Kamis, 18 Oktober 2012

Warga Batam Demo Anti Malaysia



BATAM – Ratusan warga Batam yang terdiri dari berbagai kelompok masyarakat berunjuk rasa di depan Kantor Walikota dan DPRD Batam menuntut Pemerintah Pusat untuk mengambil sikap tegas terkait insiden penembakan empat TKI asal Batam yang ditembak hingga tewas oleh Polisi Malaysia beberapa waktu lalu.  

Kordinator Lapangan, Dani Ogan mengatakan, unjuk rasa dilakukan sebagai bentuk protes atas tindakan Polisi Malaysia yang menembak mati empat TKI asal Batam beberapa waktu lalu. Tindakan Polisi Malaysia tersebut dinilai tidak beretika dan melanggar HAM serta diduga melanggar prosedur penindakan kepolisian karena langsung menembak mati para TKI yang diduga melakukan perbuatan criminal.

“Kasus ini harus diselidiki secara tuntas oleh Instansi di Malaysia maupun Indonesia dan siapapun yang salah harus dihukum. Pemerintah pusat juga harus tegas dengan meminta klarifikasi dan bila perlu memutuskan hubungan diplomatic dengan Malaysia karena kasus ini sudah sering terjadi,” kata Dani, Senin (17/9).

Para pengunjukrasa menuding pihak Malaysia merekayasa peristiwa tersebut, sebab para TKI ditembak saat sedang bekerja. Terlebih, banyak ditemukan keganjilan di tubuh korban.

Anggota Komisi I bidang hukum dan hubungan luar negeri DPRD Batam Helmi Hemilton mengapresiasi tindakan para pendemo dan ikut mengutuk dengan keras aksi penembakan tersebut. Untuk itu, Helmi berharap Pemerintah pusat membantu proses hokum terhadap keluarga korban agar mendapat keadilan yang sebenarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Batam Ruslam Kasbulatov minta agar Pemerintah Kota Batam membantu para keluarga korban yang ada di Batam untuk mendapat kepastian waktu pengiriman jenazah ke Batam.

“Walikota atau Wakil Walikota harus pro aktif membantu keluarga korban untuk mendapat kepastian kapan jenazah keluarganya tiba di Batam,” katanya.
Aksi semena mena yang sering dilakukan polisi Malaysia dan yang terkahir telah menewaskan empat warga Indonesia di negara tersebut dikecam banyak kalangan di Kepri, termasuk anggota DPRD Kepri. Wakil Ketua Komisi I DPRD Kepri Sukhri Farial mengecam keras tindakan 'pembunuhan' tersebut.

Ia berharap Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa meminta penjelasan terkait insiden itu kepada Pemerintah Malaysia. Soalnya, peristiwa ini, kata Sukhri, berpotensi memicu konflik antarkedua negara.

"Menurut saya ini bukan perkara main-main, apalagi yang ditembak itu jumlahnya empat orang. Terlepas dari tuduhan apakah mereka melakukan aksi kriminal , kasus ini berpeluang menimbulkan konflik antara kedua negara," katanya.

Jenazah Tiba

Berdasarkan informasi dari staf KBRI di Malaysia, Heru, Jenazah Joni dan Osnan, dua warga Batam yang ditembak Polisi Diraja Malaysia (PDRM) karena dituduh terlibat aksi perampokan di negara tersebut pada Jumat (7/9) lalu dijadwalkan tiba hari ini, Senin (17/9). Kedua jenazah tersebut diterbangkan dari Malaysia menggunakan pesawat Garuda Indonesia, dan diperkirakan tiba di Bandara Hang Nadim, Batam sore hari.        

Menurut Heru, jasad Joni dan Osnan akan bertolak dari Malaysia menuju Jakarta pukul 08.00 WIB. Setelah seluruh proses dokumentasi dianggap selesai, barulah kemudian jenazah diterbangkan ke Batam dan diperkirakan tiba sekitar pukl 15.30 WIB.

Joni dan Osnan merupakan dua dari empat warga Batam yang selama kurung waktu 2002 hingga sekarang telah sering bepergian ke Malaysia untuk bekerja. Namun, keduanya ditembak mati oleh Polisi Malaysia karena dituduh terlibat aksi perampokan di salah satu negara bagian di Malaysia, Jumat (7/9) lalu.

Keduanya merupakan bagian dari 5 WNI yang ditembak mati karena dituduh sebagai perampok. Empat di antaranya merupakan warga Batam dan satu lainnya adalah warga Jawa Timur. Namun, aksi brutal Polisi Malaysia ini baru terpublikasi beberapa hari setelah kejadian.

Sebelum dipulangkan, terlebih dahulu keluarga kedua korban di Seraya dan Bengkong Batam terlebih dahulu telah di datangi oleh utusan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI untuk dilakukan pendataan atau identifikasi. Pihak keluarga korban juga telah dikunjungi pihak Imigrasi dan juga Komnas HAM, beberapa waktu lalu.

Staf utusan Kemenlu RI Jun Kuncoro, yang menemui langsung Devi di Batam, sebelumnya mengatakan bahwa setelah data korban dikumpulkan dan hasil identifikasi ternyata cocok, maka keempatnya segera dipulangkan.

"Kami datang kemari, agar keluarga korban bisa mempersiapkan diri guna menyambut jenazah korban. Karena dalam beberapa hari ke depan jasadnya sudah dipulangkan," kata Jun Kuncoro. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar