BATAM – Harga Sembilan bahan pokok khususnya daging sapi, ayam,
telor, sayur mayur dan ikan di sejumlah pasar tradisional dan supermarket
Provinsi Kepulauan Riau mengalami peningkatan hingga 40 persen disebabkan
pasokan tersendat akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi.
Kepala Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan ESDM Kota Batam, Amsakar Achmad mengatakan, cuaca buruk yang
terjadi selama beberapa pekan terakhir di perairan Kepulauan Riau (Kepri)
menyebabkan pasokan sejumlah bahan pokok ke Batam dan kota lainnya tersendat
sehingga keberadaan barang tertentu seperti daging sapi, ayam, sayur mayor dan
ikan menjadi langka. Akibatnya, harga barang tersebut melonjak hingga 40
persen.
“Sebagian besar pasokan bahan pokok
di Batam dan sejumlah kota lainnya di Kepri didatangkan dari Jawa, Medan dan
sebagian lagi di impor yang didatangkan melalui kapal laut sehingga jika cuaca
buruk dan gelombang tinggi menyebabkan kapal tidak bisa melewati perairan
Kepri. Akibatnya pasokan tersendat dan harga meningkat,” katanya, Senin (28/1).
Langkanya bahan pokok di Kepri
khususnya Batam juga disebabkan sejumlah daerah penghasil seperti di Jawa dan
Medan mengalami gagal panen akibat cuaca buruk. Kondisi itu menyebabkan pasokan
ke Batam berkurang.
Menurut Amsakar berdasarkan pantauan
di sejumlah pasar tradisional harga Sembako sangat fluktuatif dengan
kecenderungan naik setiap dua hari sekali. Misalnya, harga Daging ayam yang
biasa dijual 20 ribu rupiah per kilogram menjadi 28 ribu rupiah per kilogram.
Daging Sapi yang biasanya dijual 80 ribu rupiah per kilogram, saat ini menjadi
lebih dari 100 ribu rupiah per kilogram.
Harga telor ayam sebelumnya, 900
rupiah per butir menjadi 1.400 rupiah per butir, cabe merah yang biasa dijual
18 ribu rupiah per kilogram melonjak hingga 35 ribu rupiah perkilogram. Sementara
itu, harga ikan dan sayur mayor lainnya mengalami peningkatan rata rata 25-30
persen.
Kepala Dinas Kelautan
Perikanan, Pertanian dan Kehutanan kota Batam, Suhartini mengatakan, sudah
menjadi kebiasaan harga Sembako di Batam mengalami peningkatan setiap awal
tahun dan menjelang hari raya keagamaan khususnya Idul Fitri. Itu disebabkan
sebagian besar pasokan bahan pokok di Batam didatangkan dari luar daerah dan
impor.
Oleh karena itu,
Pemerintah Kota Batam sedang berupaya mengurangi ketergantungan pasokan bahan
pokok dari luar dengan cara memberdayakan warga Batam menjadi petani. Untuk itu
telah disediakan lahan di Pulau Rempang dan Galang serta pulau lainnya untuk
dijadikan lahan pertanian. Sayangnya, belum banyak warga Batam yang tertarik
menjadi petani.
Untuk menjaga harga
bahan pokok tetap stabil, katanya, Pemerintah Kota Batam selalu mengandalkan
pada impor, sebab pasokan dari daerah lain sering membutuhkan waktu lama dan
harganya juga relatifi lebih tinggi dibanding harga impor.
Berdasarkan Data dari Badan
Pengusahaan Kawasan Batam (BP Batam), beberapa produk bahan pokok dan sayur mayor
yang di impor antara lain, kedelai yang mencapai 7.715.880 kilogram pertahun, bawang
merah 7.294.704 kilogram, apel 4.134.711 kilogram, bawang putih 3.725.624
kilogram.
Kemudian, impor wortel
sepanjang tahun 2012 sebanyak 3.561.174 kilogram, kentang 3.260.733 kilogram,
kacang tanah 2.599.968 kilogram, kentang beku 1.927.861 kilogram, jahe
1.600.745 kilogram, jeruk mandarin 1.555.322 kilogram, pir 1.453.648 kilogram,
bawang bombai 1.236.896 kilogram, brokoli 935.070 kilogram, cabai kering
886.181 kilogram, kelengkeng 856.305 kilogram, kubis 625.648 kilogram dan aneka
jenis sayuran serta produk pertanian lainya. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar