BATAM – Jumlah penderita Demam Berdarah Dengeu (DBD) di
Batam selama 2012 meningkat signifikan dari 646 kasus di 2011 menjadi 710 kasus
pada tahun 2012 dan 10 diantaranya meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam,
Candra Rizal mengatakan, salah satu penyakit yang paling menonjol di Kota Batam
sepanjang tahun 2012 adalah DBD. Angka penderitanya meningkat setiap tahun dan
tahun 2012 terdapat 710 kasus, 10 orang diantaranya meninggal dunia. Jumlah itu
lebih besar disbanding tahun 2011 yang hanya 646 kasus dan hanya 3 orang yang
dinyatakan meninggal.
“Jika tidak segera diantisipasi,
maka jumlah korban DBD akan terus meningkat dan Batam akan menjadi daerah
Endemik DBD,” katanya, Senin (31/12).
Tingginya korban yang meninggal
dunia disebabkan pihak keluarga terlambat membawa koban melakukan pengobatan ke
rumah sakit. Selain itu juga disebabkan masyarakat tidak menjaga kebersihan
lingkungan sebagaimana mestinya dan beberapa faktor penyebab lainnya.
Menurut Rizal, ada beberapa titik di
Kota Batam yang sudah dinyatakan sebagai daerah endemic DBD antara lain, daerah
Bengkong, Batuaji dan Tanjungsekuang. Untuk itu, Pemko Batam memberi perhatian
lebih terhadap daerah tersebut seperti memberikan sosialisasi, baik melalui
media cetak maupun media elektronik, kemudian juga, melalui spanduk ataupun
baliho yang pasang di jalan-jalan.
Untuk mengurangi kasus DBD,
Pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama sebab jika warga tidak peduli
dengan lingkungan maka kasus tersebut akan terus muncul. Pemerintah juga akan
meningkatkan anggaran untuk sosialisasi dan pencegahan lainnya seperti
pengasapan dan pemusnahan sumber penyakit DBD.
Rizal optimistis dengan kecanggihan
tehnologi yang ada saat ini maka pada tahun 2013 mendatang kasus DBD bisa
semakin berkurang. Terutama saat perubahan cuaca dari masim panas ke musim
hujan. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar