Kamis, 18 Oktober 2012

Komnas Ham Akan Selidiki Penembakan 5 TKI di Malaysia


 
BATAM – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas Ham) berencana melakukan investigasi bersama dengan  Lembaga Suruhanjaya Hak Asasi Manusia Malaysia (Suhakam) terkait insiden penembakan lima Tenaga Kerja Indonesia (TKI) oleh Polisi Diraja Malaysia beberapa waktu lalu.
 
Anggota Komnas Ham, Johny Nelson Simanjuntak mengatakan, pihaknya sudah menghubungi lembaga HAM Malaysia atau Suhakam untuk melakukan investigasi bersama terkait penembakan 4 TKI asal Batam dan satu asal Madura di negara tersebut beberapa waktu lalu. Namun, hingga saat ini belum ada respon dari lembaga tersebut sehingga Komnas Ham belum akan melakukan penyelidikan.
 
“Kami sudah menghubungi Suhakam untuk investigasi bersama dan hingga saat ini masih menunggu respon dari lembaga tersebut,” katanya, Jumat (14/9).
 
Atas kejadian penembakan tersebut, kata Johny pihaknya langsung menghubungi Kementrian Luar Negeri agar dibentuk gugus tugas bersama untuk melakukan penyelidikan supaya mendapat informasi yang komprehensif terkait insiden tersebut. Hal itu perlu dilakukan agar pemerintah mendapat informasi yang benar sehingga dapat mengambil suatu kebijakan.
 
Sembari menunggu hasil penyelidikan, Pemerintah diminta untuk meminta penjelasan kepada Pemerintah Malaysia terkait insiden penembakan itu. Kemudian, Pemerintah juga diminta untuk segera memulangkan empat TKI warga Batam dan satu TKI asal Madura yang tewas ditembak tersebut.
 
Insiden penembakan empat TKI asal Batam terjadi pada hari Jumat (7/9) di negara bagian Perak Malaysia. Keempat warga yang ditembak bersal dari Batam yakni Jony alias M Sin (35), Osnan (37), Hamid, Diden, dan Mahno.
 
Istri Jony, Devi Trista (28) mengatakan sudah mendapat foto para korban termasuk suaminya. Ia menuturkan dari foto tersebut terlihat kelopak mata suaminya dijahit. Ia juga melihat jahitan dari dada hingga ke perut korban.
 
"Saya takut organ tubuh suami saya diambil orang Malaysia," kata Devi. Bersama keluarga Osnan, Sofyan dan Devi berusaha mencari keterangan nasib keluarganya ke KBRI Kuala Lumpur. Namun, tidak satupun nomor telepon KBRI Kuala Lumpur yang berhasil dihubungi. (gus).
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar