Minggu, 17 Februari 2013

Industri Penerbangan Krisis Pilot


BATAM – Industri penerbangan dalam negeri membutuhkan Pilot sedikitnya 400 orang setiap tahun seiring pesatnya pertumbuhan sektor tersebut, sehingga dibutuhkan sekolah penerbangan baru untuk mencetak Pilot professional guna memenuhi pasar yang terus tumbuh.

Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Dirjen Perhubungan Udara, Diding Sunardi mengatakan, pemenuhan kebutuhan tenaga pilot di dunia penerbangan Indonesia masih minim. Hanya 200 tenaga tersedia dalam setahun, padahal kebutuhannya mencapai 400 personel.  Untuk mengimbangi kebutuhan itu diperlukan sekolah khusus untuk memenuhi pasar yang terus tumbuh sekaligus menghindari mendatangkan tenaga pilot dari negara asing.

“Dalam satu hari aja, saya harus menandatangani lisensi penerbangan untuk pilot asing rata-rata sebanyak 10 orang dan jumlah pilot asing yang bekerja di Indonesia sekitar 600 sampai 800 orang saat ini. Potensi itu sebenarnya bisa di isi oleh kita sendiri jika tersedia banyak sekolah penerbang yang mampu mencetak Pilot professional,” katanya di sela peresmian Flybest Flight Academy di kawasan Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Kamis (17/1).

Menurutnya, saat ini sudah tersedia 14 tempat pelatihan penerbangan atau sekolah penerbang dan ditambah satu lagi yang baru di dirikan di Batam yakni Flybest Flight Academy di kawasan Bandara Internasional Hang Nadim Batam. Dengan bertambahnya sekolah penerbangan tersebut diharapkan kebutuhan pilot di dalam negeri bisa di isi sendiri oleh pekerja lokal bukan pilot asing yang jumlahnya terus meningkat setiap tahunya.

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit mengatakan kebutuhan pilot yang terus meningkat tidak bisa dihindari seiring membaiknya industri penerbangan dan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional dan membaiknya pendapatan masyarakat.

“Dalam lima tahun ini pertumbuhan industri penerbangan mencapai 20 persen lebih tinggi daripada industri transportasi darat dan laut,” katanya.

Pesatnya pertumbuhan industri penerbangan dikarenakan segmen kelas menengah yang meningkat pesat. Saat ini banyak masyarakat di segmen tersebut yang sering bepergian dengan menggunakan pesawat.  Itu menjadi bukti bahwa kegiatan ekonomi nasional juga bergerak cukup tinggi dan terutama perekonomian antar pulau.

Bahkan untuk urusan bisnis, moda transportasi udara menjadi favorit atau lebih dipilih ketimbang moda transportasi laut terutama untuk bisnis antarpulau. Terlebih lagi, masing-masing pemain di sektor itu juga memberikan potongan harga yang cukup menggiurkan. Sehingga bisnis pun menjadi lebih kompetititf.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah penumpang angkutan udara terus naik dalam tiga tahun terakhir. Sampai Oktober 2012, jumlah penumpang angkutan udara mencapai 40.485.295 orang, terdiri dari 35.522.576 penumpang domestik dan 5.322.719 penumpang penerbangan internasional.

Peningkatan jumlah penumpang ini juga diikuti oleh peningkatan rute penerbangan komersial domestik dari 222 rute pada 2012 menjadi 249 rute pada 2012. Sebagai perbandingan, jumlah penumpang angkutan udara pada 2011 mencapai 68.349.439 orang, terdiri dari 60.197.306 penumpang domestik dan 8.152.133 penumpang internasional.

Pada 2010, jumlah penumpang mencapai 58.390.593 orang, terdiri dari 51.775.656 penumpang domestik dan 6.614.937 penumpang internasional. Pertumbuhan penumpang angkutan udara domestik pada 2010 mencapai 18,18 persen, sementara pertumbuhan penumpang internasional mencapai 32,19 persen. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar