Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau sedang mengaji dan mengemas peluang wisata industri
galangan kapal di Kota Batam yang jumlahnya mencapai puluhan perusahaan untuk
dijadikan sebagai obyek wisata andalan.
Gubernur
Kepri, H.M Sani mengatakan, Industri galangan kapal yang berdiri di sepanjang
bibir pantai Pulau Batam memiliki keunikan sendiri dan cukup prospektif
dijadikan obyek wisata yang bisa menarik wisatawan asing untuk berkunjung. Itu juga
selaras dengan keinginan Menteri Negara Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya saat
berkunjung ke Batam yang menyarankan agar pemerintah daerah mengembangkan
pariwisata galangan kapal.
“Wisata galangan kapal bisa dikemas bersama antara wisata pendidikan dan lingkungan, dan itu cukup menarik bagi turis asing untuk berkunjung,” katanya.
“Wisata galangan kapal bisa dikemas bersama antara wisata pendidikan dan lingkungan, dan itu cukup menarik bagi turis asing untuk berkunjung,” katanya.
Ditambahkan,
industri galangan kapal dengan puluhan kapal besar bersandar merupakan
pemandangan yang indah dan jika ditambah dengan fasilitas bagi turis akan
menjadi obyek wisata menarik. Jika pemerintah kota Btam mau mengembangkan
galangan kapal menjadi objek wisata, maka akan menambah capaian kunjungan
wisatawan mancanegara.
Selama
ini, puluhan perusahaan galangan kapal di bibir pantai pulau Batam tidak
manfaatkan secara maksimal selain untuk produksi dan perbaikan kapal. Padahal
banyak negara yang sudah mengembangkan industri galangan kapal menjadi obyek
wisata andalan. Untuk memulainya, harus ada kerjasama antara perusahaan
galangan kapal dengan pemerintah.
Pemerintah
daerah juga harus menyiapkan anggaran untuk membangun sejumlah fasilitas bagi
turis di kawasan industri galangan kapal serta membuat paket tour bekerjasama
dengan perusahaan pariwisata. Sani optimistis jika dikelola secara professional
akan banyak turis yang berkunjung ke kawasan industri galangan kapal tersebut.
Kepala
Dinas Pariwisata Kota Batam, Yusfa Hendri mengatakan, ide untuk mengembangkan
wisata touring ke industri galangan kapal cukup menarik dan pihaknya akan
bekerja sama dengan sejumlah perusahaan perjalanan pariwisata untuk membuat
paket tour tersebut. Hanya saja, pihak perusahaan galangan kapal harus
mendukung secara penuh program itu dengan member akses bagi para turis untuk
melihat lihat kawasan pembuatan kapal tersebut.
Saat
ini terdapat lebih dari 70 perusahaan galangan kapal internasional yang berdiri
di Batam. Perusahaan tersebut rata rata membuat sekitar 2 hingga 4 kapal ukuran
besar setiap tahunnya. Banyaknya perusahaan galangan kapal di Batam menjadikan
daerah ini sebagai produsen kapal utama di tanah air dengan nilai ekspor 1,01
miliar dolar AS di bulan pertama tahun 2012.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kepri Johanes Kennedy mengatakan, di
bidang produksi kapal, Batam sudah menjadi leading sector di Indonesia. Produksi
kapal-kapal dari Indonesia khusus untuk tugboat dan kapal-kapal kecil sebagian
besar dihasilkan galangan kapal di Batam.
Selain untuk ekspor, produksi kapal dari perusahaan yang ada di Batam juga
untuk memenuhi pasar Tanah Air. Ia mengatakan, banyak kapal-kapal yang
digunakan petugas di bidang kelautan yang menggunakan kapal buatan Batam.
Selain itu banyak juga pengusaha bidang kelautan di Indonesia yang mendatangkan
kapalnya dari Batam.
Selama ini, kata Jhon belum terpikir oleh pihak swasta untuk mengangkat
kawasan industri galangan kapal sebagai obyek wisata yang layak jual. Namun,
jika Pemerintah daerah mau mengembangkanya diyakini akan mendapat dukungan dari
swasta khusunya pemilik perusahaan galangan kapal.
“Pengembangan industri galangan kapal sebagai obyek wisata merupakan sesuatu
yang baru dan mestinya dikemas dengan baik dan perlu dikerjasamakan dengan
perusahaan pariwisata mancanegara untuk promosinya,” katanya.
Jhon optimistis wisata galangan kapal bisa mendongkrak kunjungan turis asing
ke Kepri karena itu merupakan sesuatu yang baru, ditambah lagi sebagian besar
perusahaan galangan kapal berada di bibir pantai yang juga menjadi lokasi pilihan
bagi turis asing untuk berkunjung. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar