BATAM – Anak usaha PT PLN (Persero), PT
Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam mengaji ulang rencana IPO yang akan
dilakukan tahun depan seiring perkiraan turunya kinerja pendapatan dan laba 2012
serta belum diperolehnya pembeli siaga.
Direktur Utama PLN Batam, Dadan
Koernadipura mengatakan, perseroan sebelumnya merencanakan IPO akhir tahun 2012
ini menggunakan neraca keuangan 2011 namun ditunda karena belum mendapat ijin
dari pemegang saham ditambah lagi kondisi pasar yang dinilai belum kondusif.
Rencana IPO selanjutnya diundur tahun 2013 menggunakan neraca keuangan 2012.
Namun, rencana tersebut akan dikaji ulang disebabkan kinerja pendapatan dan
laba yang diperkirakan turun akibat kerusakan mesin pembangkitan.
“IPO akan dilaksanakan jika perusahaan ini sehat
artinya secara bisnis menguntungkan dan indikatornya bisa dilihat dari kinerja
keuangan. Kami perkirakan laba tahun ini lebih rendah disbanding tahun lalu dikarenakan
kerusakan mesin pembangkit yang menyebabkan pasokan ke pelanggan terhambat,”
katanya, Rabu (21/11).
Tabel : Kinerja PT
PLN Batam
Item
|
Keterangan
|
Beban puncak (Oktober 2012)
|
286,4 MW
|
Daya Mampu
|
395 MW
|
Laba bersih 2011
|
Rp.192,6 Miliar
|
Pendapatan usaha 2011
|
Rp.1,73 Triliun
|
Laba bersih 2010
|
Rp.116,7 Miliar
|
Pendapatan usaha 2010
|
Rp.1,63 Triliun
|
Proyeksi Laba 2012
|
Rp.100 Miliar
|
Proyeksi pendapatan 2012
|
Rp.1,87 Triliun
|
Rata Rata Pertumbuhan Permintaan Listrik per tahun
|
Sekitar 10-11 %
|
|
|
Sumber : diolah dari berbagai sumber
Dadan memperkirakan laba sepanjang 2012 sejumlah 100
miliar rupiah lebih rendah dibanding realisasi 2011 yang 192,6 miliar rupiah.
Sedangkan pendapatan diperkirakan naik menjadi 1,92 triliun rupiah dibanding 2011
yang 1,73 triliun rupiah. Turunya laba disebabkan beban operasional yang
meningkat akibat kerusakan mesin pembangkit di Panaran.
Situasi itu menyebabkan, PLN Batam mengaji ulang
rencana IPO yang akan dilakukan tahun depan dengan terlebih dahulu meminta
pertimbangan dari pemegang saham. Meski demikian, persiapan IPO tetap dilakukan
seperti mencari pembeli siaga, menunjuk perusahaan pelaksana emisi yakni PT
Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas. Lembaga
penunjang IPO lainnya, yakni penasihat keuangan (financial advisor) Ernst &
Young (EY), Biro Administrasi Efek (BAE), PT Datindo Entrycom, serta Kantor
Akuntan Publik (KAP) Deloitte.
Menurut Dadan, pihaknya akan mencari waktu yang
tepat untuk melaksanakan IPO agar saham yang ditawarkan dapat diserap pasar.
Perseroan mengincar dana sekitar 6 triliun rupiah dari pasar modal dengan
melepas sekitar 20-30 persen saham ke publik. Dana hasil IPO akan digunakan
untuk pengembangan bisnis perusahaan antara lain membangun pembangkit listrik,
membangun jaringan dan peningkatan kapasitas perusahaan.
“Saat ini sebagian besar pasokan listrik masih
disediakan perusahaan mitra dan tahun 2020 kami ingin 60 persen pasokan listrik
dari dalam perusahaan supaya kualitasnya bisa terjaga,” kata Dadan.
Terkait dengan kinerja perseroan, Dadan optimistis
dalam beberapa tahun kedepan pendapatan dan laba bisa meningkat signifikan
seiring langkah manajemen yang akan melakukan diversifikasi usaha ke beberapa sektor
seperti hortikultura dan pengadaan bahan bakar. Langkah itu dilakukan agar
perseroan memiliki sumber pendapatan lain diluar bisnis penjualan listrik.
Dari bisnis listrik sendiri dinilai masih sangat
prospektif dilihat dari tingkat pertumbuhan konsumsi listrik di Batam yang
cukup tinggi 10-11 persen per tahun diatas rata rata nasional. Selain itu,
rencana penjualan listrik ke Pulau Bintan dan Singapura juga nantinya akan
menambah pendapatan secara signifikan.
Sementara itu, PT Bursa Efek
Indonesia (BEI) memperkirakan kondisi pasar saham domestik berpotensi lebih
baik pada tahun 2013 dan banyak perusahaan yang berminat mencatatkan saham.
Selain itu, banyak perusahaan yang menunda pelaksanaan IPO tahun ini dan
kemungkinan prosesnya akan dilanjutkan tahun 2013. BEI sendiri menargetkan jumlah
emiten baru pada 2013 sebanyak 30 perusahaan, naik dari target sebelumnya 25
perusahaan.
Direktur Utama BEI, Ito Warsito mengatakan,
target 30 perusahaan yang akan listing tahun depan akan banyak di suffort dari perusahaan BUMN Badan Usaha
Milik Negara. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar