Selasa, 16 Oktober 2012

Menteri Perdagangan Sidak di Batam


BATAM -  Menteri Perdagangan Gita Wirjawan bersama Tim Terpadu Pengawasan Barang Beredar (TPBB) melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah pasar di Batam sekaligus memantau harga Sembilan Bahan Pokok dan meresmikan Pasar Aviari Batu Aji Batam sebagai salah satu dari 13 Pasar Tertib Ukur di Indonesia.

Menteri Perdagangan,Gita Irawan didampingi Wakil walikota Batam Rudi SE, Kapolda Kepri Brigjen Yotje Mende dan sejumlah jajaran Muspida propinsi Kepri dan Pemko Batam pada Senin (23/7) pagi melakukan inpeksi mendadak di Pasar Aviari, Batam, Senin (23/7). Sidak dilakukan terhadap produk obat dan makanan untuk memastikan apakah sesuai dengan standar keamanan, kesehatan dan keselamatan lingkungan (K3L).

“Batam merupakan daerah yang spesifik karena hampir 90 persen kebutuhan pokok dipasok dari luar daerah dan disini juga banyak beredar produk impor. Oleh karena itu kami memilih Batam untuk memantau pergerakan harga sembako,” katanya, Senin (23/7).

Dalam sidak tersebut, Tim TPBB melakukan uji kelayakan dan kesehatan terhadap sejumlah makanan dan ditemukan satu sampel bolu kukus merah yang mengandung rhodamin B. Tim juga menemukan sampel mie kuning yang mengandung formalin.

Tim juga menemukan sejumlah produk impor yang belum terdata dalam Produk Makanan Luar (ML) seperti minuman Energi Red Bull, Milo, susu kaleng siap saji Bear Brand, dan masih banyak lagi.

Menurut Gita, pengusaha di Batam mestinya sudah lebih gampang mendaftarkan produk impor tersebut sebelum dipasarkan, karena saat ini sudah ada Balai POM di Batam yang pengurusannya bisa dilakukan secara elektronik dengan demikian proses pengurusannya bisa lebih cepat dan murah.
 
Kepala Badan POM Dra Lucky S Slamet  mengatakan, seluruh produk impor yang masuk ke Indonesia termasuk Batam harus sesuai dengan prosedur dan standar yang berlaku yakni ketentuan K3L (K3L (keamanan, kesehatan, keselamatan, dan lingkungan). Kemudian khusus untuk Batam, sebagai daerah perbatasan maka pengawasannya lebih ketat lagi terutama untuk produk-produk impor.

"Kalau wilayah perbatasan, koordinasi yang kami lakukan lebih khusus lagi. Kami tidak bisa kerja sendiri, tapi juga bersama bea cukai, kepolisian, dan kejaksaan. Oleh karenanya didirikan Balai POM disini,” kata dia.
 
 
Pantau Sembako
 
Gita Wirjawan minta Pemerintah Kota Batam serius memantau harga Sembako, karena sebagai daerah yang 90 persen produknya di datangkan dari luar maka potensi pegerakan harga sangat tinggi terlebih saat Ramadhan dan jelang Hari Raya ketika permintaan meningkat. Untuk itu, perlu dilakukan pemantauan secara rutin guna mengetahui pergerakan harga.
 
“Dari pantauan yang kami lakukan, harga Sembako di Batam cenderung stabil kecuali untuk produk daging, ayam, telur dan sayuran,” katanya.
 
Harga daging sapi dan daging ayam saat ini naik rata rata 10 ribu sampai 20 ribu rupiah per kilogram. Daging sapi yang biasa dijual 46 ribu per kilogram naik menjadi 60 ribu rupiah per kilogram, Daging ayam dari 28 ribu rupiah per kilogram menjadi 32 ribu rupiah per kilogram.
Sementara itu, harga sayuran melonjak lebih dari 100 persen. Sayur kangkung yang biasa dijual 3000 rupiah per kilogram menjadi 17 ribu rupiah per kilogram.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Ahmad Hijazi mengatakan, Pemko batam tidak sanggup mengendalikan harga daging dan sembako yang kian melambung karena Batam bukanlah daerah produsen dan sebagian besar pasokan sembako tersebut didatangkan dari luar Batam serta impor.

“Batam tidak mempunyai peternakan sendiri. Jika permintaan meningkat, otomatis harganya akan melambung,” kata Hijazi.

Meski demikian, Hijazi mengatakan kenaikan harga Sembako terutama daging sapi dan Ayam tidak hanya terjadi di Batam selama Ramadhan dan Jelang Hari Raya. Kenaikan harga juga terjadi di daerah lainnya di Indonesia dipicu naiknya permintaan. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar