REMBANG - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memantapkan
sejumlah langkah untuk merealisasikan pembangunan pabrik baru yang berkapasitas
3 juta ton semen per tahun di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Pada hari ini Sabtu (16/2/2013), Perseroan
melakukan prosesi Penyiapan Lahan Tambang yang dihadiri Gubernur Jateng Bibit Waluyo dan Bupati
Rembang M. Salim.
Dalam kesempatan ini
perseroan memberikan bantuan sebanyak 4000 paket sembako yang setiap paketnya
terdiri atas 5 kilogram beras, 1 kilogram gula, 5 bungkus mie instan, sebuah
selimut.
Paket Sembako
tersebut diberikan kepada 7
Desa di Kecamatan Gunem Yakni
: Pasucen, Timbrangan, Suntri, Dowan, Tegaldowo, Kajar dan Desa Jatisari Kecamatan Sale. Selain itu perseroan juga memberikan bantuan kepada Balai Desa Tegaldowo
senilai Rp 160 Juta dan Desa Kadiwono senilai Rp 150 Juta, sehingga total
pemberian senilai Rp 800 Juta
Rupiah.
Dwi menuturkan “Pemberian
bantuan sembako melalui program CSR ini sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan
kepada masyarakat sekitar karena meningkatnya kinerja perseroan tak luput dari dukungan masyarakat sekitar”.
Selain itu pada
Jumat (15/2/2013) dalam rangka
Tasyakuran juga digelar pagelaran
wayang kulit oleh Dalang Purboasmoro dengan lakon Bangun Candi Sapto Argo. ”Pementasan
wayang tersebut merupakan simbol bahwa dalam operasi bisnisnya, perseroan
senantiasa berupaya membangun harmoni dengan kultur masyarakat setempat, sehingga
tercipta satu pemahaman bersama antara perusahaan dan masyarakat,” ujar
Direktur Utama Semen Indonesia, Dwi Soetjipto.
Dwi menuturkan, saat ini perseroan telah menuntaskan
pengadaan lahan seluas sekitar 200 hektar dengan kemampuan tambang setara
deposit 30 tahun. Perseroan saat ini tengah memproses tukar-menukar kawasan
hutan di Rembang dalam skema pinjam pakai yang mengharuskan Semen Indonesia
menyiapkan lahan yang siap dihutankan sebagai ganti dari wilayah hutan yang
akan digunakan untuk kepentingan produksi perseroan..
”Kami terus berkoordinasi dan meminta pertimbangan teknis
dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM serta
Kementerian Kehutanan sebagai otoritas kehutanan. Kami selalu taat pada aturan
yang menunjukkan setiap investasi perseroan adalah investasi yang bertanggung
jawab,” kata Dwi.
Selain lahan, perseroan juga telah melakukan proses pengadaan
peralatan utama pabrik baru tersebut. Lebih dari 85 persen proporsi material
pabrik ditunjang oleh peralatan-peralatan yang dihasilkan di dalam negeri (local
equipment). Konstruksi sipil, pemasangan mesin dan peralatan, serta elektrikal
dan instrumentasi dari pabrik ini 100 persen akan dikerjakan oleh kontraktor
dalam negeri dengan nilai investasi mencapai Rp 3,7 triliun.
”Sebagaimana pabrik-pabrik kami terbaru lainnya, pabrik
Rembang ini juga dikerjakan secara swakelola. Pabrik ini tidak hanya menjadi
kebanggaan Grup Semen Indonesia, tapi juga menjadi kebanggaan nasional karena
menjadi bukti bahwa industri manufaktur, permesinan, dan konstruksi lokal telah
mampu mewujudkan pabrik berkelas dunia,” kata Dwi.
”Untuk menjaga keberlanjutan lingkungan, kami akan terus
mendorong penggunaan energi alternatif biomass seperti sekam padi,
serbuk gergaji, cocopeat, dan limbah tembakau untuk menggantikan
sebagian batubara,” terang Dwi.
Konstruksi pabrik akan dimulai pada kuartal pertama 2013
sampai kuartal pertama 2016 yang melibatkan sekitar 3.500 tenaga kerja proyek. Commissioning
pabrik ditargetkan pada awal 2016. ”Kami targetkan pabrik sudah bisa beroperasi
penuh mulai kuartal ketiga 2016,” ujar Dwi.
Dengan tambahan pabrik baru di Rembang, Sumatera Barat serta pabrik-pabrik baru
lainnya, kelompok perusahaan semen terbesar di Indonesia ini akan mempunyai
kapasitas 36,5 juta ton per
tahun pada 2016. ”Peningkatan kapasitas produksi dilakukan secara terukur
merupakan salah satu strategi perseroan untuk mempertahankan posisi market
leader di industri semen nasional. Peningkatan kapasitas produksi juga
sebagai bagian dari tanggung jawab perseroan untuk menopang pertumbuhan ekonomi
nasional dengan memenuhi permintaan semen yang terus meningkat,” ujar Dwi.
Terkait kinerja,
sepanjang 2012, perseroan mampu menjual 22,5 juta ton semen, meningkat 14,7
persen dibanding realisasi penjualan 2011 sebesar 19,6 juta ton. Pertumbuhan
penjualan Semen Indonesia mampu melampaui rata-rata pertumbuhan industri semen
secara nasional yang hanya 14,5 persen.
Hingga September
2012, Semen Indonesia membukukan pendapatan sebesar Rp 13,677 triliun,
meningkat 17,7 persen dibanding periode yang sama tahun 2011. Kinerja
menggembirakan tersebut membuat laba bersih perseroan hingga September 2012
melonjak 22,8 persen menjadi Rp 3,38 triliun. Adapun kinerja hingga Desember
2012 saat ini masih dalam tahap audit. (gus)