Kamis, 29 Desember 2011

Cuaca Ekstrim Ganggu Perekonomian Kepri

BATAM – Cuaca ekstrim yang terjadi di Provinsi Kepulauan Riau sebagai dampak dari musim utara menyebabkan sebagian besar wilayah Kepri mengalami bencana banjir dan tanah longsor. Akibatnya, aktivitas perekonomian warga terganggu.

Musim utara yang terjadi di Kepri ternyata tidak hanya melumpuhkan aktifitas pelayaran, tetapi juga membuat roda perekonomian di daerah itu berjalan lambat. Seperti yang terjadi di Kecamatan Pulau Tiga, Natuna. Seluruh nelayan di daerah ini berhenti melaut, karena cuaca dan gelombang laut yang cukup tinggi. Para nelayan yang kesehariannya mencari nafkah hidup dari memancing ikan laut kini harus berlibur sampai batas waktu yang tak pasti.

Sekretaris Kecamatan Pulau Tiga, Hadisun mengatakan, akibat musim utara yang terjadi satu bulan terakhir, membuat semua aktifitas melaut masyarakatnya terhenti. Jikapun ada aktifitas melaut hanya dilakukan oleh sekelompok nelayan yang memiliki kapal motor berkapasitas besar.

"Sudah dua minggu belakangan ini nelayan tidak melaut, karena gelombang cukup besar. Disamping itu, cuaca mendung dan hujan deras terus menguyur tidak ada henti-hentinya," katanya, Rabu (28/12)

Selain menganggu aktivitas perekonomian warga, cuaca estrim juga menyebabkan sejumlah rumah warga di Desa Tanjung Kumbik Utara, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna roboh dan rusak parah akibat dihantam gelombang pasang.
Sementara itu, cuaca ekstrim yang terjadi di Kampung Agas, Tanjunguma kota Batam menyebabkan banjir rob di perumahan warga dan pasar menyebabkan aktivitas perekonomian warga terhenti.

“Banjir yang disebabkan air laut pasang tersebut juga membuat akses transportasi nyaris terputus,” kata salah seorang warga, Rahmi.
Menurutnya, banjir rob di daerah itu memang sudah biasa terjadi memasuki bulan Desember atau Januar, namun banjir yang terjadi tahun ini diperkirakan yang paling besar dan terjadi cukup lama. Kondisi itu menyebabkan sejumlah warga yang rumahnya kebanjiran memilih untuk mengungsi sementara ke rumah sanak keluarganya yang tidak terkena banjir.

Warga berharap, pemerintah bisa memberi perhatian, terutama memberi akses fasilitas pelantar permanen di kawasan ini. Selain itu, warga juga berharap pemerintah bisa mengatasi persoalan sampah yang menurut mereka berasal dari Pasar induk Jodoh dan daerah Nagoya yang dibuang sembarangan ke laut di wilayah Tanjunguma.

Di Kota Tanjung Pinang, hujan yang terjadi beberapa hari menyebabkan tanah longsor di Perumahan Graha Bintan Permai, Jalan Cinta Damai Blok D Nomor 2-3 dan 4 di Kampung Sidomulyo, Tanjungpinang Timur.

Walikota Tanjungpinang Suryatati A Manan mengatakan, hujan yang terjadi selama beberapa hari ini menyebabkan sejumlah wilayah di Tanjung Pinang banjir, dan untuk mengetahui wilayah yang terkena banjir saat ini sedang dilakukan pendataan.

“Pemerintah Kota Tanjung Pinang dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) telah turun melakukan pendataan. Dari data tersebut akan di alokasikan jumlah bantuan yang akan diberikan ke warga,” katanya.

Selain mendata lokasi bencana, Pemko Tanjung Pinang juga sedang mencari sumber masalah yang menyebabkan banjir. Itu dilakukan untuk mencari solusi mengatasi banjir di kemudian hari.

Cuaca ekstrim yang terjadi di Kepri juga menyebabkan sejumlah operator kapal laut memilih untuk menghentikan sementara kegiatannya. Itu disebabkan gelombang tinggi ditambah kecepatan angin diatas normal sehingga bila dipaksakan bisa menyebabkan kecelakaan. Terlebih beberapa minggu lalu, beberapa kapal nelayan dan penumpang mengalami kecelakaan di perairan Karimun. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar