Industri pariwisata hingga saat ini masih dikelola secara parsial sehingga belum memberi dampak positif pada pertumbuhan ekonomi di daerah, padahal potensinya cukup besar untuk menggerakan roda ekonomi. Untuk itu dibutuhkan perubahan cara pandang dalam mengelola industri yang multi complex dan multiflier effect tersebut agar lebih terintegrasi.
Direktur Batam Tourism Board yang juga Direktur Eksekutif Kadin Kepri, Rahman Usman mengatakan, pemerintah dinilai belum serius mengelola bisnis pariwisata sehingga potensi pasar yang sangat besar belum mampu diserap. Padahal, industri itu memiliki daya dorong yang sangat kuat untuk menggerakan ekonomi nasional karena sipatnya yang multi complex dan multiflier effect, artinya memberi dampak positif pada semua orang atau lintas sektoral.
“Contohnya pariwisata di Provinsi Kepri, potensi pasar wisatawan asing sekitar 30 juta orang pertahun hanya dari Malaysia dan Singapura, namun penyerapanya saat ini tidak lebih dari 10 persen saja,” katanya kepada Koran Jakarta, Rabu (23/11).
Belum bangkitnya industri pariwisata nasional, kata Rahman disebabkan pemerintah masih berpikir parsial dalam mengelola bisnis tersebut, sehingga masing masing Departemen yang ada tidak saling mendukung. Contohnya saja, pihak Bea Cukai masih menggunakan kekuasannya untuk menakut nakuti penumpang yang datang ke Indonesia dengan cara menggeledah secara berlebihan barang bawaanya. Lalu, kantor imigrasi yang tidak cekatan dalam pengurusan passport dan visa. Kondisi itu menyebabkan para wisatawan asing takut atau was was untuk datang ke Indonesia, sehingga memilih Negara lain untuk berlibur.
Mestinya, stakeholder atau pemangku jabatan dari setiap Departemen terkait berpikir tourism artinya, berniat sungguh sungguh untuk melayani dan berusaha menjadi tuan rumah yang ramah bagi setiap pendatang, bukan justru malah menakut nakuti.
“Faktor penghambat majunya industri pariwisata nasional antara lain, sikap aparat yang tidak ramah, tidak adanya inovasi produk dan kurangnya kemasan yang menarik dari setiap obyek wisata yang ada. Selain itu, pemerintah daerah juga kurang menyediakan informasi yang rinci tentang obyek wisata andalannya,” kata Rahman.
Pelaku industri pariwisata juga diharapkan bisa lebih aktif menjual produknya dengan cara memperbanyak melakukan inovasi produk dan memperbaiki kemasan. Selain itu, infrastruktur dan akses menuju tempat wisata juga harus disempurnakan agar para wisatawan mudah menjangkau obyek tersebut. Kemudian , promosi harus dilakukan secara berkelanjutan agar para wisatawan mudah mengakses peta wisata yang ada di daerah.
Menurut Rahman, jika dibanding dengan Negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia maka Indonesia masih belum maksimal mengelola industri tersebut. Pemerintah Malaysia dan Thailand, sangat sadar bahwa industri pariwisata adalah urat nadi ekonomi kerakyatan, yang kini berbasis pada jutaan usaha kecil menengah. Karena itu, kedua negara tersebut sangat serius membangun industri pariwisata mereka. Pemerintah Thailand bahkan berani menindak tegas siapa saja yang mencoba atau melakukan gangguan keamanan yang menggangu para turis asing. Jaminan keamanan itu telah diwujudkan dengan menindak tegas pihak-pihak yang melakukan tindak anarkhis (kerusuhan), kriminalitas dan aksi terorisme.
Potensi Batam
Menurut Rahman, Indonesia dengan segala potensi lokal budaya (wisata budaya), keanekaragaman agama (wisata religi), dan potensi alam (wisata alam) yang begitu besar seharusnya dapat menjadi peran utama dalam industri kepariwisataan di kawasan regional. Ironisnya, industri pariwisata nasional justru kalah dibanding Negara tetangga karena pengelolaanya yang belum terintegrasi.
“Kesadaran kolektif tentang arti penting sektor pariwisata bagi ekonomi kerakyatan benar-benar diperlukan dalam membangun sebuah industri pariwisata, untuk itu aksi aksi yang menakuti wisatawan harus dihentikan seperti aksi terorisme dan sikap aparat yang tidak ramah,” katanya.
Walikota Batam, Ahmad Dahlan menyadari pentingnya industri pariwisata dalam menggerakan roda ekonomi di daerah. Untuk itu, Pemerintah Kota Batam berupaya menjadi pintu gerbang bagi turis asing yang ingin bepergian ke sejumlah tempat wisata di Sumatra.
“Batam diharapkan menjadi pintu gerbang atau gate way bagi turis asing yang akan bepergian ke sejumlah obyek wisata di Sumatra,” katanya.
Selain menjadi pintu gerbang bagi industri wisata di Sumatra, Batam juga berupaya keras untuk menjual produk wisata andalanya sendiri seperti wisata pantai, budaya dan sejarah. Untuk itu, target jumlah kunjungan wisatawan asing diproyeksikan meningkat setiap tahunnya, dan tahun ini ditargetkan 1,15 juta wisatawan mancanegara. Target itu optimistis bisa dicapai karena hingga September saja sudah diperoleh 836 ribu wisatawan asing.
Untuk mencapai target tersebut, kata Dahlan, Pemerintah Kota Batam telah anggaran lebih dari 20 miliar rupiah dari APBD. Selain itu kerjasama dengan pihak swasta terus dilakukan, misalnya dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI). Untuk itu, beberapa waktu lalu, Pemerintah Kota Batam mengadakan pelatihan dan sertifikasi kompetensi pramuwisata Kota Batam.
Kegiatan itu dilakukan untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata yang sesuai dengan standar kompetensi nasional tour guide. Itu perlu dilakukan mengingat pentingnya peran pemandu wisata dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing.
Menurut Dahlan, sektor pariwisata kedepanya akan menjadi industri andalan bagi kota Batam karena potensinya yang cukup besar didukung banyaknya obyek wisata yang layak dijual. Beberapa obyek wisata andalan kota Batam antara lain, wisata pantai yang ada dihampir setiap penjuru kota Batam, wisata sejarah di Pulau Galang yakni tempat penampungan pengungsi Vietnam jaman dahulu, Jembatan Barelang yang menjadi Ikon Kota Batam, Wisata intercity, wisata belanja yang didukung banyaknya pusat perbelanjaan, wisata budaya berupa kunjungan ke sejumlah perkampungan masyarakat melayu.
Batam juga memiliki sejumlah resort berkelas dunia yang bisa dijadikan tempat peristirahatan yang nyaman dan aman bagi turis asing. Di tempat itu, para turis juga bisa menikmati ombak pantai dengan melakukan olah raga ski. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar