Presiden SBY mengakui penggunaan anggaran negara seringkali belum tepat sasaran dan banyak penyimpangan-penyimpangan. Tahun depan SBY meminta jajarannya untuk melakukan perbaikan.
Demikian disampaikan SBY saat Acara penyerahan DIPA dilaksanakan di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta, Selasa (20/12/2012).
"Mari kita melakukan evaluasi sekaligus tekad rencana aksi di tahun mendatang melakukan perbaikan-perbaikan atas penggunaan anggaran yang belum tepat," kata SBY.
Soal penyimpangan anggaran, SBY memercayakannya kepada BPK dan BPKP untuk menemukan adanya penyimpangan penggunaan anggaran.
Tahun depan, jumlah anggaran belanja pemerintah Rp 1.435,4 triliun atau naik 8,7% dari anggaran di 2011. Anggaran yang besar ini telah dibagi-bagikan jatahnya kepada para menteri, pimpinan lembaga negara, dan 33 gubernur seluruh Indonesia.
"Sebagai pejabat publik kita akan segera mengemban tugas yaitu untuk mengunakan anggaran negara yang dipertanggungjawabkan kepada kita mari kita laksanakan tugas itu penuh tanggung jawab agar semua sasaran pembangunan baik di pusat maupun di daerah dapat dicapai," tegas SBY.
SBY tak senang karena anggaran di tahun ini penggunaannya sangat rendah bahkan hingga November, penyerapannya hanya 71%.
"Saya yakin kalau belanja rutin, belanja pegawai akan teserap habis, bagus. Tetapi jauh lebih bagus apabila belanja barang dan belanja modal ini juga diserap habis. Apa artinya potret seperti ini? Dengan situasi seperti ini? Bahwa di tahun pembangunan 2011 kita sebenarnya kehilangan peluang untuk ekonomi kita tumbuh lebih tinggi lagi," kata SBY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar