Selasa, 16 Oktober 2012

Industri Perkapalan Sulit Bersaing



BATAM – Industri perkapalan nasional saat ini masih sulit bersaing dengan industri sejenis dari negara lain karena harga jual kurang kompetitif disebabkan sebagian besar bahan baku masih impor.

Kepala Bidang Organisasi dan Keanggotaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) Norvirwan S Said mengatakan, Industri perkapalan
nasional sulit bersaing di tingkat global karena kesulitan mendapatkan bahan baku atau material. Sebagian besar bahan baku untuk industri itu masih di impor dengan harga tinggi. Akibatnya perusahaan terpaksa menjual kapal juga dengan harga tinggi sehingga kurang kompetitif.

“Sebagian besar atau 65 persen bahan baku industri perkapalan nasional masih di impor, sedangkan di Batam hampir 100 persen bahan bakunya di impor. Akibatnya industri ini menjadi kurang kompetitif disebabkan harganya tidak dapat bersaing dengan produksi mancanegara, katanya, dalam diskusi Persaingan Sehat dalam Industri Kapal dan Lepas Pantai di Batam akhir pekan lalu.

Selain harga jual menjadi tidak kompetitif, ketergantungan impor bahan baku juga menyebabkan pengiriman kapal kepada perusahaan yang mengorder sering terlambat karena untuk mendapatkan bahan baku di pasaran internasional sulit karena harus bersaing dengan perusahaan sejenis di negara lain.

“Beberapa komponen penting yang harus diimpor oleh perusahaan perkapalan nasional antara lain, boller, pump, electric cable, transformer, battery carger dan lain sebagainya,” kata Norvirman.

Pemerintah mestinya membantu pelaku usaha di industri perkapalan agar bisa mendatangkan bahan baku dengan cepat. Selain itu, juga perlu diberikan insentif kepada pengusaha yang mau membuka usaha pembuatan komponen perkapalan supaya impor bahan baku bisa dikurangi.

Itu cukup beralasan sebab industri perkapalan nasional cukup member andil pada pemasukan devisa negara, selain itu juga cukup signifikan membantu mengurangi pengangguran. Pasalnya, untuk membuat satu kapal besar saja dibutuhkan ratusan pekerja, dan di Indonesia saat ini terdapat ratusan galangan kapal yang sedang mengerjakan ratusan kapal.

Menurut Norvirwan, jumlah galangan kapal yang terdaftar di asosiasi sekitar 250 perusahaan. Sedangkan jumlah kapal berbendara Indonesia saat ini mencapai 13 ribu kapal dan setiap tahunnya terus bertambah. Sementara itu, jumlah kapasitas produksi pemeliharaan atau reparasi kapal sekitar 10 juta DWT (Dead Weight Tonnage) per tahun dan untuk pembangunan kapal baru sekitar 750 ribu DWT per tahun.

"Pemerintah pusat sudah saatnya memberi perhatian lebih pada industri perkapalan, seperti yang dilakukan terhadap industri otomotif, sebab industri perkapalan menyerap banyak pekerja sehingga bisa membantu mengatasi pengangguran,” katanya. (gus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar