Minggu, 04 Desember 2011

Kondisi Batam Kondusif



BATAM – Aktivitas ekonomi dan industri di Kota Batam sudah kondusif paska unjuk rasa ribuan pekerja pada hari Kamis (24/11) dan Jumat (25/11) yang berakhir ricuh dan menimbulkan kerugian ditaksir miliaran rupiah akibat hancurnya sejumlah kendaraan dan fasilitas perkantoran pemerintah. Itu disebabkan telah tercapainya tuntutan buruh yang menginginkan Upah Minimum Kota (UMK) sama dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Kapolresta Barelang AKBP YS Widodo mengatakan, kondisi Batam secara keseluruhan sudah kondusif sejak Minggu (27/11) ditandai dengan mulai berjalanya aktivitas industri dan pertokoan serta pusat perbelanjaan juga sudah buka. Kepolisian memperkirakan perekonomian Batam kembali berjalan normal pada Senin ini.

“Polisi menahan 27 orang pada saat aksi unjuk rasa buruh karena mereka membawa besi, ketapel dan alat-alat lainya yang dipergunakan untuk melakukan tindakan anarkis seperti pengrusakan pos polisi, fasilitas umum dan kantor pemerintah,” katanya, Minggu (27/11).

Widodo menyesalkan tindakan buruh yang melakukan pengrusakan terhadap sejumlah fasilitas umum, pos polisi dan gedung pemerintah serta sejumlah kendaraan. Kejadian itu telah menimbulkan kerugian miliaran rupiah.
Walikota Batam, Ahmad Dahlan mengatakan, pihaknya belum menghitung jumlah kerugian akibat aksi unjuk rasa buruh tersebut karena masih dilakukan perhitungan. Sejumlah fasilitas pemerintah kota Batam yang dirusak antara lain, Gedung Walikota porak-poranda dan hampir seluruh kaca bagian depan hancur, di sisi sebelah kanan gedung tersebut mulai dari lantai I hingga lantai III hampir seluruh kacanya hancur, terutama ruang Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan Bank Riau yang berada di lantai I sisi kanan gedung Walikota. Pos Satpam di gerbang pintu utama Kantor Walikota juga hancur dirusak massa.

Sementara untuk aset bergerak, puluhan mobil termasuk Ambulan dan sepeda motor dinas milik Pemko Batam dirusak massa, bahkan diantaranya ada yang dibakar.

"Kita belum tahu berapa kerugian yang ditimbulkan oleh unjuk rasa yang dilakukan selama dua hari ini, kita belum menghitung berapa angkanya," katanya. Selain belum menghitung angka kerugian, Dahlan juga belum bisa memastikan dari mana sumber anggaran yang akan digunakan untuk memperbaiki atau mengganti fasilitas atau barang yang rusak itu.

Terkait lambatnya respon pemerintah yang menyebabkan buruh bertindak anarkis, Dahlan mengatakan hal itu tidak benar. Menurutnya, pada saat unjuk rasa hari pertama, dia bersedia menemui para buruh, namun tidak ada jaminan keamanan karena buruh sudah mulai anarkis.

Pada saat bersamaan, Pemerintah Kota Batam terus melakukan perundingan dengan pengusaha agar mau menyetujui angka UMK 2012 sama dengan angka KHL sesuai dengan keinginan para buruh. Namun pada saat itu pengusaha hanya bisa menaikan upah menjadi 1,2 juta rupiah dari sebelumnya yang 1.180 ribu rupiah. Para buruh sendiri menginginkan UMK 2012 sebesar 1,3 juta rupiah. Pada saat perundingan sedang dilakukan, para buruh sudah bertindak anarkis dan turun ke jalan dengan melakukan pengrusakan.

Atas kejadian kerusuhan itu, akhirnya Pemerintah Kota memutuskan untuk menetapkan UMK sesuai dengan KHL yakni 1,3 juta rupiah, sehingga diharapkan para buruh bisa kembali bekerja dengan tenang.

“Saya sudah menandatangani usulan UMK 2012 sesuai dengan KHL yakni 1,3 juta rupiah sehingga diharapkan buruh bisa kembali bekerja dengan tenang,” katanya.

Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Batam, Syaiful Badri mengatakan, tindakan anarkis yang dilakukan buruh dipicu lambatnya respon dari pemerintah terhadap tuntutan pekerja. Padahal, jika Pemko Batam mau bersikap tegas mestinya tidak ada keributan dan kerusuhan.

“Tahun lalu sudah disetujui bahwa UMK sama dengan KHL sehingga Pemko Batam mestinya bisa langsung menandatangani UMK 2012 sama dengan KHL yakni 1,3 juta rupiah,” katanya.

Kondisi Pariwisata

Sementara itu, kondisi pariwisata di Batam pada akhir pecan tidak terganggu meskipun adanya tindakan demo para buruh pada hari Kamis dan Jumat. Itu terlihat dari masih normalnya kedatangan para turis dari Singapura dan Malaysia ke Batam pada hari Sabtu dan Minggu.

Sekretaris Persatuan Golf Indonesia (PGI) Kepri, Enly yunaeni yang juga pengelola padang golf Southlink Batam, mengatakan meski citra batam sempat anjlok dua hari lalu, namun ternyata hal itu tidak mempengaruhi animo wisatawan untuk berakhir pekan di ladang golf di Batam.

"Sampai sekarang tak ada agenda turnamen turnamen yang dibatalkan. Mereka tetap main," kata Enly.

Di Soutlink sendiri saat ini pada hari Sabtu (26/11) sedang berlangsung turnamen golf yang diikuti sekitar 100 pegolf yang sebagian besar ekspatriat pekerja di sejumlah perusahaan di Batam dan Singapura.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri Guntur Sakti menambahkan, citra kota Batam tidak terganggu akibat aksi unjuk rasa itu, bahkan hingga saat ini belum ada informasi tentang adanya 'Travel Warning' dari Negara lain ke Batam.

"saya tegaskan tidak ada Travel Warning dari dari negara manapun yang melarang warganya berkunjung ke Batam. Hal itu diakui karena pemerintah di negara-negara tetangga yakin kondisi batam yang sebenarnya,” katanya. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar