BATAM – Perusahaan asal China Sinopec
merealisasikan rencana investasinya membangun kilang minyak di Pulau Janda
Berhias, Batam Provinsi Kepualauan Riau (Kepri) ditandai dengan peletakan batu
pertama pembangunan, Rabu (10/10). Proyek dengan nilai investasi sekitar 815
juta dollar AS setara dengan 7,3 Triliun rupiah dengan kurs 9 ribu rupiah per
dollar AS itu diyakini sebagai kilang terbesar di Asia Tenggara yang nantinya
akan merekrut tidak kurang dari 1.900 pekerja lokal.
Presiden Direktur Sinopec West Point Terminal Hawana di Batam, Wang Tianpu
mengatakan, rencana investasi di Pulau Janda Berhias sudah direncanakan sejak
dua tahun lalu dan baru direalisasikan saat ini karena pulau tersebut sudah masuk
dalam kawasan perdagangan serta pelabuhan bebas Batam atau daerah FTZ. Dengan
demikian, perseroan nantinya akan mendapat sejumlah fasilitas dari pemerintah
seperti fasilitas pajak dan lainnya.
Proyek yang akan dibangun, kata dia adalah Kilang Bahan Bakar Minyak atau Oil Storage yang nantinya menjadi salah
satu terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas maksimal 2,6 juta meter kubik
setara dengan 16 juta barel BBM.
“Kilang minyak yang akan kami bangun nantinya mampu menyaingi kapasitas yang
dimiliki kilang di Jurong, Singapura dan Malaysia,” katanya usai peletakan batu
pertama pembangunan proyek, Rabu (10/10).
Ditambahkan, minyak yang ditampung di Kilang tersebut nantinya berasal dari
sejumlah perusahaan Cina yang ada di kawasan Asia, Afrika dan Timur Tengah.
Proyek yang dibangun dengan biaya sekitar 815 juta dollar As tersebut
diharapkan rampung dalam beberapa tahun kedepan.
Menurut Wang, dalam proyek tersebut pihaknya bekerjasama dengan MAS grup
atau PT MAS Capital Trust dan diharapkan bisa member efek positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
Acara peletakan batu pertama pembangunan proyek dihadiri President SINOPEC
Wang Tianpu, Managing Director SINOPEC Ye Zhijun dan President PT
MAS Capital Trust Bond Hawana. Turut disaksikan pula oleh Duta Besar
Cina untuk Indonesia Liu Jianchao, Gubernur Kepri H.M Sani dan Wakil Gubernur
Kepri Soerya Respationo, Wali Kota Batam Ahmad Dahlan serta Ketua Badan
Pengusaaan Batam Mustofa Widjaya.
Gubernur Kepri H.M Sani mengatakan, direalisasikanya rencana investasi
tersebut tidak terlepas dari perubahan status pulau Janda Berhias yang masuk
menjadi kawasan FTZ.
“Semulai Pulau Janda Berhias tidak termasuk ke dalam kawasan FTZ, namun
pemerintah akhirnya memasukkan pulau ini menjadi bagian dari kawasan FTZ
sehingga mendapatkan kemudahan-kemudahan tersebut karena keinginan SINOPEC
berinvestasi di sana,” katanya.
Peralihan status pulau itu menjadi kawasan FTZ menurutnya sebagai bukti
bahwa pemerintah memberikan dukungan dan perhatian yang besar terhadap
perkembangan investasi di Indonesia dan di Kepri khususnya.
Sani berharap dengan adanya adanya investasi tersebut akan membawa hubungan
yang semakin baik antara Indonesia dan Cina, sehingga investasi dari Cina
diharapkan bisa lebih meningkat lagi kedepanya.
Sementara itu, Direktur Pusat Layanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam,
Dwi Djoko Wiwoho mengatakan, sepanjang Agustus 2012 terdapat lima penanam modal
asing yang merealisasikan rencana investasinya senilai 26,6 juta dollar AS di
Batam.
“Ada lima perusahaan yang mendapatkan Izin Usaha Tetap pada Agustus, nilai
investasinya US$ 26,6 juta. Meningkat jika dibandingkan Agustus tahun lalu,” katanya.
Menurutnya, melonjaknya nilai investasi pada periode Agustus kali ini
berasal dari salah satu perusahaan galangan kapal asal Indonesia. Sementara
empat perusahaan lainnya yang merealisasikan investasi di Batam yakni PMA join
venture Singapura-Indonesia yang bergerak dibidang jasa industri untuk berbagai
pengerjaan khusus terhadap logam dan barang-barang dari logam, dengan investasi
sebesar 1 juta dollar AS. Kemudian, dua
PMA Singapura yang bergerak dibidang industri perbaikan kapal dengan nilai
investasi 2 juta dollar AS dan jasa pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin peralatan
berat berteknologi tinggi dengan investasi 200.000 dollar AS. Yang terakhir
adalah PMA join venture Inggris-Singapura yang bergerak di bidang industri
barang dari kulit dan kulit buatan dengan investasi 1 juta dollar AS. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar