Jumat, 02 Desember 2011

BP Batam Gandeng Lion Air Kembangkan Bandara Hang Nadim



BATAM – Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam yang dulu bernama Otorita Batam mengandeng Perusahaan penerbangan Lion Air mengembangkan Bandara Internasional Hang Nadim sebagai pusat pemeliharaan pesawat dan fasilitas perhubungan dengan investasi awal sekitar 100 juta dollar AS.

Kepala BP Batam Mustofa Widjaja mengatakan, BP Batam terus melakukan investasi untuk meningkatkan kapasitas bandara sebagai salah satu bandara internasional di Indonesia. Untuk itu, telah disiapkan investasi miliaran rupiah untuk membangun berbagai fasilitas dan infrastruktur. Selain melakukan pengembangan sendiri, BP Batam juga menganden investor untuk bekerjasama mengembangkan pelabuhan tersebut, salah satunya perusahaan penerbangan Lion Air yang sudah menyiapkan investasi sekitar 100 juta dollar AS sebagai tahap awal untuk membangun pusat pemeliharaan dan fasilitas perhubungan lainnya.

“Kami menyambut gembira dengan keputusan Lion Air sebagai maskapai penerbangan nasional terbesar di Indonesia untuk membangun hanggar perbaikan pesawatnya di Batam. Hal itu menandai era baru tahapan pengembangan bandara Hang Nadim dari hanya melayani pelayanan penumpang (passenger) dan barang (cargo), tetapi kini sudah mampu untuk melayani perawatan dan perbaikan (maintenance) pesawat,” katanya, Senin (31/10).

Pada tahap pertama kerjasama itu, Lion Air akan menyewa lokasi di bandara Hang Nadim selama 25 tahun dengan tarif 300 ribu rupiah per meter persegi. Lion Air rencananya akan memulai pembangunan pada bulan Desember 2011 dan hanggar tersebut direncanakan mulai beroperasi pada bulan November—Desember 2012 yang mana pada tahap pertama akan melayani perawatan pesawatnya sebanyak 2 buah pesawat.

Saat ini Lion Air baru memiliki hanggar pesawatnya di bandara Juanda Surabaya (Jawa Timur) yang bersifat temporary (sementara) dan rencananya hanggar yang dibangun Batam akan dijadikan sebagai hub untuk perawatan pesawat operasional di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Namun dengan dibangunnya hanggar di Batam dengan luas yang mencukupi, tidak menutup kemungkinan bagi Lion Air untuk memindahkan semua perawatannya di satu tempat, yaitu di Batam dengan pertimbangan penghematan dan nilai investasinya, baik dari segi peralatan maupun kualitasnya.

“Dipilihnya bandara Hang Nadim Batam oleh Lion Air karena selain fasilitas yang telah tersedia, juga karena saat ini Pulau Batam telah menjadi kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (Free Trade Zone) yang didukung pelayanan birokrasi yang probisnis,” kata Mustofa.

Dengan investasi Lion Air tersebut, kelak akan menyerap tenaga kerja yang cukup besar, sehingga akan membantu percepatan pertumbuhan ekonomi Batam dan Kepulauan Riau pada umumnya.

Direktur Utama Lion Air, Rusdi Kirana mengatakan, pihaknya telah secara resmi berinvestasi di Batam di bidang jasa dengan membangun sarana pemeliharaan pesawat dan fasilitas perhubungan lainnya dengan lahan seluas 4 hektar yang berlokasi di areal kawasan bandara internasional Hang Nadim.

Kesepakatan investasi Lion Air telah dituangkan dalam naskah perjanjian yang ditandatangani bersama antara Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam), Mustofa Widjaja dengan pada tanggal 28 Oktober 2011 di ruang pertemuan Kepala BP Batam lantai 8, Batam Centre, Batam.

Menurut Rusdi, pertimbangan Lion Air untuk membangun hanggar perbaikan pesawat karena setelah memasuki usia 12 tahun, perseroan telah mengoperasikan 90 buah pesawat dan rencananya pada tahun 2017 akan mencapai 230 hingga 240 pesawat. Saat ini, perseroan sedang melakukan 500 penerbangan domestik dalam satu hari dari Lhokseumawe (Aceh) hingga ke Nabire (Papua) dengan jumlah penumpang mencapai 80.000 orang per hari dan diharapkan pada akhir tahun 2012 mampu melayani penumpang hingga 100.000 orang per hari. Dengan pertimbangan tersebut maka dibutuhkan hanggar untuk perawatan dan perbaikan pesawatnya.

“Kami sudah mencari lokasi yang sesuai untuk pembangunan hanggar yang dibutuhkan ke berbagai wilayah di Indonesia. Namun akhirnya Lion Air memilih bandara internasional Hang Nadim Batam sebagai lokasi yang sesuai dengan fasilitas area yang luas dan runway yang terpanjang di Indonesia,” katanya.

Fasilitas yang dimiliki bandara internasional Hang Nadim antara lain dengan panjang runway 4.025 meter dan mampu didarati pesawat berbadan lebar sekelas Boeing 747, apron seluas 110.541 m2, terminal yang dilengkapi dengan empat garbarata dengan daya tampung sebanyak 3.300.000 orang dan kapasitas penyimpanan barang sebanyak 16.230 ton, serta kapasitas penyimpanan bahan bakar sebanyak 52.000 kiloliter akan semakin lengkap dengan ikut andilnya Lion Air untuk membangun sarana pemeliharaan pesawat dan fasilitas perhubungan lainnya.

Dengan dibangunnya hanggar tersebut, perseroan dapat menghemat biaya operasional perawatan pesawat dan nantinya akan dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar serta akan melakukan alih teknologi di bidang penerbangan.

“Kami berharap kerjasama antara BP Batam dengan Lion Air, tidak hanya pada pembangunan sarana pemeliharaan pesawat untuk kebutuhan Lion Air saja, tetapi juga akan berkembang untuk melayani perbaikan armada pihak ketiga,” katanya.

Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Hubungan Masyarakat BP Batam, Dwi Joko Wiwoho kepada Koran Jakarta mengatakan, setelah ditandatanganinya kerjasama investasi antara BP Batam dan Lion Air maka BP Batam akan segera membangun sejumlah fasilitas pendukung hanggar tersebut.

Lion Air juga berencana membuka sejumlah tujuan penerbangan internasional dari Batam sehingga selain melayani tujuan domestik, nantinya Bandara Hang Nadim akan segera membuka penerbangan internasional ke berbagai negara. Selain Lion Air, Garuda juga berencana membuka sejumlah tujuan internasional dari Bandara Hang Nadim Batam. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar