Rabu, 07 Desember 2011

Pesona Pulau Abang


Keindahan bawah laut Pulau Abang di Kecamatan Galang Kota Batam tak kalah dibanding Bunaken atau Raja Ampat di wilayah Timur Indonesia. Sayangnya, potensi yang besar tersebut belum dikelola secara profesional.

Wilayah Pulau Abang terdiri dari beberapa pulau kecil yang melingkupinya dan sebagian besar perairan di daerah itu termasuk Taman Konservasi Terumbu Karang. Dijadikanya daerah tersebut sebagai daerah konservasi karena terdapat aneka ikan hias langka seperti teri hijau dan blue coral atau terumbu karang yang harus dilindungi untuk kepentingan ekosistem. Oleh karenanya, warga lokal mengandalkan sektor pariwisata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena mereka dilarang mengeksploitasi kekayaan alam di laut tersebut.

Sektor pariwisata di Pulau Abang mestinya bisa menghidupi masyarakat setempat karena potensinya yang besar, diantaranya wisata pantai, wisata diving dan snorkeling. Keindahan bawah laut Pulau Abang bahkan diakui sejumlah wisatawan yang pernah berkunjung ke daerah itu tak kalah dibanding Bunaken dan Raja Ampat.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam, Yusfa Hendri mengatakan, sejumlah artis dari Jakarta seperti Nadine Chandrawinata, Krisna Mukti, Okie Agustina, Alex Sutanto, Lola Amalia, Rizal Jibran, Intan Kusumanegara, Jamil Reza, Agung Rajak, Testi Anggraini, Samuel Soegito, Groza Subhahi pernah mengunjungi pulau Abang awal tahun ini. Mereka terpesona dan takjub dengan keindahan bawah laut di Pulau Abang, sehingga para artis tersebut melakukan kegiatan penyelaman dan snorkeling.

Perairan Pulau Abang memiliki 9 titik (spot) yang sangat ideal dijadikan sebagai tempat penyelaman dengan kedalaman 15-18 meter. Untuk bisa menikmati keindahan bawah laut di daerah itu, sebelumnya perlu mengetahui kondisi cuaca karena perubahan cuaca di daerah tersebut sering terjadi. Kondisi cuaca yang paling bagus melakukan Diving di Pulau Abang sekitar bulan Maret hingga Agustus ketika musim angin timur dan bulan September sampai Nopember saat musim angin barat. Pada saat itu, kondisi cuaca terbilang bersahabat dan arus di bawah laut tidak terlalu kencang, sehingga sangat nyaman untuk melakukan diving.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (Ka UPT) Kawasan Konservasi Laut Daerah Kota Batam, Hamdayani mengatakan, sejumlah turis mancanegara sering mengunjungi Pulau Abang seperti dari Singapore, Norwegia, philipina dan Malaysia. Para turis tersebut sangat menikmati keindahan bawah laut di perairan itu, sebab terdapat blue coral yang masih hidup dan aneka jenis ikan hias langka seperti ikan teri hijau dan berbagai ikan hias lainnya.

“Di Pulau Abang terdapat spesies karang yang langka yaitu blue coral yang tidak ditemukan di tempat lain dimana blue coral ini hanya hidup di perairan yang jernih dengan kualitas air yang bagus,” katanya.

Meski memiliki pesona menarik, sayangnya Pulau Abang belum dikelola secara professional, sebab untuk menjangkau daerah itu masih cukup sulit karena keterbatasan sarana transportasi. Untuk mencapai Pulau Abang hanya bisa dilakukan melalui pelabuhan rakyat di Pulau galang baru dengan cara menyewa perahu atau speed boat milik nelayan dan jarak tempunya sekitar 40-50 menit. Harga sewa perahu tergantung pada saat negosiasi. Selain itu, fasilitas pendukung seperti penginapan dan tempat kuliner juga belum tersedia.

Padahal sejak ditetapkan sebagai tempat Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang atau Coral Reef Rehabilitations and Management Program (COREMAP) pada tahun 2004, Asian Development Bank (ADB) telah mengucurkan dana miliaran rupiah untuk memberdayakan wilayah tersebut.
Pemerintah Kota Batam mestinya bisa lebih serius mengelola Pulau Abang sebagai obyek wisata yang diandalkan, terlebih Pemerintah Pusat baru baru ini telah menjadikan daerah itu sebagai salah satu destinasi wisata bahari nasional. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar