Selasa, 12 Februari 2013

PLN Batam Kaji Rencana IPO



BATAM – Anak usaha PT PLN (Persero), PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam mengaji ulang rencana IPO yang akan dilakukan tahun depan seiring perkiraan turunya kinerja pendapatan dan laba 2012 serta belum diperolehnya pembeli siaga.

Direktur Utama PLN Batam, Dadan Koernadipura mengatakan, perseroan sebelumnya merencanakan IPO akhir tahun 2012 ini menggunakan neraca keuangan 2011 namun ditunda karena belum mendapat ijin dari pemegang saham ditambah lagi kondisi pasar yang dinilai belum kondusif. Rencana IPO selanjutnya diundur tahun 2013 menggunakan neraca keuangan 2012. Namun, rencana tersebut akan dikaji ulang disebabkan kinerja pendapatan dan laba yang diperkirakan turun akibat kerusakan mesin pembangkitan.

“IPO akan dilaksanakan jika perusahaan ini sehat artinya secara bisnis menguntungkan dan indikatornya bisa dilihat dari kinerja keuangan. Kami perkirakan laba tahun ini lebih rendah disbanding tahun lalu dikarenakan kerusakan mesin pembangkit yang menyebabkan pasokan ke pelanggan terhambat,” katanya, Rabu (21/11).

Tabel : Kinerja PT PLN Batam
Item
Keterangan
Beban puncak (Oktober 2012)
286,4 MW
Daya Mampu
395 MW
Laba bersih 2011
Rp.192,6  Miliar
Pendapatan usaha 2011
Rp.1,73 Triliun
Laba bersih 2010
Rp.116,7 Miliar
Pendapatan usaha 2010
Rp.1,63 Triliun
Proyeksi  Laba 2012
Rp.100 Miliar
Proyeksi pendapatan 2012
Rp.1,87 Triliun
Rata Rata Pertumbuhan Permintaan Listrik per tahun
Sekitar 10-11 %
 
 
Sumber : diolah dari berbagai sumber

Dadan memperkirakan laba sepanjang 2012 sejumlah 100 miliar rupiah lebih rendah dibanding realisasi 2011 yang 192,6 miliar rupiah. Sedangkan pendapatan diperkirakan naik menjadi 1,92 triliun rupiah dibanding 2011 yang 1,73 triliun rupiah. Turunya laba disebabkan beban operasional yang meningkat akibat kerusakan mesin pembangkit di Panaran.

Situasi itu menyebabkan, PLN Batam mengaji ulang rencana IPO yang akan dilakukan tahun depan dengan terlebih dahulu meminta pertimbangan dari pemegang saham. Meski demikian, persiapan IPO tetap dilakukan seperti mencari pembeli siaga, menunjuk perusahaan pelaksana emisi yakni PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas. Lembaga penunjang IPO lainnya, yakni penasihat keuangan (financial advisor) Ernst & Young (EY), Biro Administrasi Efek (BAE), PT Datindo Entrycom, serta Kantor Akuntan Publik (KAP) Deloitte.

Menurut Dadan, pihaknya akan mencari waktu yang tepat untuk melaksanakan IPO agar saham yang ditawarkan dapat diserap pasar. Perseroan mengincar dana sekitar 6 triliun rupiah dari pasar modal dengan melepas sekitar 20-30 persen saham ke publik. Dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan bisnis perusahaan antara lain membangun pembangkit listrik, membangun jaringan dan peningkatan kapasitas perusahaan.

“Saat ini sebagian besar pasokan listrik masih disediakan perusahaan mitra dan tahun 2020 kami ingin 60 persen pasokan listrik dari dalam perusahaan supaya kualitasnya bisa terjaga,” kata Dadan.

Terkait dengan kinerja perseroan, Dadan optimistis dalam beberapa tahun kedepan pendapatan dan laba bisa meningkat signifikan seiring langkah manajemen yang akan melakukan diversifikasi usaha ke beberapa sektor seperti hortikultura dan pengadaan bahan bakar. Langkah itu dilakukan agar perseroan memiliki sumber pendapatan lain diluar bisnis penjualan listrik.

Dari bisnis listrik sendiri dinilai masih sangat prospektif dilihat dari tingkat pertumbuhan konsumsi listrik di Batam yang cukup tinggi 10-11 persen per tahun diatas rata rata nasional. Selain itu, rencana penjualan listrik ke Pulau Bintan dan Singapura juga nantinya akan menambah pendapatan secara signifikan.
Sementara itu, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkirakan kondisi pasar saham domestik berpotensi lebih baik pada tahun 2013 dan banyak perusahaan yang berminat mencatatkan saham. Selain itu, banyak perusahaan yang menunda pelaksanaan IPO tahun ini dan kemungkinan prosesnya akan dilanjutkan tahun 2013. BEI sendiri menargetkan jumlah emiten baru pada 2013 sebanyak 30 perusahaan, naik dari target sebelumnya 25 perusahaan.

Direktur Utama BEI, Ito Warsito mengatakan, target 30 perusahaan yang akan listing tahun depan akan banyak di suffort dari perusahaan BUMN Badan Usaha Milik Negara. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar