NATUNA – Puluhan kepala desa di Kabupaten Natuna, Provinsi
Kepulauan Riau yang tergabung dalam Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kabupaten
Natuna mengeluhkan minimnya infrastruktur di daerah mereka, padahal Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Natuna terbesar di Provinsi Kepri yakni
1,6 triliun rupiah tahun 2013 ini.
Wakil Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)
Natuna, Yohanis mengatakan, Kabupaten Natuna memiliki anggaran pendapatan dan
belanja yang paling besar dari seluruh kota dan Kabupaten di Provinsi Kepri
yakni 1,6 triliun rupiah pada tahun ini. Ironisnya, kondisi infrastruktur di
sebagian besar wilayah Natuna masih sangat minim seperti jalan, air bersih,
listrik dan lainnya.
“Sangat disayangkan, Natuna sebagai
daerah penghasil minyak dan gas utama di Indonesia dengan APBD yang cukup besar
namun infrastrukturnya masih sangat minim,” katanya, Rabu (30/1).
Ditambahkan, pada tahun 2011 lalu, Badan
Pembangunan Masyarakat Desa (BPMD) Kabupaten Natuna diminta untuk membuat
rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDes) dan rencana kerja prioritas
desa (RKPDesa). Hal itu dalam rangka peningkatan kinerja desa dan sebagai bahan
rujukan desa dalam menentukan arah pembangunan desa selama lima tahun kedepan.
Tetapi nyatanya setelah rencana disusun, sampai saat ini tidak ada program yang
direalisasikan oleh Pemkab Natuna.
Oleh karena itu, BKAD Natuna
mempertanyakan komitmen Pemerintah daerah dalam membangun Natuna dan mempertanyakan
besaran alokasi anggaran sestiap kecamatan yang diperuntukan
bagi pembangunan desa dan kecamatan tahun anggaran 2013.
“Setiap tahun anggota DPRD selalu
mengadakan reses dengan mengunjungi sejumlah daerah dan masyarakat menyampaikan
aspirasinya, namun tidak ada aspirasi yang direalisasikan,” katanya.
Ketua DPRD Natuna Hadi Candra meminta
kepada seluruh kepala desa untuk bersabar, karena pembahasan anggaran pembangunan tidak serta
merta bisa diploting secara bebas. Ada aturan yang mengatur dan harus
dilaksanakan. Oleh karena itu, pernyataan sikap sejumlah Kepala Desa di Natuna
harus di tanggapi terlebih dahulu oleh pihak eksekutif.
"Saya tidak bisa mengatakan
panjang lebar tentang apa yang disampaikan rekan-rekan kepala desa, karena saya
tidak ingin ada pihak yang disalahkan, jadi supaya tanya jawab ini menemui
jalan keluar, maka saya mengundang bakap kepala desa hadir kembali pada hari
kamis. Dalam rapat tersebut saya akan mengundang bapak Bupati Natuna guna
menjelaskan kenapa anggaran desa tidak ada peningkatan," kata Candra.
Dijelaskan, dalam pembahasan APBD, DPRD tidak bisa mengacu satu persatu RPJMdesa, karena PJMDesa itu sudah tercantum di usulan TAPD (tim anggaran perencana daerah), namun DPRD mengacu kepada RPJM Daerah.
Menurut dia, tidak hanya pembangunan desa yang menjadi prioritas, tetapi DPRD dan Pemkab juga punya prioritas pembangunan yang mesti dilaksanakan, seperti pembangunan incluve civil (bandara sipil), water front city, gedung DPRD, pasar moderen, pembangunan pabrik tapioka serta pabrik kelapa sawit. Beberapa program tersebut harus segera diselesaikan karena menjadi program prioritas Pemda Natuna. (gus).
Dijelaskan, dalam pembahasan APBD, DPRD tidak bisa mengacu satu persatu RPJMdesa, karena PJMDesa itu sudah tercantum di usulan TAPD (tim anggaran perencana daerah), namun DPRD mengacu kepada RPJM Daerah.
Menurut dia, tidak hanya pembangunan desa yang menjadi prioritas, tetapi DPRD dan Pemkab juga punya prioritas pembangunan yang mesti dilaksanakan, seperti pembangunan incluve civil (bandara sipil), water front city, gedung DPRD, pasar moderen, pembangunan pabrik tapioka serta pabrik kelapa sawit. Beberapa program tersebut harus segera diselesaikan karena menjadi program prioritas Pemda Natuna. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar