Kamis, 18 Oktober 2012

Investor Realisasikan Investasi 26,6 Juta Dollar AS di Batam

 
BATAM – Empat perusahaan asing dan satu perusahaan dalam negeri merealisasikan rencana investasi senilai 26,6 juta dollar AS setara dengan 260 miliar rupiah pada berbagai sektor industri seperti galangan kapal dan elektronik di Kota Batam selama Agustus ini.

Direktur Pusat Layanan Terpadu Satu Pintu Badan Pengusahaan Batam, Dwi Djoko Wiwoho mengatakan, perusahaan yang merealisasikan investasi di Batam tersebut diantaranya joint venture Singapura-Indonesia yang bergerak di bidang jasa industri untuk berbagai pengerjaan khusus terhadap logam dan barang-barang dari logam, dengan investasi sebesar satu juta dolar AS. Kemudian, dua penanam modal asing (PMA) Singapura di bidang industri perbaikan kapal dengan nilai investasi 2 juta dolar AS serta jasa pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin peralatan berat berteknologi tinggi dengan investasi 200 ribu dolar AS. Lalu, join venture Inggris-Singapura yang bergerak di bidang industri barang dari kulit dan kulit buatan dengan investasi senilai satu juta dolar AS.
Sedangkan nilai investasi yang terbesar berasal dari perusahaan dalam negeri yang bergerak dalam bidang industri pembuatan dan perbaikan kapal dengan nilai investasi 22,43 juta dolar AS.

"Industri perkapalan masih menjadi salah satu bidang yang diminati investor domestik karena cukup prospektif seiring banyaknya pekerjaan galangan kapal dari Singapura yang dialihkan ke sejumlah perusahaan di Batam karena Perusahaan perkapalan di Singapura sudah Full Booking," katanya, Senin (8/10).

Direalisasikanya rencana investasi tersebut nantinya akan menyerap banyak tenaga kerja dan diperkirakan akan menyerap sekitar 317 pekerja baru sehingga dapat mengurangi angka pengangguran secara nasional.

Menurut Djoko, Batam masih menjadi incaran para pebisnis asing dan lokal karena banyak fasilitas yang diberikan pemerintah seperti insentif pajak dan cukai serta ketersediaan infrastruktur yang cukup.

Selama Semester satu ini saja, katanya BP Batam mencatat realisasi investasi asing di Kawasan Pelabuhan dan Perdagangan Batam mencapai 112 juta dolar AS, naik sekitar 61 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Adapun investor yang menamkan modalnya antara lain , Singapura, Malaysia, Australia, Italia, India, Amerika Serikat, Jerman, Korea Selatan, Philipina, Sri Langka, British Virgin Island, Belanda, Norwegia, Philipina, Inggris, Taiwan, Irlandia, Ukraina dan Korea Selatan.
Djoko optimistis hingga akhir tahun ini target untuk menjaring 100 investor asing dapat tercapai karena hingga saat ini sudah tercapai lebih dari separuh.

Kendala Lahan

Ketua Kadin Kepri, Johanes Kennedy Aritonang mengatakan, BP Batam masih belum maksimal menjaring investor asing masuk untuk menanamkan modalnya di daerah ini karena jika disbanding Malaysia dan Vietnam serta China maka Batam masih tertinggal. Padahal, pemerintah pusat sudah memberikan sejumlah fasilitas namun sayangnya belum dimanfaatkan secara optimal oleh regulator di daerah.

Salah satu kendala belum banyaknya investor asing yang menanamkan modal di batam karena kendala keterbatasan lahan. Batam saat ini mengalami krisis lahan sehingga banyak investor asing yang akan menanamkan modalnya terpaksa membatalkannya karena tidak adanya lahan. Oleh karena itu, Pemerintah pusat diminta segera mengalih fungsikan lahan di Pulau Rempang dan Galang untuk dijadikan kawasan komersil sehingga bisa dikelola oleh investor.

“Pulau Rempang dan Galang sudah dipersiapkan sejak masa BJ Habibie menjabat Ketua Otorita Batam dengan dibangunya jembatan Barelang. Dengan adanya jembatan itu maka akses untuk menuju lokasi menjadi lebih cepat,” katanya. (gus).
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar