Selasa, 12 Februari 2013

Batam Kembangkan Industri Kreatif


BATAM - Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) bekerjasama dengan PT Kinema Systrans Multimedia mengembangkan technopark khusus dalam bidang industri animasi. Itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk animasi yang bisa bersaing dengan produk sejenis dari negara lain sehingga produk dalam negeri bisa menguasai pasar sendiri.

Kasubdit Monitor Evaluasi Industri dan Perdagangan BP Batam Tri Novianta Putra mengatakan, sebagai tahap awal untuk mengembangkan industri animasi di Batam maka telah dilakukan beberapa kali workshop dan pelatihan mengenai industri animasi kepada sejumlah mahasiswa dan pelajar di Batam dan kepada pihak pihak yang tertarik menekuni industri animasi. Itu merupakan bagian program incubator industri kreatif technopark di Batam.

“Workshop animasi adalah langkah awal untuk mengembangkan industri ini kedepanya dan diharapkan muncul banyak penggiat dan perusahaan yang menekuni bisnis animasi di Batam,” katanya, Selasa (27/11).

Dalam workshop dan pelatihan tersebut, PT Kinema Systrans Multimedia memberikan materi tentang pengenalan dunia multimedia dan animasi. Kemudian pengenalan pembuatan model karakter 2D dan 3D, pengenalan teksturing dan lighting dan pengenalan editing dan rendering. Para peserta workshop dibantu untuk masuk dalam tahapan incubator bisnis untuk small and medium enterprise dalam bidang industri komunikasi dan teknologi setelah teaching.

Sementara itu, Direktur Teknik PT Kinema Systrans Multimedia Daniel Hardjanto mengatakan, peran Kinema dalam inkubator bisnis ini untuk memfasilitasi teknologi yang diperlukan. Dengan demikian peserta workshop nantinya bisa mengenal lebih baik tentang teknologi dan metode untuk pembuatan animasi.
Industri animasi sendiri menurut Daniel sangat prospektif, nilai pasar animasi di dunia diprediksi mencapai sekitar 242 miliar dollar AS pada 2016 dan industri animasi nasional diharapkan mampu meraup pasar 1 persen  dari nilai pasar tersebut atau sekitar 2,42 miliar dollar AS.

“Indutri animasi global dan nasional akan terus tumbuh, nilai capital pasarnya juga terus meningkat sehingga peluang itu harus ditangkap dengan baik oleh pelaku industri animasi di dalam negeri,” katanya.

Menurutnya saat ini pasar animasi di Indonesia masih berkisar 0,9 persen, jika pemerintah memberikan insentif, angka tersebut diyakini akan tumbuh agar bisa ikut menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Daniel berharap studio animasi juga mulai bermunculan di Batam mengingat selama ini hanya terdapat satu studio milik Kinema yang berlokasi di Nongsa. Idealnya, ada empat atau lima studio animasi di batam untuk mengimbangi permintaan pasar animasi yang cukup tinggi dan untuk mendirikan studio animasi yang professional dibutuhkan anggaran sekitar 20 juta dollar AS. (gus).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar