BATAM – Sebanyak tujuh perusahaan
asing dan domestik segera merealisasikan rencana investasinya di kawasan
perdagangan serta pelabuhan bebas (FTZ/Free Trade Zone) Karimun, Provinsi
Kepulauan Riau (Kepri) dengan total nilai investasi sekitar 86,7 triliun
rupiah. Investasi itu dipastikan akan meningkatkan perekonomian Kabupaten
Karimun karena jumlah tenaga kerja lokal yang diserap mencapai ribuan.
Bupati Kabupaten Karimun, Nurdin Basirun mengatakan, tujuh perusahaan yang
akan menanamkan modalnya adalah PT Citra Putra Mandiri yang akan membangun industri
penyulingan minyak dan resort di daerah Karimun Anak dengan nilai investasi
sekitar 38,820 triliun rupiah. Kemudian, PT Putra Bengkong Sunrise bergerak
dibidang jasa terpadu dengan nilai investasi sekitar 335 miliar rupiah. PT
Sumatera Karimun Shipyard bergerak di bidang industri pembuatan kapal dan
bangunan terapung dengan nilai investasi sekitar 30 juta dollar AS setara
dengan 270 miliar rupiah dengan kurs 9 ribu rupiah per dollar AS.
Selanjutnya PT Soma Daya Utama bergerak di bidang industri pembangunan
pembangkit listrik tenaga uap dengan nilai investasi 855 miliar rupiah. PT
Karya Maritim Makmur bergerak di bidang perbaikan dan pemotongan kapal dengan
nilai investasi 25 miliar rupiah dan PT Karimun Kostal Maritim dengan nilai
investasi 100 miliar rupiah. Lalu ada satu perusahaan yang telah memberi komitmen
langsung ke Pemerintah pusat yakni Perusahaan asal Italia, PT Saipem Indonesia Karimun Branch (SIKB) yang akan
membangun kilang minyak dengan investasi 5 Miliar dollar AS atau sekitar
47,5 triliun rupiah.
“Enam dari tujuh perusahaan tersebut sudah kami tandatangni MoU rencana
investasinya dan tahun depan diharapkan terealisasi, sedangkan satu perusahaan
lagi yang berasal dari Italia langsung member komitmen pada pemerintah pusat,”
katanya, Minggu (14/10).
Menurut Nurdin, penandatanganan MoU dengan perusahaan tersebut dilakukan
Jumat (12/10) yang langsung dilakukan oleh Direksi masing masing perusahaan
tersebut dan disaksikan Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini.
Direktur PT Citra Putra Mandiri, Raja Sapta Oktohari mengatakan, pihaknya
sudah memiliki beberapa perusahaan di BBK (Batam , Bintan dan Karimun) sedangkan
proyek yang baru dilaksanakan nanti merupakan industri penyulingan minyak dan
pembangunan resort. Pemerintah daerah, kata dia sudah menyediakan lahans eluas
60 hektare untuk pembangunan pabrik penyulingan dan 788 hektare untuk
pembangunan resort.
“Salah satu alasan kami memilih Karimun sebagai lahan investasi lantaran
posisi Karimun berada di kawasan yang sangat strategis, berhadapan
langsung dengan pintu gerbang lalu lintas dunia yakni selat malaka,” katanya.
Menurut Raja Sapta Oktohari yang juga
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ini peluang investasi di
Karimun sangat bagus dan menjanjikan karena selain berstatus sebagai kawasan
FTZ, karimun juga memiliki lokasi yang strategis.
Ketua Kadin Kepri, Johanes Kennedy Aritonang mengatakan, kawasan FTZ BBK
memang sangat prospektif karena banyak mendapat fasilitas dan kemudahan
berinvetasi dari pemerintah pusat selain itu, lokasinya juga sangat strategis
sehingga memudahkan investor untuk pengiriman barang ke penjuru dunia.
Meski demikian, pertumbuhan investasi di kawasan itu terbilang lambat bila disbanding
dengan kawasan sejenis di negara tetangga seperti Malaysia, China dan Vietnam
serta India. Itu disebabkan, masih ada sejumlah kendala investasi yang dihadapi
investor seperti kepastian hokum, persoalan buruh, persoalan lahan dan
infrastruktur.
Untuk mendukung pertumbuhan investasi di kawasan itu, kata Kennedy, pemerintah
mestinya bisa meningkatkan kapasitas pelabuhan kargo yang ada saat ini karena
kapasitasnya sudah maksimal. Kemudian, Pemerintah juga diminta segera
mengalihfungsikan lahan di Pulau Rempang dan Galang untuk dijadikan kawasan
komersil seiring makin tingginya permintaan lahan dari investor, semendata
lahan yang ada sudah sangat terbatas khususnya di Batam. ( gus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar