BATAM – Realiasi investasi asing di Batam selama September
2012 turun 92,2 persen dari 25,6 juta dollar AS di periode September 2011
menjadi hanya 2,2 juta dollar AS pada September tahun ini. Penurunan diduga
disebabkan situasi Batam yang kurang kondusif akibat maraknya aksi demo buruh
dan hambatan birokrasi.
Direktur Pusat Layanan Terpadu Satu
Pintu Badan Pengusahaan Batam, Dwi Djoko Wiwoho mengatakan, Nilai investasi
asing di Batam pada periode September tahun ini mengalami penurunan cukup tajam
disebabkan berbagai faktor. Penurunan terjadi pada nilai investasi dan jumlah
perusahaan yang berinvestasi.
“Realisasi investasi baru September
dari penerbitan izin usaha tetap cuma dua perusahaan senilai 2,2 Juta dan menyerap
tenaga kerja 636 orang,” katanya, Jumat (23/11).
Dikatakan, jumlah perusahaan yang
merealisasikan investasinya pada September 2011 sebanyak delapan perusahaan
dengan nilai investasi 25,6 juta dollar AS sedangkan pada September tahun ini
hanya dua perusahaan asing yang merealiasikan rencana investasinya senilai 2,2
juta dollar AS.
Ketua Apindo Kepri, Ir Cahya
mengatakan, penurunan investasi di Batam akan terus terjadi jika Pemerintah
Daerah dan aparat kepolisian tidak bertindak tegas terhadap sikap buruh yang
terus menerus melakukan unjuk rasa. Pasalnya, tindakan buruh tersebut telah
menimbulkan citra negatif bagi Batam sehingga Investor asing belum mau
merealisasikan rencana investasinya.
Terlebih, langkah Pemko Batam yang menaikan
UMK 2013 hingga 56 persen menjadi 2,040.000 rupiah dari 1.310.000 rupiah pada
tahun 2012 merupakan ancaman bagi pengusaha karena akan meningkatkan biaya
operasional. Padahal dengan UMK 2012 saja, pengusaha sudah terbebani.
Untuk itu, Cahya meminta Pemerintah
Provinsi Kepri meninjau ulang keputusan UMK 2013 tersebut agar tidak
menciptakan kegaduhan di Batam. Pasalnya, dengan keputusan UMK sebesar 2.040.000
rupiah tersebut dikuatirkan memicu pemutusan hubungan kerja dan justru akan
menciptakan situasi Batam yang kurang kondusif sehingga berdampak pada citra
Batam sebagai surge investasi. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar