Minggu, 17 Februari 2013

Investor Korea Garap Proyek Jembatan Batam-Bintan


BATAM – Investor Korea Selatan tertarik untuk mendanai proyek Jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dan Bintan sepanjang 6,7 kilometer dengan nilai investasi ditaksir 3 triliun rupiah. Proyek yang termasuk dalam masterplan infrastruktur Badan Pengusahaan (BP) Batam tersebut diyakini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi kawasan FTZ BBK (Free Trade Zone Batam, Bintan dan Karimun).

Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam, Ilham Eka Hartawan mengatakan, rencana pembangunan proyek Jembatan Batam-Bintan akan dibicarakan secara rinci bersama dengan Investor dan Duta Besar Korea Selatan pada Kamis (27/12). Sebelumnya juga sudah dibicarakan mengenai proyek tersebut, namun belum dibahas secara mendalam dan belum dicapai kesepakatan, oleh karena itu pertemuan nanti diharapkan tercapai kesepakan untuk mulai mengerjakan proyek itu.

"Dalam pertemuan dengan investor Korea Selatan nanti, mereka akan diwakili Direktur Korea International Cooperation Agency (Koica) Choi sung Ho, Direktur Economic Development Cooperation Fund (EDCF) Lee Woon Chang dan lainya," katanya, Senin (24/12).

Ditambahkan, jembatan Batam Bintan termasuk bagian dari masterplan infrastruktur BP Batam. Dimana sebelumnya, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan BP Batam sedang mencari pihak swasta sebagai investor untuk membangun jembatan tersebut.

Proyek Jembatan Batam-Bintan sudah digagas beberapa tahun lalu yang nantinya akan dibangun tiga tahap. Tahap pertama, menyambungkan Pulau Batam dan Pulau Tanjung Sauh. Kemudian tahap selanjutnya menyambungkan Tanjung Sauh ke Pulau Buau, dan yang terakhir menghubungkan Pulau Buau dengan Pulau Bintan.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Menko Perekonomian Dedy Priatna mengatakan, proyek Jembatan Batam Bintan sangat penting karena akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional. Saat ini saja terdapat lebih dari 1.200 perusahaan yang menanamkan modalnya di Batam sedangkan di Bintan terdapat lebih dari 40 perusahaan asing yang berinvestasi.
Proyek itu juga sangat penting karena Pulau Tanjung Sauh akan dikembangkan sebagai kawasan pelabuhan kargo internasional yang nantinya mampu bersaing dengan Pelabuhan di Singapura serta Malaysia.

Hasil studi kelayakan yang terakhir kali dilakukan pada 2010 menunjukkan, jembatan Batam Bintan akan dilalui oleh 9.189 mobil dan 6.500 motor per hari. Tarif keekonomian jembatan itu diperkirakan  66.120 rupiah sekali jalan. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar