Selasa, 12 Februari 2013

Realisasi Investasi Asing Selama September di Batam Melorot



BATAM – Realiasi investasi asing di Batam selama September 2012 turun 92,2 persen dari 25,6 juta dollar AS di periode September 2011 menjadi hanya 2,2 juta dollar AS pada September tahun ini. Penurunan diduga disebabkan situasi Batam yang kurang kondusif akibat maraknya aksi demo buruh dan hambatan birokrasi.

Direktur Pusat Layanan Terpadu Satu Pintu Badan Pengusahaan Batam, Dwi Djoko Wiwoho mengatakan, Nilai investasi asing di Batam pada periode September tahun ini mengalami penurunan cukup tajam disebabkan berbagai faktor. Penurunan terjadi pada nilai investasi dan jumlah perusahaan yang berinvestasi.

“Realisasi investasi baru September dari penerbitan izin usaha tetap cuma dua perusahaan senilai 2,2 Juta dan menyerap tenaga kerja 636 orang,” katanya, Jumat (23/11).

Dikatakan, jumlah perusahaan yang merealisasikan investasinya pada September 2011 sebanyak delapan perusahaan dengan nilai investasi 25,6 juta dollar AS sedangkan pada September tahun ini hanya dua perusahaan asing yang merealiasikan rencana investasinya senilai 2,2 juta dollar AS.
Ketua Apindo Kepri, Ir Cahya mengatakan, penurunan investasi di Batam akan terus terjadi jika Pemerintah Daerah dan aparat kepolisian tidak bertindak tegas terhadap sikap buruh yang terus menerus melakukan unjuk rasa. Pasalnya, tindakan buruh tersebut telah menimbulkan citra negatif bagi Batam sehingga Investor asing belum mau merealisasikan rencana investasinya.

Terlebih, langkah Pemko Batam yang menaikan UMK 2013 hingga 56 persen menjadi 2,040.000 rupiah dari 1.310.000 rupiah pada tahun 2012 merupakan ancaman bagi pengusaha karena akan meningkatkan biaya operasional. Padahal dengan UMK 2012 saja, pengusaha sudah terbebani.

Untuk itu, Cahya meminta Pemerintah Provinsi Kepri meninjau ulang keputusan UMK 2013 tersebut agar tidak menciptakan kegaduhan di Batam. Pasalnya, dengan keputusan UMK sebesar 2.040.000 rupiah tersebut dikuatirkan memicu pemutusan hubungan kerja dan justru akan menciptakan situasi Batam yang kurang kondusif sehingga berdampak pada citra Batam sebagai surge investasi. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar