BATAM - Jumlah penderita Kasus Demam
Berdarah (DBD) di Kota Batam hingga awal Desember ini mencapai 661 kasus, 10
orang diantaranya sudah meninggal dunia,
jumlah itu lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang kurang dari 500
kasus DBD dan hanya dua orang yang meninggal dunia. Oleh karenanya diperlukan
langkah cepat dari pemerintah daerah untuk menghentikan penyebaran penyakit
tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Candra Rizal mengatakan, jumlah kasus Demam
Berdarah Dengeu (DBD) di Batam tahun ini sangat tinggi. Hingga awal Desember saja,
jumlahnya sudah mencapai 661 kasus dan dari jumlah tersebut, 10 orang meninggal
dunia. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, maka terjadi peningkatan signifikan
dimana tahun lalu kasus DBD ditemukan kurang dari 500 kasus dan hanya dua orang
yang meninggal dunia.
“Harus ada langkah bersama antara warga dan Pemerintah daerah untuk
mengurangi atau menghilangkan penyebaran penyakit DBD,” katanya, Senin (10/12).
Menurut Candra, jumlah penderita DBD meningkat signifikan sejak masuknya
musim penghujan sekitar bulan Oktober hingga Januari nanti. Pada masa itu,
nyamuk Aides Agepty sebagai faktor pembawa dan penyebaran penyakit DBD
berkembang biak dengan cepat terlebih pertumbuhan nyamuk nya juga sangat cepat.
Jika masyarakat tidak peduli dengan kebersihan, misalnya membiarkan genangan
air di pemukiman, maka lokasi itu akan mudah terjangkit penyakit DBD. Pasalnya,
genangan air menjadi tempat yang sangat potensial untuk pertumbuhan dan sarang
bagi nyamuk Aides Agepty.
“Salah satu cara untuk mengatasi penyakit DBD diharapkan kepada warga untuk
tetap berpegangan dengan program 3M Plus yakni menutup, menguras dan mengubur,”
kata Chandra.
Warga juga harus menutup rapat-rapat tempat penampungan air atau memelihara
ikan di tempat-tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang
dapat menampung air. Selain itu, tempat penampungan air di dalam rumah seperti
dispenser juga berpotensi sebagai sarang nyamuk untuk bertelur dan hal itu sering
disepelekan atau dilupakan. Selain itu diharapkan juga warga untuk berperilaku
hidup bersih.
Wakil ketua komisi IV DPRD Kota Batam Udin Sihaloho menyayangkan tingginya
angka penderita DBD di Batam tahun ini. Itu disebabkan minimnya penyuluhan dari
pemerintah dan fogging atau pengasapan di perumahan padat penduduk. Untuk itu,
Udin minta kepada pemerintah Kota Batam untuk bertindak cepat dan tepat sebelum
jatuhnya korban jiwa yang baru.
“Harus ada langkah yang cepat dari Pemko Batam untuk menghindari jatuhnya
korban jiwa lagi akibat DBD,” katanya. (gus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar