Sabtu, 03 Desember 2011

Terumbu Karang di Perairan Kepri Memprihatinkan



ANAMBAS – Kondisi terumbu karang di perairan Arung Ijau dan Mangkait, Kecamatan Siantan Selatan Kabupaten Anambas Provinsi Kepulauan Riau memprihatinkan karena banyak yang rusak dan hancur akibat aksi nelayan yang mencari ikan menggunakan bom dan potas. Ironisnya belum ada tindakan pencegahan dari instansi terkait, meskipun kawasan tersebut masuk dalam zone konservasi.

Kepala Bidang Promosi, Dinas Pariwisata Budaya, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Anambas, Sofian mengatakan, kekayaan biota laut di Kepulauan Anambas merupakan potensi wisata yang sangat menjanjikan karena banyak terdapat terumbu karang dan aneka jenis ikan hias. Ironisnya, habitat tersebut terganggu dan rusak akibat ulah nelayan yang mencari ikan menggunakan bom dan potas.

Kerusakan terumbu karang diketahui dari hasil pantauan tim penyelam Disparbudpora dengan konsultan penyelam dari Jakarta beberapa waktu lalu. Dari pantauan diketahui bahwa pada kedalaman di atas 10 meter karang-karang di Arung Ijau dan Mangkait, Kecamatan Siantan Selatan sudah rusak. Untuk memperbaiki kerusakan terumbu karang itu dibutuhkan waktu lama dan biaya besar, sehingga intansi terkait perlu segera mengambil tindakan pencegahan.

“Selain disebabkan aksi nelayan setempat, kerusakan terumbu karang juga dilakukan nelayan asing yang sering menangkap ikan di perairan Anambas menggunakan pukat harimau dan bom ikan,” katanya, Kamis (17/11).

Pemerintah sendiri sebenarnya sudah mencadangkan 1,26 juta hektar wilayah perairan Anambas sebagai kawasan konservasi untuk menjaga ekosistem perairan tersebut yang sangat kaya dengan aneka biota laut dan ekosistem terumbu karang. Kawasan itu juga dikenal mempunyai potensi ikan napoleon (Cheilinus undulatus) dan menjadi habitat bagi penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu sisik (Eretmochelys).

Ditetapkanya perairan Anambas sebagai kawasan konservasi dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan beberapa waktu lalu dengan menamakan kawasan tersebut sebagai Taman Wisata Perairan Anambas. Kawasan itu selanjutnya menjadi tempat penelitian, budidaya, konservasi hayati, sekaligus pengembangan wisata bahari.

Ketua Lembaga Peduli Pariwisata Anambas (LPPA), Tamar Johan mengatakan, kerusakan terumbu karang dan biota laut tidak hanya terjadi di Anambas tetapi juga hamper terjadi di sebagian besar wilayah Provinsi Kepri. Itu tidak bisa dihindari karena luasnya wilayah laut Kepri yakni 96 persen dari total luas Kepri itu sendiri. Selain itu juga dipicu letak geografis Kepri yang berada di selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia yang membuat banyaknya kapal dagang melintasi laut Kepri dan sering membuang limbah minyak ke laut.

Beberapa isu lingkungan yang terjadi di perairan Kepri antara lain, kerusakan terumbu karang, Abrasi atau erosi terjadi dipantai yang terbuka terhadap rambatan gelombang yang dibangkitkan oleh angin. Abrasi yang intensif terjadi di pantai timur pulau Natuna saat bertiup angin muson utara – timur laut. Abrasi yang intensif juga terjadi di pantai timur pulau-pulau kabupaten karimun, akibat adanya penambangan pasir laut di dasar perairan tersebut. Abrasi terjadi akibat penggalian yang intensifnya hantaman gelombang karena berkurangnya peredaman energi dan gelombang.

Kerusakan yang paling parah terjadi pada terumbu karang, padahal sejak dahulu penduduk yang tinggal di dekat pantai berhubungan dengan terumbu karang dalam kondisi yang harmonis. Namun dalam beberapa waktu terakhir ini, dengan adanya teknologi baru dan naiknya permintaan terhadap produksi laut menyebabkan terumbu karang menjadi obyek dari perusakan yang serius.

“Banyak ilmuwan melihat bahwa penyebab utama kerusakan terumbu karang adalah manusia (anthropogenic impact), misalnya melalui kegiatan tangkap lebih (over-exploitation) terhadap hasil laut, penggunaan teknologi yang merusak (seperti potassium cyanide, bom ikan, muro ami dan lain-lain), erosi, polusi industri dan mismanajemen dari kegiatan pertambangan telah merusak terumbu karang baik secara langsung maupun tidak langsung,” katanya. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar