KARIMUN – Jembatan Selat Malaka (JSM)
yang menghubungkan Indonesia dan Malaysia sepanjang 41,45 kilometer dengan
nilai investasi ditaksir 58 triliun rupiah segera dibangun setelah mendapat
persetujuan dari Pemerintah Pusat.
Bupati Kabupten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Nurdin Basirun
mengatakan, Pemerintah Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri dan Pemerintah
Kabupaten Palelawan, Provinsi Riau telah menggagas rencana bersama untuk
membangun jembatan yang nantinya terhubung antara Indonesia dan Malaysia. Proyek
itu diyakini dapat membawa pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi
kawasan.
“Pelaksanaan proyek prestisius ini telah disampaikan ke Pemerintah Pusat dan
saat ini tinggal menunggu sinyal dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,”
katanya, Senin (4/2).
Sebagai tahap awal, Pemkab Karimun dan Pelalawan telah mempersiapkan rencana
program merangkai pulau pulau yang akan dilalui jembatan tersebut. Kemudian
juga telah dilakukan koordinasi dengan instansi terkait dan beberapa tokoh Riau
dan Kepri di Pusat dan daerah untuk merespon positif rencana itu.
Berdasarkan kajian sementara, Jembatan Selat Malaka nantinya akan
menghubungkan Sembilan pulau yang dimulai dari Kecamatan Kuala Kampar di
Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau lalu melewati Pulau Mendong. Dari Pulau Mendong
ke Sawang Kec Kundur Kabupaten Karimun Provinsi Kepri kemudian ke Sawang Pulau
Belat lalu ke Pulau Papan kemudian ke Pulau Lumut. Dari Pulau Lumut ke Pulau
Parit dan ke Pulau Karimun. Dari Pulau Karimun selanjutnya jembatan dihubungkan
ke Kukup Johor Malaysia.
Total panjang jembatan nantinya diperkirakan 41,45 kilometer dengan biaya
investasi ditaksir 58 triliun rupiah. Biaya investasi nantinya bisa diperoleh
dari Pemerintah Pusat di Jakarta dan Pemerintah Malaysia dengan melibatkan
pihak swasta. Untuk itu, Pemkab Karimun telah melobi Pemerintah Pusat supaya
proyek itu dijadikan program prioritas nasional agar mendapat pembiayaan dari
APBN.
Pemkab Karimun juga kata Nurdin bersama dengan Pemkab Pelalawan telah menyusun
enam langkah strategis untuk merealisasikan proyek itu, yakni pembentukan
sekretariat bersama, merencanakan pertemuan pendahuluan dengan Pemerintah
Negara Bagian Johor Malaysia, mengajuan surat dengan justifikasi yang kuat ke
Kementerian terkait dan DPR-RI, publikasi gagasan ke media, audiensi dengan
Presiden RI dan Kementerian terkait. Selain itu juga telah disiapkan kajian
teknisnya termasuk juga rincian perkiraan total biayanya untuk nantinya akan
dikonsultasikan ke Pemerintah Pusat serta dikaji dan dianalisa dan
ditelaah lebih lanjut.
Menurut Nurdin, proyek Jembatan Selat Malaka sangat penting bagi Karimun dan
Pelalawan karena daerah itu berada di posisi sangat strategis, yakni di jalur
Lintas Timur Sumatera serta ,berbatasan dengan Provinsi Kepri dan negara
Malaysia. Oleh karenanya Pemerintah Kabupaten Palelawan terus berupaya
mendorong percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi.
"Proyek itu juga diyakini dapat memberikan kesejahteraan kepada
masyarakat dan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah serta kawasan,” katanya.
Bupati Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, M Harris menambahkan, terkait
dengan pembiayaan, sebelumnya investor asal Malaysia, Strait of Malacca
Partners Sdn Bhd telah berkomitmen untuk membiayai proyek Jembatan Selat Malaka
dengan investasi triliunan rupiah. Berdasarkan studi yang dilakukan, jembatan
tersebut nantinya berada di kedalaman 50-60 meter sehingga kapal kapal besar
dengan kapasitas ribuan ton masih bisa melewati jembatan tersebut.
Proyek jembatan nantinya tak lagi menggunakan
tiang, melainkan kabel-kabel besar dengan jarak antartiang 4,3 km. Jembatan itu
juga akan dinaikkan hingga 76 meter, sehingga kapal-kapal besar tetap bisa
melewati bawah jembatan ini. Di jembatan itu nantinya juga akan dibangun dua
tempat penyeberangan kapal yang lain, masing-masing hanya selebar 2,3 dan 2,8
km.
Jembatan akan dibuat sebagai tempat penyeberangan yang ekonomis dan penampilan yang menarik. Orang-orang yang lewat nantinya tak hanya menyeberangi selat, tapi juga bisa melihat pemandangan di pulau-pulau sekitar. (gus).
Jembatan akan dibuat sebagai tempat penyeberangan yang ekonomis dan penampilan yang menarik. Orang-orang yang lewat nantinya tak hanya menyeberangi selat, tapi juga bisa melihat pemandangan di pulau-pulau sekitar. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar