Kamis, 18 Oktober 2012

Ekosistem Batam Terancam Rusak


BATAM – Ekosistem di Kota Batam terancam rusak akibat banyaknya limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) perusahaan yang dibuang tanpa dikelola secara benar. Limbah tersebut kebanyakan langsung di buang ke laut tanpa proses pengolahan sehingga mencemari ekosistem di laut dan sekitarnya.
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Batam Dendi Purnomo mengatakan, belum semua perusahaan yang menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) mengelola limbah B3 yang dihasilkannya dengan baik dan benar. Sekitar 2 persen dari 380 perusahaan penghasil limbah B3 di Kota Batam masih melakukan penyimpangan dalam penanganan limbah B3 yang dihasilkannya.

“Sampai saat ini masih banyak perusahaan di Batam yang nakal membuang limbah hasil produksi sembarangan dan tidak mengolahnya dengan benar,” katanya akhir pecan lalu.
Perusahaan-perusahaan itu, kata Dendi, ada yang membuang limbah B3 dengan mencampurkannya dengan limbah rumah tangga, membuang ke laut dan ada juga yang membuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di kawasan Telaga Punggur.

Pemerintah daerah sudah melakukan pengawasan yang sangat ketat bagi industri-industri yang dalam proses produksinya menghasilkan limbah B3. Tindakan tegas juga diberikan bagi perusahaan yang terbukti tidak mengolah limbah B3-nya sesuai ketentuan yang berlaku.
"Tapi kita punya keterbatasan untuk mengawasi seluruhnya. Oleh karena itu kita minta bantuan masyarakat untuk melaporkan jika menemukan pembuangan limbah secara sembarangan," katanya.

Disebutkan, jumlah limbah B3 yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan di Batam sangat besar. Untuk tahun 2011 saja jumlah limbah B3 yang dihasilkan mencapai 92.850 ton. Dari jumlah tersebut, 35 persen diolah di Batam, sementara sisanya dikirim ke luar Batam, seperti Jakarta dan daerah lainnya, untuk diolah.

"Batam hanya mengelola sekitar 35 persen dari limbah yang ada. Kita kelola limbah yang berbahan cair, sementara yang limbah keras rata-rata dibawa keluar," katanya.

Menurut Dendi, limbah B3 kebanyakan dihasilkan dari perusahan galangan kapal, penunjang migas serta dari industri manufaktur yang tersebar di kawasan Batuaji, Kabil, hingga Sekupang. (gus).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar