Batam telah menjelma menjadi salah satu kota metropolitan dengan
beragam persoalan yang melingkupinya, termasuk masalah transportasi dan
kemacetan. Itu tidak terlepas dari ekonomi yang terus tumbuh dengan rata rata
pertumbuhan 7,3 persen per tahun didukung oleh pertumbuhan investasi 12,42
miliar dollar AS.
Persoalan transportasi juga tidak terlepas dari semakin banyaknya warga
Batam, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mencatat jumlah penduduk Batam
tahun 2012 sejumlah 1.146.231 jiwa. Dalam tiga hingga empat tahun kedepan,
dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, diperkirakan Batam akan
mengalami persoalan transportasi yang serius. Saat ini, dari hasil pantauan di
lapangan, kemacetan sudah mulai terasa pada jam-jam sibuk terutama pukul
06.00-08.00 pagi, saat banyak perjalanan dilakukan ke tempat kerja dan sekolah
dan pukul 16.00-18.00 WIB, saat perjalanan pulang kerja dan sekolah. Waktu
puncak lain adalah pada pukul 12.00-14.00 WIB, yang merupakan perjalanan
pekerja untuk makan siang dan kembali ke kantornya masing-masing. Lokasi
kemacetan tersebar di beberapa titik, terutama jalan-jalan akses menuju kawasan
industri, seperti simpang Fanindo-PJB Batuaji, kawasan pintu 1 Batamindo,
simpang Kalista, Baloi Centre, Bengkong Harapan, Terowongan simpang Pelita,
simpang Gelael Seipanas dan beberapa ruas jalan lainnya.
Untuk mengurai kemacetan dan mengatasi masalah transportasi, Walikota Batam,
Ahmad Dahlan punya strategi jitu dan berikut petikan wawancaranya.
Pertumbuhan kendaraan di Batam
sekitar 5-7 persen per tahun sedangkan
pertumbuhan prasarana jalan hanya 0,1 persen, bagaimana anda dapat mengatasi potensi
masalah yang akan terjadi ?..
Fakta yang anda tanyakan tadi akan menjadi persoalan berat bagi Batam kedepan
sehingga harus dibangun system transportasi yang handal sejak dini. Untuk
membangun sistem transportasi yang handal tersebut harus tahu terlebih dulu
persoalannya dan ada empat isu utama berkaitan dengan sistem transportasi di
Batam. Pertama, jalan arteri yang telah dibangun empat puluh tahun lalu oleh
Otorita Batam (OB) yang sudah sangat tua sehingga banyak ruas jalan yang
mengalami penurunan kualitas. Kedua, tingginya jumlah transportasi di Batam
sehingga pada jam-jam tertentu menyebabkan kemacetan.
Isu Ketiga, system transportasi masih di dominasi kendaraan pribadi dan
Keempat, masalah lingkungan terutama polusi akibat emisi gas buang.
Lantas apa jurus jitu yang akan anda
kerjakan ?..
Pertama perlu saya informasikan bahwa Batam telah ditetapkan sebagai Pilot
Project Indonesia Suistainable Urban Transport Initiative (Indosutri) oleh
Kementrian Pekerjaan Umum. Untuk
mengatasi kemacetan maka kami telah mengeluarkan kebijakan pembatasan jumlah
kendaraan yang beredar. Kemudian menambah jumlah armada bus umum yang layak dan
tahun ini Pemko Batam telah mengalokasikan 4,1 miliar rupiah untuk membeli
beberapa bus baru.
Bagaimana dengan infrastruktur ?..
Pemko Batam bekerjasama dengan Badan Pengusahaan Batam akan membangun jalan
tol, lintasan kereta api dan meningkatkan kualitas jalan yang sudah ada saat
ini. Selain itu panjang jalan juga akan terus ditambah setiap tahunnya.
Hingga akhir tahun 2009, panjang jalan yang ada di Kota Batam sepanjang
1.087,78 kilo meter, dengan kondisi 851,24 kilometer dalam keadaaan baik,
156,51 kilometer kondisi sedang, 55,59 kilo meter kondisi rusak dan dalam
kondisi rusak berat 24,44 kilo meter.
Apa lagi langkah yang akan anda
lakukan ?..
Tentunya memberi prioritas terhadap angkutan umum. Untuk itu, angkutan
umum hanrus aman, nyaman on time dan bisa menghubungkan semua wilayah agar bisa
menarik masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi ke angkutan amum.
Angkutan umum yang baik tidak hanya dinilai dari operasi pelayanan,
frekuensi, kecepatan dan kenyamanannya saja. Tapi juga dari sarana
penunjangnya, seperti penentuan lokasi dan desain tempat pemberhentian dan
terminal serta pemberian prioritas khusus seperti jalur khusus, prioritas,
lampu lalu lintas dan lain sebagainya. Dengan begitu, masyarakat tidak ragu
lagi meninggalkan kendaraan pribadi dan menggunakan angkutan umum ketika hendak
bepergian. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar