BATAM - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan bersama Tim
Terpadu Pengawasan Barang Beredar (TPBB) melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah
pasar di Batam sekaligus memantau harga Sembilan Bahan Pokok dan meresmikan Pasar
Aviari Batu Aji Batam sebagai salah satu dari 13 Pasar Tertib Ukur di Indonesia.
Menteri Perdagangan,Gita Irawan didampingi Wakil walikota Batam Rudi SE,
Kapolda Kepri Brigjen Yotje Mende dan sejumlah jajaran Muspida propinsi Kepri
dan Pemko Batam pada Senin (23/7) pagi melakukan inpeksi mendadak di Pasar
Aviari, Batam, Senin (23/7). Sidak dilakukan terhadap produk obat dan makanan
untuk memastikan apakah sesuai dengan standar keamanan, kesehatan dan
keselamatan lingkungan (K3L).
“Batam merupakan daerah yang spesifik karena hampir 90 persen kebutuhan
pokok dipasok dari luar daerah dan disini juga banyak beredar produk impor.
Oleh karena itu kami memilih Batam untuk memantau pergerakan harga sembako,”
katanya, Senin (23/7).
Dalam sidak tersebut, Tim TPBB melakukan uji kelayakan dan kesehatan
terhadap sejumlah makanan dan ditemukan satu sampel bolu kukus merah yang
mengandung rhodamin B. Tim juga menemukan sampel mie kuning yang mengandung
formalin.
Tim juga menemukan sejumlah produk impor
yang belum terdata dalam Produk Makanan Luar (ML) seperti minuman Energi Red
Bull, Milo, susu kaleng siap saji Bear Brand, dan masih banyak lagi.
Menurut Gita, pengusaha di Batam mestinya sudah lebih gampang mendaftarkan produk impor tersebut sebelum dipasarkan, karena saat ini sudah ada Balai POM di Batam yang pengurusannya bisa dilakukan secara elektronik dengan demikian proses pengurusannya bisa lebih cepat dan murah.
Menurut Gita, pengusaha di Batam mestinya sudah lebih gampang mendaftarkan produk impor tersebut sebelum dipasarkan, karena saat ini sudah ada Balai POM di Batam yang pengurusannya bisa dilakukan secara elektronik dengan demikian proses pengurusannya bisa lebih cepat dan murah.
Kepala Badan POM Dra Lucky S
Slamet mengatakan, seluruh produk impor
yang masuk ke Indonesia termasuk Batam harus sesuai dengan prosedur dan standar
yang berlaku yakni ketentuan K3L (K3L (keamanan, kesehatan, keselamatan, dan
lingkungan). Kemudian khusus untuk Batam, sebagai daerah perbatasan maka
pengawasannya lebih ketat lagi terutama untuk produk-produk impor.
"Kalau wilayah perbatasan, koordinasi yang kami lakukan lebih khusus lagi. Kami tidak bisa kerja sendiri, tapi juga bersama bea cukai, kepolisian, dan kejaksaan. Oleh karenanya didirikan Balai POM disini,” kata dia.
"Kalau wilayah perbatasan, koordinasi yang kami lakukan lebih khusus lagi. Kami tidak bisa kerja sendiri, tapi juga bersama bea cukai, kepolisian, dan kejaksaan. Oleh karenanya didirikan Balai POM disini,” kata dia.
Pantau
Sembako
Gita Wirjawan minta Pemerintah Kota
Batam serius memantau harga Sembako, karena sebagai daerah yang 90 persen
produknya di datangkan dari luar maka potensi pegerakan harga sangat tinggi
terlebih saat Ramadhan dan jelang Hari Raya ketika permintaan meningkat. Untuk
itu, perlu dilakukan pemantauan secara rutin guna mengetahui pergerakan harga.
“Dari pantauan yang kami lakukan,
harga Sembako di Batam cenderung stabil kecuali untuk produk daging, ayam,
telur dan sayuran,” katanya.
Harga daging sapi dan daging ayam saat
ini naik rata rata 10 ribu sampai 20 ribu rupiah per kilogram. Daging sapi yang
biasa dijual 46 ribu per kilogram naik menjadi 60 ribu rupiah per kilogram,
Daging ayam dari 28 ribu rupiah per kilogram menjadi 32 ribu rupiah per
kilogram.
Sementara itu, harga sayuran
melonjak lebih dari 100 persen. Sayur kangkung yang biasa dijual 3000 rupiah
per kilogram menjadi 17 ribu rupiah per kilogram.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) Kota Batam, Ahmad Hijazi mengatakan, Pemko batam tidak sanggup
mengendalikan harga daging dan sembako yang kian melambung karena Batam
bukanlah daerah produsen dan sebagian besar pasokan sembako tersebut
didatangkan dari luar Batam serta impor.
“Batam tidak mempunyai peternakan
sendiri. Jika permintaan meningkat, otomatis harganya akan melambung,” kata Hijazi.
Meski demikian, Hijazi mengatakan
kenaikan harga Sembako terutama daging sapi dan Ayam tidak hanya terjadi di
Batam selama Ramadhan dan Jelang Hari Raya. Kenaikan harga juga terjadi di daerah
lainnya di Indonesia dipicu naiknya permintaan. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar