Senin, 05 Desember 2011

Korban Tewas Akibat Aids di Batam Mencapai 52 Orang



BATAM – Jumlah warga Batam yang meninggal akibat virus HIV/Aids sebanyak 52 orang sepanjang Januari hingga Oktober 2011, jumlah itu lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu yang hanya 42 orang. Itu disebabkan makin maraknya tempat prostitusi.

Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Batam Pieter P Pureklolong mengatakan, tingkat kematian akibat virus Acquired Immune Deficency Syndrome (AIDS) kian mengkhawatirkan di Kota Batam dan jumlah yang tercatat sebanyak 52 orang meninggal dunia selama Januari sampai Oktober 2011. Jumlah itu lebih tinggi disbanding periode sama tahun lalu yang hanya 42 orang.

Namun, Pieter memperkirakan jumlah korban tewas akibat Aids bisa lebih tinggi karena banyak korban yang meninggal akibat Aids tidak dilaporkan keluarganya.

“Saat ada sekitar 118 penderita HIV/Aids di Batam dan dari jumlah itu sekitar 52 orang yang meninggal hingga Oktober ini, sedangkan yang terinfeksi tercatat 336 kasus HIV,” katanya, Rabu (30/11)

Menurut Pieter, tingginya korban meninggal akibat Aids disebabkan banyak faktor seperti, penanganan yang terlambat karena kebanyakan penderita Aids tidak mengetahui jika dirinya terkena virus HIV. Selain itu banyak juga korban yang tidak mau melaporkan dan mengobati penyakitnya secara rutin disebabkan takut dikucilkan masyarakat.

Sementara itu, jumlah warga Batam yang tercatat terinfeksi virus HIV saat ini mencapai 336 kasus dan jumlah itu tergolong tinggi dibanding kota lain di Indonesia. Tingginya kasus HIV disebabkan banyaknya kelompok rentan di Kota Batam yang dipicu maraknya tempat prostitusi.

Selain itu, gaya hidup heteroseksual serta seks bebas dan homoseksual juga ikut memicu tingginya kasus HIV di Batam. Posisi Batam yang sangat strategis dan berdekatan dengan Singapura serta Malaysia juga ikut memicu tingginya kasus HIV. Pasalnya, ribuan orang dari Singapura dan Malaysia datang ke Batam setiap harinya untuk berlibur dan sebagian dari para turis tersebut menggunakan jasa pekerja seks komersial untuk melakukan hubungan intim. Kebanyakan para PSK tersebut tertular virus HIV dari para turis itu dan selanjutnya menulari warga Batam lainnya.

Untuk mengurangi kasus HIV/Aids, pemerintah telah membuka sejumlah klinik khusus konsultasi dan pengobatan Aids di Batam. Sayangnya tidak banyak masyarakat atau penderita HIV yang menggunakan klinik tersebut untuk mengobati penyakitnya.Para PSK juga dihimbau untuk menggunakan alat pengaman atau kondom saat berhubungan intim dengan pasiennya.
“Kami berharap pemerintah tegas menutup tempat prostitusi dan menertibkan PSK yang banyak tersebar di kota Batam untuk mengurangi penyebaran virus HIV,” kata Pieter. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar