Senin, 18 Februari 2013

Menjadikan Potensi Industri Galangan Kapal Menjadi Obyek Wisata


 
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sedang mengaji dan mengemas peluang wisata industri galangan kapal di Kota Batam yang jumlahnya mencapai puluhan perusahaan untuk dijadikan sebagai obyek wisata andalan.
 
Gubernur Kepri, H.M Sani mengatakan, Industri galangan kapal yang berdiri di sepanjang bibir pantai Pulau Batam memiliki keunikan sendiri dan cukup prospektif dijadikan obyek wisata yang bisa menarik wisatawan asing untuk berkunjung. Itu juga selaras dengan keinginan Menteri Negara Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya saat berkunjung ke Batam yang menyarankan agar pemerintah daerah mengembangkan pariwisata galangan kapal.

“Wisata galangan kapal bisa dikemas bersama antara wisata pendidikan dan lingkungan, dan itu cukup menarik bagi turis asing untuk berkunjung,” katanya.
 
Ditambahkan, industri galangan kapal dengan puluhan kapal besar bersandar merupakan pemandangan yang indah dan jika ditambah dengan fasilitas bagi turis akan menjadi obyek wisata menarik. Jika pemerintah kota Btam mau mengembangkan galangan kapal menjadi objek wisata, maka akan menambah capaian kunjungan wisatawan mancanegara.

Selama ini, puluhan perusahaan galangan kapal di bibir pantai pulau Batam tidak manfaatkan secara maksimal selain untuk produksi dan perbaikan kapal. Padahal banyak negara yang sudah mengembangkan industri galangan kapal menjadi obyek wisata andalan. Untuk memulainya, harus ada kerjasama antara perusahaan galangan kapal dengan pemerintah.
 
Pemerintah daerah juga harus menyiapkan anggaran untuk membangun sejumlah fasilitas bagi turis di kawasan industri galangan kapal serta membuat paket tour bekerjasama dengan perusahaan pariwisata. Sani optimistis jika dikelola secara professional akan banyak turis yang berkunjung ke kawasan industri galangan kapal tersebut.
 
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam, Yusfa Hendri mengatakan, ide untuk mengembangkan wisata touring ke industri galangan kapal cukup menarik dan pihaknya akan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan perjalanan pariwisata untuk membuat paket tour tersebut. Hanya saja, pihak perusahaan galangan kapal harus mendukung secara penuh program itu dengan member akses bagi para turis untuk melihat lihat kawasan pembuatan kapal tersebut.
 
Saat ini terdapat lebih dari 70 perusahaan galangan kapal internasional yang berdiri di Batam. Perusahaan tersebut rata rata membuat sekitar 2 hingga 4 kapal ukuran besar setiap tahunnya. Banyaknya perusahaan galangan kapal di Batam menjadikan daerah ini sebagai produsen kapal utama di tanah air dengan nilai ekspor 1,01 miliar dolar AS di bulan pertama tahun 2012.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kepri Johanes Kennedy mengatakan, di bidang produksi kapal, Batam sudah menjadi leading sector di Indonesia. Produksi kapal-kapal dari Indonesia khusus untuk tugboat dan kapal-kapal kecil sebagian besar dihasilkan galangan kapal di Batam.
Selain untuk ekspor, produksi kapal dari perusahaan yang ada di Batam juga untuk memenuhi pasar Tanah Air. Ia mengatakan, banyak kapal-kapal yang digunakan petugas di bidang kelautan yang menggunakan kapal buatan Batam. Selain itu banyak juga pengusaha bidang kelautan di Indonesia yang mendatangkan kapalnya dari Batam.

Selama ini, kata Jhon belum terpikir oleh pihak swasta untuk mengangkat kawasan industri galangan kapal sebagai obyek wisata yang layak jual. Namun, jika Pemerintah daerah mau mengembangkanya diyakini akan mendapat dukungan dari swasta khusunya pemilik perusahaan galangan kapal.

“Pengembangan industri galangan kapal sebagai obyek wisata merupakan sesuatu yang baru dan mestinya dikemas dengan baik dan perlu dikerjasamakan dengan perusahaan pariwisata mancanegara untuk promosinya,” katanya.

Jhon optimistis wisata galangan kapal bisa mendongkrak kunjungan turis asing ke Kepri karena itu merupakan sesuatu yang baru, ditambah lagi sebagian besar perusahaan galangan kapal berada di bibir pantai yang juga menjadi lokasi pilihan bagi turis asing untuk berkunjung. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar