Senin, 18 Februari 2013

Harga Sembako di Kepri Melonjak Akibat Cuaca Buruk



BATAM – Harga Sembilan bahan pokok khususnya daging sapi, ayam, telor, sayur mayur dan ikan di sejumlah pasar tradisional dan supermarket Provinsi Kepulauan Riau mengalami peningkatan hingga 40 persen disebabkan pasokan tersendat akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kota Batam, Amsakar Achmad mengatakan, cuaca buruk yang terjadi selama beberapa pekan terakhir di perairan Kepulauan Riau (Kepri) menyebabkan pasokan sejumlah bahan pokok ke Batam dan kota lainnya tersendat sehingga keberadaan barang tertentu seperti daging sapi, ayam, sayur mayor dan ikan menjadi langka. Akibatnya, harga barang tersebut melonjak hingga 40 persen.

“Sebagian besar pasokan bahan pokok di Batam dan sejumlah kota lainnya di Kepri didatangkan dari Jawa, Medan dan sebagian lagi di impor yang didatangkan melalui kapal laut sehingga jika cuaca buruk dan gelombang tinggi menyebabkan kapal tidak bisa melewati perairan Kepri. Akibatnya pasokan tersendat dan harga meningkat,” katanya, Senin (28/1).

Langkanya bahan pokok di Kepri khususnya Batam juga disebabkan sejumlah daerah penghasil seperti di Jawa dan Medan mengalami gagal panen akibat cuaca buruk. Kondisi itu menyebabkan pasokan ke Batam berkurang.

Menurut Amsakar berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional harga Sembako sangat fluktuatif dengan kecenderungan naik setiap dua hari sekali. Misalnya, harga Daging ayam yang biasa dijual 20 ribu rupiah per kilogram menjadi 28 ribu rupiah per kilogram. Daging Sapi yang biasanya dijual 80 ribu rupiah per kilogram, saat ini menjadi lebih dari 100 ribu rupiah per kilogram.

Harga telor ayam sebelumnya, 900 rupiah per butir menjadi 1.400 rupiah per butir, cabe merah yang biasa dijual 18 ribu rupiah per kilogram melonjak hingga 35 ribu rupiah perkilogram. Sementara itu, harga ikan dan sayur mayor lainnya mengalami peningkatan rata rata 25-30 persen.
Kepala Dinas Kelautan Perikanan, Pertanian dan Kehutanan kota Batam, Suhartini mengatakan, sudah menjadi kebiasaan harga Sembako di Batam mengalami peningkatan setiap awal tahun dan menjelang hari raya keagamaan khususnya Idul Fitri. Itu disebabkan sebagian besar pasokan bahan pokok di Batam didatangkan dari luar daerah dan impor.
 
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Batam sedang berupaya mengurangi ketergantungan pasokan bahan pokok dari luar dengan cara memberdayakan warga Batam menjadi petani. Untuk itu telah disediakan lahan di Pulau Rempang dan Galang serta pulau lainnya untuk dijadikan lahan pertanian. Sayangnya, belum banyak warga Batam yang tertarik menjadi petani.
 
Untuk menjaga harga bahan pokok tetap stabil, katanya, Pemerintah Kota Batam selalu mengandalkan pada impor, sebab pasokan dari daerah lain sering membutuhkan waktu lama dan harganya juga relatifi lebih tinggi dibanding harga impor.

Berdasarkan Data dari Badan Pengusahaan Kawasan Batam (BP Batam), beberapa produk bahan pokok dan sayur mayor yang di impor antara lain, kedelai yang mencapai 7.715.880 kilogram pertahun, bawang merah 7.294.704 kilogram, apel 4.134.711 kilogram, bawang putih 3.725.624 kilogram.
 
Kemudian, impor wortel sepanjang tahun 2012 sebanyak 3.561.174 kilogram, kentang 3.260.733 kilogram, kacang tanah 2.599.968 kilogram, kentang beku 1.927.861 kilogram, jahe 1.600.745 kilogram, jeruk mandarin 1.555.322 kilogram, pir 1.453.648 kilogram, bawang bombai 1.236.896 kilogram, brokoli 935.070 kilogram, cabai kering 886.181 kilogram, kelengkeng 856.305 kilogram, kubis 625.648 kilogram dan aneka jenis sayuran serta produk pertanian lainya. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar