Aplikasi
Smarthphone ternyata ada juga yang berfungsi untuk mengetahui suasana hati
penggunanya, sehingga jika dalam kondisi depresi atau suasana hati tidak
menentu maka aplikasi tersebut dapat mendeteksinya dan member input kepada
penggunanya untuk mengambil tindakan.
Para peneliti di
Northwestern University menciptakan semacam terapi virtual yang
disebut Mobilyze untuk membantu orang yang cenderung
mengabaikan gejala depresi. Aplikasi tersebut dapat mendeteksi gejala
depresi sejak dini dan mengingatkan pengguna bahwa mereka perlu mengambil
tindakan untuk mengatasi suasana hati mereka.
Pemimpin peneliti dan psikolog David Mohr kepada sebuah media mengatakan, mereka mengembangkan algoritma individu untuk setiap pengguna atau user yang dapat menentukan kondisi tertentu. Algoritma itu mencakup lokasi orang, aktivitas, konteks sosial, apa yang mereka lakukan dengan suasana hati mereka, dan kemudian menentukan apakah mereka berperilaku normal atau jika mereka tampak tertekan.
Pemimpin peneliti dan psikolog David Mohr kepada sebuah media mengatakan, mereka mengembangkan algoritma individu untuk setiap pengguna atau user yang dapat menentukan kondisi tertentu. Algoritma itu mencakup lokasi orang, aktivitas, konteks sosial, apa yang mereka lakukan dengan suasana hati mereka, dan kemudian menentukan apakah mereka berperilaku normal atau jika mereka tampak tertekan.
Jika smartphone menyimpulkan bahwa
orang tersebut mengalami depresi maka alat itu akan membantu pemilik
ponsel memberikan tanda siaga atau waspada kepada teman dan keluarga. Smartphone
itu dapat memberikan mereka pesan teks atau
panggilan telepon otomatis kepada mereka untuk menemani Anda
melakukan aktivitas di luar rumah.
Mobilyze menggunakan data
dari sensor yang tertanam dalam smartphone, seperti
GPS, Bluetooth, WiFi, dan akselerometer. Tujuannya adalah
menggunakan data ini untuk mengembangkan sistem otomatis yang
bisa mendeteksi suasana hati penggunanya dan bermanfaat untuk mereka
yang cenderung mengabaikan gejala depresi. Teknologi
ini telah diuji coba pada delapan pasien, yang
semuanya menunjukkan perbaikan dalam menangani depresi
mereka di masa akhir pengobatan.
Pengguna Smartphone, Alpani
mengatakan, aplikasi yang ada pada Smarthphone sebenarnya cukup membantu
penggunanya untuk mempermudah melakukan berbagai aktivitas sehari hari. Selain
itu juga dapat membantu mengatasi berbagai penyakit dengan cara deteksi dini.
Contohnya Smarthphone yang memiliki aplikasi untuk penyakit kulit dan depresi.
Dengan memiliki Smartphone tersebut,
orang lebih cenderung untuk berhati hati dan lebih siap mengatasi berbagai
keluhan yang diterima. Misalnya aplikasi yang dapat mendeteksi suasana hati
seseorang. Dengan apliasi tersebut, orang lebih waspada dengan dirinya sendiri
agar tidak mengalami depresi yang lebih dalam.
Yang menarik, kata dia ada juga aplikasi
Smartphone yang bisa mengatur mimpi seseorang, Dengan aplikasi tersebut, mimpi
bisa dipengaruhi hingga muncul di pikiran Anda saat sedang tertidur.
Aplikasi itu bernama "Dream:
ON" yang dikembangkan oleh Professor Richard Wiseman seroang Ahli
psikologi dari Universitas Hertfordshire USA. Dengan aplikasi ini, orang yang
menderita kelainan tidur bisa terobati selain itu juga dapat membantu orang
yang terkena depresi.
Aplikasi ini bekerja saat
penggunanya sedang tidur, caranya sebelum tidur, pengguna memilih kapan waktu
mereka bangun dan memilih skenario ideal untuk mimpi mereka. Kemudian, letakan ponsel
di kasur, idealnya dekat kepala.
Dijelaskan,
ada tiga tingkatan tidur, Dua tingkat yang pertama adalah saat tidur lelap dan
ringan, yaitu saat kita badan kita tetap aktif. Tapi, di tingkat Rapid Eye
Movement (REM), yaitu saat kita bermimpi, otak 'melumpuhkan' badan maka kita
tidak menggerakkan apa yang terjadi di mimpi ke dalam gerak nyata. Ini agar
kita mencegah diri dari hal-hal yang membahayakan. Aplikasi ini menunggu
periode akhir REM, sebelum bangun. Saat itulah aplikasi bekerja memainkan
soundscape sehingga setting mimpi bisa disesuaikan. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar