BATAM – Investor Korea Selatan
tertarik untuk mendanai proyek Jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dan
Bintan sepanjang 6,7 kilometer dengan nilai investasi ditaksir 3 triliun
rupiah. Proyek yang termasuk dalam masterplan
infrastruktur Badan Pengusahaan (BP) Batam tersebut diyakini akan mempercepat
pertumbuhan ekonomi kawasan FTZ BBK (Free Trade Zone Batam, Bintan dan
Karimun).
Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam, Ilham Eka Hartawan mengatakan, rencana
pembangunan proyek Jembatan Batam-Bintan akan dibicarakan secara rinci bersama
dengan Investor dan Duta Besar Korea Selatan pada Kamis (27/12). Sebelumnya
juga sudah dibicarakan mengenai proyek tersebut, namun belum dibahas secara
mendalam dan belum dicapai kesepakatan, oleh karena itu pertemuan nanti
diharapkan tercapai kesepakan untuk mulai mengerjakan proyek itu.
"Dalam pertemuan dengan investor Korea Selatan nanti, mereka akan
diwakili Direktur Korea International Cooperation Agency (Koica) Choi sung Ho,
Direktur Economic Development Cooperation Fund (EDCF) Lee Woon Chang dan
lainya," katanya, Senin (24/12).
Ditambahkan,
jembatan Batam Bintan termasuk bagian dari masterplan infrastruktur BP Batam.
Dimana sebelumnya, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan BP Batam sedang
mencari pihak swasta sebagai investor untuk membangun jembatan tersebut.
Proyek
Jembatan Batam-Bintan sudah digagas beberapa tahun lalu yang nantinya akan
dibangun tiga tahap. Tahap pertama, menyambungkan
Pulau Batam dan Pulau Tanjung Sauh. Kemudian tahap selanjutnya menyambungkan
Tanjung Sauh ke Pulau Buau, dan yang terakhir menghubungkan Pulau Buau dengan
Pulau Bintan.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Menko Perekonomian Dedy Priatna mengatakan, proyek Jembatan Batam Bintan sangat penting karena akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional. Saat ini saja terdapat lebih dari 1.200 perusahaan yang menanamkan modalnya di Batam sedangkan di Bintan terdapat lebih dari 40 perusahaan asing yang berinvestasi.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Menko Perekonomian Dedy Priatna mengatakan, proyek Jembatan Batam Bintan sangat penting karena akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional. Saat ini saja terdapat lebih dari 1.200 perusahaan yang menanamkan modalnya di Batam sedangkan di Bintan terdapat lebih dari 40 perusahaan asing yang berinvestasi.
Proyek
itu juga sangat penting karena Pulau Tanjung Sauh akan dikembangkan sebagai
kawasan pelabuhan kargo internasional yang nantinya mampu bersaing dengan
Pelabuhan di Singapura serta Malaysia.
Hasil
studi kelayakan yang terakhir kali dilakukan pada 2010 menunjukkan, jembatan Batam
Bintan akan dilalui oleh 9.189 mobil dan 6.500 motor per hari. Tarif
keekonomian jembatan itu diperkirakan 66.120 rupiah sekali jalan. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar