Minggu, 17 Februari 2013

Penderita DBD di Batam Meningkat


BATAM - Jumlah penderita Kasus Demam Berdarah (DBD) di Kota Batam hingga awal Desember ini mencapai 661 kasus, 10 orang diantaranya sudah meninggal dunia,  jumlah itu lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang kurang dari 500 kasus DBD dan hanya dua orang yang meninggal dunia. Oleh karenanya diperlukan langkah cepat dari pemerintah daerah untuk menghentikan penyebaran penyakit tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Candra Rizal mengatakan, jumlah kasus Demam Berdarah Dengeu (DBD) di Batam tahun ini sangat tinggi. Hingga awal Desember saja, jumlahnya sudah mencapai 661 kasus dan dari jumlah tersebut, 10 orang meninggal dunia. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, maka terjadi peningkatan signifikan dimana tahun lalu kasus DBD ditemukan kurang dari 500 kasus dan hanya dua orang yang meninggal dunia.

“Harus ada langkah bersama antara warga dan Pemerintah daerah untuk mengurangi atau menghilangkan penyebaran penyakit DBD,” katanya, Senin (10/12).

Menurut Candra, jumlah penderita DBD meningkat signifikan sejak masuknya musim penghujan sekitar bulan Oktober hingga Januari nanti. Pada masa itu, nyamuk Aides Agepty sebagai faktor pembawa dan penyebaran penyakit DBD berkembang biak dengan cepat terlebih pertumbuhan nyamuk nya  juga sangat cepat.
Jika masyarakat tidak peduli dengan kebersihan, misalnya membiarkan genangan air di pemukiman, maka lokasi itu akan mudah terjangkit penyakit DBD. Pasalnya, genangan air menjadi tempat yang sangat potensial untuk pertumbuhan dan sarang bagi nyamuk Aides Agepty.

“Salah satu cara untuk mengatasi penyakit DBD diharapkan kepada warga untuk tetap berpegangan dengan program 3M Plus yakni menutup, menguras dan mengubur,” kata Chandra.

Warga juga harus menutup rapat-rapat tempat penampungan air atau memelihara ikan di tempat-tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air. Selain itu, tempat penampungan air di dalam rumah seperti dispenser juga berpotensi sebagai sarang nyamuk untuk bertelur dan hal itu sering disepelekan atau dilupakan. Selain itu diharapkan juga warga untuk berperilaku hidup bersih.

Wakil ketua komisi IV DPRD Kota Batam Udin Sihaloho menyayangkan tingginya angka penderita DBD di Batam tahun ini. Itu disebabkan minimnya penyuluhan dari pemerintah dan fogging atau pengasapan di perumahan padat penduduk. Untuk itu, Udin minta kepada pemerintah Kota Batam untuk bertindak cepat dan tepat sebelum jatuhnya korban jiwa yang baru.

“Harus ada langkah yang cepat dari Pemko Batam untuk menghindari jatuhnya korban jiwa lagi akibat DBD,” katanya. (gus)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar