Kepulauan Natuna termasuk Anambas
merupakan daerah terluar yang langsung berhadapan dengan negara tetangga,
memiliki potensi geografis yang sangat strategis dan kaya dengan sumber daya
alam minyak serta gas. Oleh karenanya, Natuna dimasukan sebagai Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu (Kapet) pada tahun 1996 karena dinilai berpotensi cepat tumbuh.
Tidak berhenti hanya sampai di Pulau Batam, Mantan Presiden Soeharto cukup
jeli melihat potensi ekonomi yang ada di Kepulauan Natuna sehingga jika Batam
ditetapkan sebagai Kawasan Pelabuhan dan Perdagangan Bebas maka Natuna pada
tahun 1996 ditetapkan sebagai Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet)
dengan pertimbangan bahwa Natuna memiliki potensi untuk cepat tumbuh dan
mempunyai sector unggulan yang dapat menggerakan ekonomi di wilayah sekitarnya
sehingga butuh investasi yang besar bagi pengembanganya dan butuh dorongan yang
lebih besar dari pemerintah pusat untuk mempercepat pertumbuhanya.
Untuk itu, Mantan Presiden Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden nomor 71
tahun 1996 tentang Pengembangan Pulau Natuna sebagai Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu (Kapet). Satu hal yang
terpenting dalam Kepres tersebut adalah dibentuknya Badan Pengelola
Pengembangan Pulau Natuna yang langsung bertanggung jawab kepada Presiden
dengan maksud untuk efisiensi birokrasi.
Setelah 16 tahun berjalanya Kapet di Natuna tidak banyak yang berubah dari
daerah ini. Masyarakat masih sulit untuk bepergian ke luar Natuna karena
transportasi udara kadang beroperasi kadang tidak. Untuk menggunakan
transportasi laut pun masih sangat tergantung pada cuaca sebab jika ombak
tinggi maka kapal tidak berani beroperasi. Alhasil pasokan kebutuhan pokok
sering terhambat menyebabkan harganya selangit. Pertumbuhan industri pun tidak
berjalan sebagaimana yang diharapkan karena sampai saat ini hanya ada beberapa
perusahaan saja yang mengolah minyak dan gas di Natuna.
Sejumlah tokoh masyarakat Natuna berkeluh kesah dengan kondisi di daerahnya.
Seperti Kepala Desa Teluk Buton Kecamatan Bunguran Utara, Bahrun yang mengeluh
karena jalan di daerahnya belum juga dibangun meski sudah di usulkan Musrenbang.
Kemudian, Kepala Desa Pengadah Kecamatan Bunguran Timur Laut, Zamri Harun juga
mengeluh karena tidak adanya insfrastruktur jalan yang yang memadai di desanya.
Padahal, keberadaan jalan yang menjadi dambaan warga sangat penting untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi rakyat.
Tokoh Pemuda yang juga Pemerhati Ekonomi Natuna, Rikyriovsky mengatakan,
potensi ekonomi Natuna selama ini terabaikan dan tidak member dampak pada
pertumbuhan ekonomi daerah. Padahal dengan potensi yang ada ditambah lagi
dengan status yang diberikan pemerintah pusat kepada Natuna sebagai Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu, mestinya menjadi stimulus untuk mempercepat
pertumbuhan ekonomi daerah. Terlebih APBD Natuna cukup besar lebih dari satu
triliun rupiah setiap tahunnya dengan jumlah penduduk hanya beberapa puluh ribu
orang saja.
Bupati Natuna, Ilyas Sabli mengatakan, APBD Natuna memang terus meningkat
setiap tahunnya, jika pada tahun 2011 hanya 1,15 triliun rupiah, maka tahun
2012 ini menjadi 1,3 triliun rupiah. Sayangnya sebagian besar angaran tersebut
masih digunakan untuk belanja rutin bukan untuk investasi atau membangun
infrastruktur.
“Pembangunan ekonomi Natuna akan dimulai dari desa dan setiap desa mendapat
anggaran 750 juta rupiah setiap tahunya untuk melaksanakan berbagai program
pembangunan,” katanya.
Meski demikian, Ilyas tetap optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi Natuna
kedepanya karena setiap tahun angkanya mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2011
saja, pertumbuhan ekonomi Natuna mencapai 6,41 persen lebih tinggi dibanding 2010
yang 6,25 persen.
Rikyriovsky mengatakan, mestinya angka pertumbuhan ekonomi Natuna bisa lebih
dari 10 persen didukung dengan potensi yang dimiliki daerah ini. Sayangnya,
pemerintah daerah dinilai lamban menggerakan ekonomi daerah dan Pemerintah
pusat pun tidak lagi peduli pada program Kapet yang telah digagas Mantan
Presiden Soeharto. Padahal, sebagai halaman depan negara ini karena Natuna
berbatasan langsung dengan negara tetangga, mestinya daerah ini dijaga dan
dirawat dengan baik. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar