BATAM – Nilai investasi asing di Batam sepanjang tahun 2012 sejumlah
148,8 juta dollar AS, turun 11,4 persen dibanding 2011 yang 167,5 juta dollar
AS. Penurunan disebabkan berbagai faktor seperti birokrasi yang belum efisien,
kondisi ketenagakerjaan dan kepastian hukum.
Direktur Pusat
Layanan Terpadu Satu Pintu yang juga Humas Badan Pengusahaan (BP) Batam, Dwi
Djoko Wiwoho mengatakan, realisasi investasi asing ke kawasan FTZ Batam
sepanjang tahun 2012 sejumlah 148.781.225 Dollar AS, setara
dengan 1,45 triliun rupiah dengan kurs 10 ribu rupiah per dollar AS. Angka itu
mengalami penurunan 11,4 persen dibanding 2011 yang mencapai 167,5 juta dollar
AS.
Meski mengalami penurunan, Djoko optimistis Batam masih menjadi primadona
bagi investor asing dan nilai investasi tahun 2013 tetap tumbuh, sebab tren
pertumbuhan investasi cenderung meningkat. Menurutnyam jika dibanding tahun
2010, realisasi investasi tahun 2011 dan 2012 mengalami pertumbuhan yang
signifikan.
Sementara itu, Economist Treasury
Research dan Strategy Global Treasury OCBC Bank Singapura Gundy Cahyadi dalam
seminar Outlook Ekonomi Batam 2013 mengatakan, perekonomian Batam saat ini
tidak bisa terlepas dari kondisi yang terjadi di Singapura, sebab sebagian
besar investor yang ada di Batam berasal dari Singapura sehingga jika ekonomi
Singapura melemah maka kondisi yang sama juga akan terjadi pada Batam.
Menruutnya, Ekonomi
Singapura tahun 2012 diperkirakan hanya tumbuh dua persen dan tahun 2013
diprediksi berada di kisaran 2-2,5 persen. Kondisi demikian akan berdampak pada
pertumbuhan ekonomi Batam tahun depan yang diperkirakan mengalami kontraksi.
Oleh karenanya, Batam harus
mengurangi ketergantungan perekonomianya pada Singapura dan segera melakukan
diversifikasi pasar ekspor untuk menjamin keberlanjutan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi. Selain itu, Badan Pengusahaan (BP) Batam juga disarankan untuk
fokus mendatangkan investor dari negara lain selain Singapura.
“Pertumbuhan ekonomi Kota Batam diprediksi
melambat tahun 2013 disebabkan melemahnya ekspor dipicu turunya permintaan dari
Singapura yang merupakan pasar ekspor terbesar yakni sekitar 80 persen,”
katanya.
Batam juga tidak dapat menghaharapkan
investasi yang tinggi dari Singapura pada tahun 2013 ini disebabkan ekonomi
Singapura yang diprediksi melambat akibat krisis keuangan yang terjadi di Eropa
dan Amerika Serikat. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar