NEW YORK - Harga minyak naik tajam untuk kedua hari berjalan pada Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), setelah data resmi menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah di Amerika Serikat jatuh jauh lebih besar dari yang diperkirakan.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, menguat 1,43 dolar AS menjadi 98,67 dolar AS per barel, lapor AFP.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari naik 98 sen menjadi 107,71 dolar AS.
Kenaikan terjadi karena persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, negara konsumen minyak terbesar dunia, jatuh sebesar 10,6 juta barel dalam pekan hingga 16 Desember, Departemen Energi AS mengumumkan.
Analis telah memperkirakan stok minyak mentah turun hanya 2,4 juta barel.
Penarikan cadangan minyak yang jauh lebih besar bisa mencerminkan meningkatnya permintaan, karena kegiatan dalam perekonomian meningkat.
Berita ekonomi menjanjikan dari Amerika Serikat dan Eropa telah mengirimkan harga minyak melonjak lebih dari 3,0 dolar AS pada Selasa, sementara ketegangan di produsen utama minyak mentah Iran menambahkan ke pembelian, kata para pedagang.
Di tempat lain, perusahaan-perusahaan minyak asing dan domestik akan diminta untuk bergabung dengan putaran selanjutnya pembicaraan pembagian pendapatan antara Sudan dan Sudan Selatan, seorang mediator utama untuk pimpinan perundingan Uni Afrika mengatakan Rabu.
Perusahaan yang diundang untuk hadir termasuk Nil Petroleum Corporation, sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Sudan Selatan, Petrodar Operating Company yang dikuasai China, Petronas dari Malaysia, Sudapet dari Sudan dan Sinopec China.
Juba dan Khartoum telah bertengkar tentang bagaimana berbagi kekayaan minyak sejak Sudan Selatan merdeka pada Juli, dengan mengambil 75 persen cadangan minyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar