BATAM – Proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pertama di Batam dengan kapasitas 110 mega watt yang menghabiskan dana sekitar 200 juta dollar AS diperkirakan mulai beroperasi pertengahan tahun 2012 karena setengah pengerjaan konstruksi sudah rampung saat ini. Dengan demikian krisis listrik di Bintan dan Tanjung Pinang Provinsi Kepri diharapkan terselesaikan karena sebagian listrik yang dihasilkan dari PLTU tersebut akan dijual ke daerah itu.
Manajer Komunikasi dan Publikasi PT PLN Batam, Agus Subekti mengatakan pengerjaan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung kasam yang dimulai awal tahun lalu sudah selesai 50 persen saat ini dan diperkirakan rampung pertengahan tahun 2012 dengan kapasitas listrik yang dihasilkan 55 Mega Watt, selanjutnya pengerjaan tahap kedua diperkirakan rampung akhir tahun 2012 dengan kapasitas listrik yang dihasilkan juga 55 Mega watt sehingga total daya listrik yang dihasilkan dari proyek itu 110 MW.
”Sesuai rencana pada triwulan kedua 2012 PLTU Tanjung Kasam sudah COD (comercial operation date) dengan kapasitas 55 Mega Watt,” katanya, Jumat (16/9).
Ditambahkan, beberapa tahap pekerjaan yang sedang dilakukan saat ini antara lain boiler (alat pembakar batubara), turbin house, dermaga pelabuhan, cerobong asap dan water pam house. Pekerjaan itu diprediksi rampung akhir tahun ini sehingga awal tahun depan sudah dilakukan persiapan untuk operasi.
Proyek PLTU Tanjung Kasam Batam dikerjakan oleh PT TJK Power yang merupakan perusahaan joint venture antara PT PLN Batam dan PT Petra Unggul Sejahtera dan mendapat pembiayaan atau pinjaman dari The Export Import Bank of China (Cexim Bank).
Menurut Agus, listrik yang dihasilkan dari PLTU Tanjungkasam nantinya akan digunakan untuk cadangan kebutuhan listrik di Batam dan sebagian akan di jual ke Pulau Bintan melalui jaringan Tanjung Uban. Untuk itu telah dibangun jaringan interkoneksi Batam -Bintan yang dilakukan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Sumatera Utara dan Riau. Pembangunan infrastruktur transmisi berkafasitas 150 kilo volt (KV) dari Tanjung Pinang ke Tanjung Uban tersebut akan selesai dikerjakan tahun 2011-2012. Selanjutnya dari Tanjung Uban ke Tanjung Kasam (Batam) akan selesai tahun 2012-2013. Jalur yang akan dilewati adalah Tanjung Kasam-Tanjung Taloh-Tanjung Uban (15 Km), Tanjung Uban -Sri Bintan (28Km), Sri Bintan-Air Raja (35 Km), Air Raja-Kijang (20 Km). Termasuk pembangunan gardu induk (GI) 150 kV Tanjung Uban, GI Sri Bintan, GI Air Raja dan GI Kijang.
Sekretaris Perusahaan PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN), Lutfi Nazi mengatakan semua pembangunan jaringan interkoneksi itu dikerjakan Perusahaan Listrik Negara dengan mendapat dana dari APBN. Ketika pembangunan PLTU selesai diharapkan jaringan interkoneksi juga sudah bisa dimanfaatkan karena sudah selesai pembangunannya.
"PLN Batam akan menjual daya listrik ke Bintan mengacu kepada UU No 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan," kata Lutfi.
Sebelumnya General Manager PLN Wilayah Riau-Kepri, Djoko R Abumanan mengatakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Bintan, Pemerintah Pusat akan memberikan subsidi 380 miliar rupiah kepada pelangan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Riau-Kepri. Untuk Tanjungpinang- Bintan saat ini telah tersedia daya 46 mega watt (MW) dan pengunaan baru mencapai 38 MW pada beban puncak. Namun PLN cabang Tanjungpinang hingga 31 maret 2011 memasang 8000 meteran baru, sebagai upaya memenuhi kebutuhan masyarakat terutama di Tanjungpinang. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar