BATAM – Polresta Barelang mencatat terjadi 2.119 kasus kejahatan di Batam sepanjang 2011 yang didominasi kejahatan pencurian. Tingginya tingkat kejahatan di Batam dipicu makin banyaknya pengangguran.
Kabag Ops Polresta Barelang, Kompol Moch Sholeh mengatakan, sepanjang tahun 2011 telah terjadi berbagai macam tindak kejahatan, baik itu kasus pencurian, pembunuhan, pencabulan, trafficking, narkoba, penipuan, penggelapan hingga kasus orang hilang di Kota Batam dan jumlahnya mencapai 2.119 kasus lebih tinggi dibanding tahun lalu.
“Dari 2.119 kasus kejahatan yang terjadi selama 2011, hanya 1.224 kasus yang terungkap atau sekitar 58 persen kasus yang selesai,” katanya, Rabu (28/12).
Sementara itu, kasus kejahatan yang paling banyak terjadi selama 2011 adalah kasus pencurian sebanyak 806 kasus. Kasus pencurian ini terbagi dari empat kategori yakni, curi biasa 331 kasus (215 kasus terselesaikan), curanmor atau pencurian sepeda motor 272 kasus (43 kasus terselesaikan), curas atau pencurian dengan tindakan kekerasan 107 kasus (32 kasus terselesaikan) dan curat 96 kasus (54 kasus terselesaikan).
Selain kasus pencurian, kasus penipuan dan kasus penggelapan termasuk tindak kejahatan yang sering terjadi di Batam, dimana berdasarkan data yang ada tercatat sebanyak 243 kasus penipuan (118 kasus yang terselesaikan) dan 125 kasus penggelapan (73 kasus terselesaikan). Tindak kejahatan terhadap anak juga menunjukkan angka yang cukup tinggi selama 2011 yakni 76 kasus pencabulan (69 kasus terselesaikan) dan 7 kasus traficking yang melibatkan anak dan pelajar (5 kasus terselesaikan).
Sementara itu, kasus penemuan mayat juga cukup tinggi di tahun 2011, dimana terdapat sebanyak 29 kasus penemuan mayat yang dilaporkan kepada pihak kepolisian dan dari angka tersebut hanya 17 kasus yang terungkap dan sebagian kecilnya adalah penemuan mayat atas kasus pembunuhan. Sedangkan kasus pembunuhan sendiri tercatat sebanyak tujuh kasus dan hanya empat kasus yang terungkap, dimana kasus tersebut didominasi Polsek Batam Kota, Batuaji, Lubuk Baja dan Sekupang. Salah satu kasus yang kini belum terungkap adalah kasus pembunuhan terhadap karyawan Massage Everyday di Hotel Sumber Rezeki dan satu kasus lainnya di daerah Batuaji.
Sedangkan kasus narkotika dan kasus psikotropika tercatat sebanyak 103 kasus, terdiri dari kasus psikotropika 75 kasus dan semuanya terselesaikan dan 28 kasus narkotika (26 kasus terselesaikan). Salah satu kasus terbesar yang berhasil diungkap dalam kasus psikotropika dan narkotika adalah kasus penangkapan warga Malaysia Shivabalan Thamilsaran, dan pengembangan kasusnya ditangkap warga Pantai Gading Innocen Conan dan seorang wanita warga negara indonesia dengan barang bukti shabu lebih kurang seberat 4 kilogram.
Salah satu factor yang memicu tingginya tingkat kejahatan di Batam disebabkan banyaknya pengangguran. Berdasarkan data dari Dinas tenaga kerja Batam jumlah pengangguran yang tercatat sebanyak 6 ribu orang dan angka itu bisa lebih tinggi lagi karena banyaknya warga yang tidak mencatatkan diri sebagai pencari kerja padahal orang tersebut menganggur.
“Yang terdaftar sebagai pencari tenaga kerja di Disnaker Batam lebih dari 6 ribu orang. Artinya jumlah pengangguran lebih dari jumlah itu. Karena banyak pengangguran saat ini yang tidak terdaftar. Banyak pencari kerja yang hanya bermodalkan ijazah tanpa memiliki keahlian,” kata Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Batam, Luhut Marbun.
Banyaknya para pencari kerja yang tidak mendapatkan pekerjaan disebabkan tidak memiliki pengalaman dan keahlian kerja selain itu juga disebabkan terbatasnya lowongan kerja yang ada. Untuk itu, Pemerintah Kota Batam menghimbau masyarakat yang ingin mencari kerja di Batam agar memiliki keterampilan dengan cara mengikuti pelatihan agar bisa mendapatkan pekerjaan. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar