BATAM – Ratusan warga Batam yang terdiri dari berbagai
kelompok masyarakat berunjuk rasa di depan Kantor Walikota dan DPRD Batam
menuntut Pemerintah Pusat untuk mengambil sikap tegas terkait insiden
penembakan empat TKI asal Batam yang ditembak hingga tewas oleh Polisi Malaysia
beberapa waktu lalu.
Kordinator Lapangan, Dani Ogan mengatakan,
unjuk rasa dilakukan sebagai bentuk protes atas tindakan Polisi Malaysia yang
menembak mati empat TKI asal Batam beberapa waktu lalu. Tindakan Polisi
Malaysia tersebut dinilai tidak beretika dan melanggar HAM serta diduga
melanggar prosedur penindakan kepolisian karena langsung menembak mati para TKI
yang diduga melakukan perbuatan criminal.
“Kasus ini harus diselidiki secara
tuntas oleh Instansi di Malaysia maupun Indonesia dan siapapun yang salah harus
dihukum. Pemerintah pusat juga harus tegas dengan meminta klarifikasi dan bila
perlu memutuskan hubungan diplomatic dengan Malaysia karena kasus ini sudah
sering terjadi,” kata Dani, Senin (17/9).
Para pengunjukrasa menuding pihak
Malaysia merekayasa peristiwa tersebut, sebab para TKI ditembak saat sedang
bekerja. Terlebih, banyak ditemukan keganjilan di tubuh korban.
Anggota Komisi I bidang hukum dan
hubungan luar negeri DPRD Batam Helmi Hemilton mengapresiasi tindakan para
pendemo dan ikut mengutuk dengan keras aksi penembakan tersebut. Untuk itu,
Helmi berharap Pemerintah pusat membantu proses hokum terhadap keluarga korban
agar mendapat keadilan yang sebenarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD
Batam Ruslam Kasbulatov minta agar Pemerintah Kota Batam membantu para keluarga
korban yang ada di Batam untuk mendapat kepastian waktu pengiriman jenazah ke
Batam.
“Walikota atau Wakil Walikota harus pro aktif membantu keluarga korban untuk
mendapat kepastian kapan jenazah keluarganya tiba di Batam,” katanya.
Aksi semena mena yang sering dilakukan polisi Malaysia dan yang terkahir
telah menewaskan empat warga Indonesia di negara tersebut dikecam banyak
kalangan di Kepri, termasuk anggota DPRD Kepri. Wakil Ketua Komisi I DPRD Kepri
Sukhri Farial mengecam keras tindakan 'pembunuhan' tersebut.
Ia berharap Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa meminta penjelasan terkait insiden itu kepada Pemerintah Malaysia. Soalnya, peristiwa ini, kata Sukhri, berpotensi memicu konflik antarkedua negara.
"Menurut saya ini bukan perkara main-main, apalagi yang ditembak itu jumlahnya empat orang. Terlepas dari tuduhan apakah mereka melakukan aksi kriminal , kasus ini berpeluang menimbulkan konflik antara kedua negara," katanya.
Ia berharap Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa meminta penjelasan terkait insiden itu kepada Pemerintah Malaysia. Soalnya, peristiwa ini, kata Sukhri, berpotensi memicu konflik antarkedua negara.
"Menurut saya ini bukan perkara main-main, apalagi yang ditembak itu jumlahnya empat orang. Terlepas dari tuduhan apakah mereka melakukan aksi kriminal , kasus ini berpeluang menimbulkan konflik antara kedua negara," katanya.
Jenazah Tiba
Berdasarkan informasi dari staf KBRI di Malaysia, Heru, Jenazah Joni dan Osnan, dua warga Batam yang ditembak Polisi Diraja Malaysia (PDRM) karena dituduh terlibat aksi perampokan di negara tersebut pada Jumat (7/9) lalu dijadwalkan tiba hari ini, Senin (17/9). Kedua jenazah tersebut diterbangkan dari Malaysia menggunakan pesawat Garuda Indonesia, dan diperkirakan tiba di Bandara Hang Nadim, Batam sore hari.
Menurut Heru, jasad Joni dan Osnan akan bertolak dari
Malaysia menuju Jakarta pukul 08.00 WIB. Setelah seluruh proses dokumentasi
dianggap selesai, barulah kemudian jenazah diterbangkan ke Batam dan
diperkirakan tiba sekitar pukl 15.30 WIB.
Joni dan Osnan merupakan dua dari empat warga Batam yang selama kurung waktu 2002 hingga sekarang telah sering bepergian ke Malaysia untuk bekerja. Namun, keduanya ditembak mati oleh Polisi Malaysia karena dituduh terlibat aksi perampokan di salah satu negara bagian di Malaysia, Jumat (7/9) lalu.
Keduanya merupakan bagian dari 5 WNI yang ditembak mati karena dituduh sebagai perampok. Empat di antaranya merupakan warga Batam dan satu lainnya adalah warga Jawa Timur. Namun, aksi brutal Polisi Malaysia ini baru terpublikasi beberapa hari setelah kejadian.
Sebelum dipulangkan, terlebih dahulu keluarga kedua korban di Seraya dan Bengkong Batam terlebih dahulu telah di datangi oleh utusan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI untuk dilakukan pendataan atau identifikasi. Pihak keluarga korban juga telah dikunjungi pihak Imigrasi dan juga Komnas HAM, beberapa waktu lalu.
Staf utusan Kemenlu RI Jun Kuncoro, yang menemui langsung Devi di Batam, sebelumnya mengatakan bahwa setelah data korban dikumpulkan dan hasil identifikasi ternyata cocok, maka keempatnya segera dipulangkan.
"Kami datang kemari, agar keluarga korban bisa mempersiapkan diri guna menyambut jenazah korban. Karena dalam beberapa hari ke depan jasadnya sudah dipulangkan," kata Jun Kuncoro. (gus).
Joni dan Osnan merupakan dua dari empat warga Batam yang selama kurung waktu 2002 hingga sekarang telah sering bepergian ke Malaysia untuk bekerja. Namun, keduanya ditembak mati oleh Polisi Malaysia karena dituduh terlibat aksi perampokan di salah satu negara bagian di Malaysia, Jumat (7/9) lalu.
Keduanya merupakan bagian dari 5 WNI yang ditembak mati karena dituduh sebagai perampok. Empat di antaranya merupakan warga Batam dan satu lainnya adalah warga Jawa Timur. Namun, aksi brutal Polisi Malaysia ini baru terpublikasi beberapa hari setelah kejadian.
Sebelum dipulangkan, terlebih dahulu keluarga kedua korban di Seraya dan Bengkong Batam terlebih dahulu telah di datangi oleh utusan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI untuk dilakukan pendataan atau identifikasi. Pihak keluarga korban juga telah dikunjungi pihak Imigrasi dan juga Komnas HAM, beberapa waktu lalu.
Staf utusan Kemenlu RI Jun Kuncoro, yang menemui langsung Devi di Batam, sebelumnya mengatakan bahwa setelah data korban dikumpulkan dan hasil identifikasi ternyata cocok, maka keempatnya segera dipulangkan.
"Kami datang kemari, agar keluarga korban bisa mempersiapkan diri guna menyambut jenazah korban. Karena dalam beberapa hari ke depan jasadnya sudah dipulangkan," kata Jun Kuncoro. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar