BATAM - Badan Pengusahaan Batam (BP
Batam) bekerjasama dengan PT Kinema Systrans Multimedia mengembangkan
technopark khusus dalam bidang industri animasi. Itu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas produk animasi yang bisa bersaing dengan
produk sejenis dari negara lain sehingga produk dalam negeri bisa menguasai
pasar sendiri.
Kasubdit Monitor Evaluasi Industri dan Perdagangan BP Batam Tri Novianta
Putra mengatakan, sebagai tahap awal untuk mengembangkan industri animasi di
Batam maka telah dilakukan beberapa kali workshop dan pelatihan mengenai
industri animasi kepada sejumlah mahasiswa dan pelajar di Batam dan kepada
pihak pihak yang tertarik menekuni industri animasi. Itu merupakan bagian
program incubator industri kreatif technopark di Batam.
“Workshop animasi adalah langkah awal untuk mengembangkan industri ini
kedepanya dan diharapkan muncul banyak penggiat dan perusahaan yang menekuni
bisnis animasi di Batam,” katanya, Selasa (27/11).
Dalam workshop dan pelatihan tersebut, PT Kinema Systrans Multimedia memberikan
materi tentang pengenalan dunia multimedia dan animasi. Kemudian pengenalan
pembuatan model karakter 2D dan 3D, pengenalan teksturing dan lighting dan
pengenalan editing dan rendering. Para peserta workshop dibantu untuk masuk
dalam tahapan incubator bisnis untuk small and medium enterprise dalam bidang
industri komunikasi dan teknologi setelah teaching.
Sementara itu, Direktur Teknik PT Kinema Systrans Multimedia Daniel
Hardjanto mengatakan, peran Kinema dalam inkubator bisnis ini untuk
memfasilitasi teknologi yang diperlukan. Dengan demikian peserta workshop nantinya
bisa mengenal lebih baik tentang teknologi dan metode untuk pembuatan animasi.
Industri animasi sendiri menurut Daniel sangat prospektif, nilai pasar
animasi di dunia diprediksi mencapai sekitar 242 miliar dollar AS pada 2016 dan
industri animasi nasional diharapkan mampu meraup pasar 1 persen dari nilai pasar tersebut atau sekitar 2,42
miliar dollar AS.
“Indutri animasi global dan nasional akan terus tumbuh, nilai capital pasarnya
juga terus meningkat sehingga peluang itu harus ditangkap dengan baik oleh
pelaku industri animasi di dalam negeri,” katanya.
Menurutnya saat ini pasar animasi di Indonesia masih berkisar 0,9 persen,
jika pemerintah memberikan insentif, angka tersebut diyakini akan tumbuh agar
bisa ikut menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Daniel berharap studio animasi juga mulai bermunculan di Batam mengingat
selama ini hanya terdapat satu studio milik Kinema yang berlokasi di Nongsa.
Idealnya, ada empat atau lima studio animasi di batam untuk mengimbangi
permintaan pasar animasi yang cukup tinggi dan untuk mendirikan studio animasi
yang professional dibutuhkan anggaran sekitar 20 juta dollar AS. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar