Rabu, 07 Desember 2011

Harga baja Naik 8 %

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memperkirkan harga baja dunia akan naik 8% tahun depan. Harga ini juga mempengaruhi volume jual perseroan pada level 10-13%.

Menurut Direktur Pemasaran Krakatau Steel Irvan K. Hakim, harga baja secara periodik mengalami peningkatan. Khususnya usai perayaan tahun baru China atau imlek di awal Februari 2012.

"Gambaran harga baja fluktuatif. Naik tahun depan tergantung eksternal. Biasanya setelah Chinese New Year naik, di akhir Januari atau awal Februari," ungkap Irvan di Jakarta, Kamis (8/12/2011).

Ia menambahkan, namun pada pertengahan diprediksi harga kembali mengalami penyesuaian. Dengan naiknya harga baja, perseroan pun optimistis dapat meningkatkan volume penjualan hingga 13% tahun depan.

"Tahun depan kami masih berharap mau memproduksi lebih besar. Jika tidak ada perubahan permintaan, maka asumsinya tumbuh 10-13%. Juga di volume penjualan," tambahnya.

Lanjut Irvan, tren harga baja dunia mengacu ke tiga kutub, yakni permintaan Eropa, Amerika, dan China. Saat permintaan naik, maka harga akan terkatrol.

"Saat ini harga baja sudah berada pada posisi terendah," tegasnya.

Sebelumnya, Irvan mengaku Krakatau Steel hanya akan bisa menjual baja sebesar 2 juta ton di 2011 atau meleset dari target perseroan 2,3 juta ton. Penyebab utamanya karena krisis Eropa yang mempengaruhi permintaan baja internasional.

"Tahun ini 2 jutaan ton. Targetnya 2,3 juta ton," ucapnya. Turunnya permintaan baja dunia akibat Krisis Eropa ikut memukul perseroan, sehingga produksi baja KS pun terpaksa diturunkan.

Pada periode Mei hingga Desember tahun ini, permintaan baja dunia sudah menurun menyebabkan harga di pasar jatuh ke titik terendah. Kedua faktor di atas membawa harga baja nasional berada di level US$ 700-710 cfr per ton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar