 triliun rupiah disebabkan minimnya penerimaan pajak daerah. Sumber pendapatan berasal dari pendapatan asli daerah atau PAD dan dana dari Pemerintah Pusat.
Untuk pendapatan asli daerah sebagian besar masih diperoleh dari retribusi dan pajak, seperti pajak hotel yang ditargetkan memberi kontribusi pendapatan 40 miliar rupiah pada tahun 2012 kemudian pajak restoran 20 miliar rupiah, pajak hiburan 14 miliar rupiah, pajak reklame 3,5 miliar rupiah, pajak penerangan jalan 71 miliar rupiah, pajak mineral bukan logam dan batuan 1,4 miliar rupiah, pajak parkir 2 miliar rupiah dan pajak BPHTB 95 miliar rupiah.
Sementara itu, kontribusi pendapatan dari retribusi berasal dari retribusi jasa umum ditargetkan 27,6 miliar rupiah dan retribusi perijinan tertentu 5 miliar rupiah. Lalu ditambah dengan hasil pengelolaan kekayaan daerah 1,8 miliar rupiah dan pendapatan asli daerah lain lainnya yang ditargetkan 20 miliar rupiah terdiri dari jasa giro, hasil penjualan tiket, penerimaan bunga pinjaman, pendapatan tarif pelayanan kesehatan RSUD, pendapatan sewa Rusunawa (Rumah susun sewa pekerja) dan lainya.
Sedangkan dana dari Pemerintah pusat diperoleh dalam bentuk dana perimbangan yang ditargetkan 822 miliar rupiah, lalu dana bagi hasil bukan pajak 184 miliar rupiah dan DAU atau Dana Alokasi Umum 351 miliar rupiah. Kemudian ditambah lagi dana dari hibah 20,9 miliar rupiah, dana penyesuaian otonomi khusus 56,4 miliar rupiah, dana bantuan keuangan provinsi 31 miliar rupiah, dana tambahan penghasilan guru PNSD 4,9 miliar rupiah dan dana tunjangan profesi guru PNSD 17,4 miliar rupiah.
Pemerintah Kota Batam mengklaim sebagian besar pendapatan akan digunakan untuk belanja publik, namun Anggota badan anggaran (Banggar) DPRD Kota Batam, H. Irwansyah menilai belanja pegawai masih menempati urutan teratas yakni 60 persen, sebab dalam perhitungan anggaran di belanja publik terdapat komponen belanja pegawai seperti pembayaran gaji pegawai honorer.
“Kalau dilihat dari postur APBD 2012 tidak ada kejelasan baik dalam segi pelayanan, kemudian belanja pegawai masih lebih besar dari belanja publik, itu mencerminkan tidak adanya rasa keadilan pemerintah terhadap masyarakat,” kata Irwansyah.
Ketua lembaga swadaya masyarakat Barelang, Yusril mengatakan ada dua persoalan APBD Batam yang selalu terjadi setiap tahunnya yakni tidak adanya akuntabilitas dan besarnya biaya untuk belanja pegawai. Mestinya, pemerintah kota Batam lebih memprioritaskan belanja modal dan investasi untuk memperoleh pendapatan sebab Batam bukanlah daerah penghasil minyak dan gas atau sumber daya alam lainnya. Batam, kata dia hanya mengandalkan pendapatanya dari sektor jasa dan perdagangan sehingga investasi harus ditingkatkan. Selain itu, akuntabilitas penggunaan keuangan daerah juga harus ditingkatkan untuk mewujudkan prinsip pemerintahan yang baik (good governance).
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Kepri, Ir Cahya mengatakan, Pemerintah daerah mestinya memiliki strategi mencari pendapatan selain menarik pajak dari warga dan pengusaha. Pasalnya, penarikan pajak hanya membebani warga terlebih pelayanan yang diberikan pemerintaha masih minim.
“Selama ini pemerintah daerah kelihatan hanya memiliki satu strategi untuk memperoleh pendapatan yakni dengan menarik pajak, padahal masih banyak cara untuk mencari dana,” katanya.
Walikota Batam, Ahmad Dahlan mengatakan, Kota Batam tidak memiliki sumber daya alam sehingga pendapatannya hanya mengandalkan dari sektor jasa seperti pajak dan retribusi. Oleh karenanya pendapatan yang diterima sangat terbatas sehingga pemerintah harus fokus mendanai rencana kerjanya. Untuk menentukan rencana kerja, Pemko Batam senantiasa berlandaskan pada persoalan strategis untuk dicarikan solusinya. Persoalan strategis saat ini pertama, masalah pertambahan penduduk dan tingginya tingkat urbanisasi ke Batam.
“Pertambahan penduduk di Batam mencapai 8,6 persen dan merupakan salah satu yang tertinggi di Indonesia,” katanya.
Persoalan kedua, Batam sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional sehingga sehingga infrastruktur yang dibangun harus berstandar internasional. Ketiga, fungsi Batam sebagai daerah transshipment atau alih kapal belum tergarap dengan baik. Keempat, masalah keterbatasan lahan dan kelima infrastruktur dan transportasi harus dibenahi untuk mencegah kemacetan yang parah pada 2025 mendatang.
“PAD Kota Batam tahun 2012 ditargetkan 302 miliar sedangkan dana perimbangan dari pusat 822 miliar rupiah,” katanya, Rabu (14/12).
Selain persoalan tersebut, Pemerintah Kota Batam juga masih harus menghadapi persoalan kesehatan, pendidikan dan kemiskinan serta pengangguran. Persoalan itu harus dicarikan solusinya sehingga akan menyedot banyak anggaran pada tahun depan.
Ketua Kadin Batam, Nada Soraya mengatakan, pemerintah daerah mestinya memanfaatkan APBD untuk investasi disejumlah sektor strategis seperti pariwisata, sebab salah satu sector unggulan selain industri dan perdagangan adalah pariwisata. Itu tidak berlebihan karena Batam memiliki banyak obyek wisata yang layak jual, sayangnya belum dikelola secara professional sehingga belum berdampak pada pendapatan warga dan pemerintah.
Untuk itu, Pemerintah sudah saatnya membangun sejumlah infrastruktur di sejumlah obyek wisata andalan dan melakukan promosi agar masyarakat dunia mengetahui dan mau datang ke Batam. Salah satu obyek wisata yang belum dikelola secara baik adalah Pulau Abang, padahal pulau tersebut sangat indah dan tidak kalah dengan Bunaken serta Raja Ampat. Ironisnya transportasi menuju pulau tersebut masih sulit dan di obyek wisata itu juga belum dibangun tempat peristirahatan atau homestay dan penginapan. (gus).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar