LINGGA – Kondisi infrastruktur di sejumlah wilayah Provinsi Kepulauan Riau diketahui masih sangat minim, padahal APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) setiap tahunya meningkat. Itu disebabkan sebagian besar dana yang ada digunakan untuk belanja rutin seperti membayar gaji pegawai, dan hanya sedikit yang digunakan untuk investasi serta membangun infrastruktur.
Kepala
Bappeda Kebupaten Lingga, M Ishak mengatakan, sebagian besar wilayah
Lingga
masih sangat minim infrastruktur. Contohnya di Pulau Berhala yang
sampai saat ini belum memiliki pelabuhan yang refresentatif. Akibatnya,
perekonomian warga di pulau tersebut terganggu karena bahan pertanian
yang dihasilkan sulit dipasarkan dan masyarakat juga kesulitan mendapat
bahan pokok lainnya.
Menurutnya,
Pemerintah Kabupaten Lingga dan Pemerintah Provinsi Kepri sudah sering
membahas rencana pembangunan pelabuhan di Pulau Berhala namun hingga
saat ini belum juga terealisasi.
”
Proyek pembangunan pelabuhan di Pulau Berhala saat ini sudah disiapkan
Detail Enginering design nya dan tinggal menunggu respon dari Pemerintah
Provinsi untuk anggaranya,” katanya, Senin (24/9).
Pengamat
Ekonomi Kepri, Raja Dachroni mengatakan, minimnya infrastruktur tidak
hanya terjadi di Lingga, tetapi juga terjadi di sebagian besar wilayah
Kepri seperti Natuna, Anambas dan Bintan.
“Pemprov
Kepri seolah hanya fokus pada pembangunan di Batam, Tanjung Pinang dan
Karimun sedangkan daerah lain terpinggirkan,’ katanya.
Mestinya, kata dia pembangunan bisa merata sehingga bisa dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Kepri. Kondisi itu jika dibiarkan akan menimbulkan kecemburuan social seperti yang sudah terjadi pada masyarakat Natuna yang sedang bersiap untuk memisahkan diri dari Kepri dan akan membantuk Provinsi sendiri. Pasalnya, Natuna yang kaya dengan sumber daya alam, hingga kini masih tetap miskin.
Mestinya, kata dia pembangunan bisa merata sehingga bisa dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Kepri. Kondisi itu jika dibiarkan akan menimbulkan kecemburuan social seperti yang sudah terjadi pada masyarakat Natuna yang sedang bersiap untuk memisahkan diri dari Kepri dan akan membantuk Provinsi sendiri. Pasalnya, Natuna yang kaya dengan sumber daya alam, hingga kini masih tetap miskin.
Menurut
Raja, Pemerintah Provinsi Kepri sebenarnya memiliki dana cukup untuk
melakukan pembangunan di tiap daerah, sayangnya APBD yang ada sebagian
besarnya justru digunakan untuk belanja rutin seperti bayar gaji pegawai
dan hanya sedikit yang digunakan untuk membangun infrastruktur.
Padahal, sampai saat ini sebagian wilayah di Kepri masih sangat
membutuhkan sentuhan pembangunan.
Pemerintah
daerah juga mestinya lebih jeli dalam melakukan pembangunan sebab
sebagai daerah Kepulauan yang
memiliki banyak pulau, mestinya Pemerintah daerah lebih fokus pada
pembangunan pelabuhan dan pengadaan sarana transportasi antar pulau
untuk membuka akses masyarakat di pulau agar tidak terisolir.
“APBD
Kepri tiap tahun meningkat dan tahun ini saja lebih dari 2,4 triliun
sayangnya dana tersebut hanya digunakan untuk belanja rutin yang tidak
ada dampaknya sama sekali terhadap masyarakat di pulau pulau,” katanya.
Gubernur
Kepri, H.M Sani mengatakan, pihaknya saat ini baru fokus pada
pembanguna infrastruktur jalan dan air selain pembangunan gedung
sekolah.
“Provinsi ingin pembangunan infrastrukur, terutama jalan-jalan, lebih banyak, lebih menjadi prioritas,” kata Sani.
“Provinsi ingin pembangunan infrastrukur, terutama jalan-jalan, lebih banyak, lebih menjadi prioritas,” kata Sani.
Sementara,
soal keterhubungan antaradaerah, kata dia saat ini bisa dilakukan
dengan pembangunan pelabuhan roro dan pelabuhan-pelabuhan di sejumlah
titik. Menurutnya, saat ini dengan roro, dari Tanjungpinang, Batam dan
Karimun, bisa terhubung ke Pekanbaru melalui
pelabuhan Buton. Demikian juga ke kawasan Selatan, ke Lingga, Singkep
yang bakal terhubung ke Jambi yang dalam proses pengerjaan. Ke bagian
utara, juga bakal dibangun pelabuhan roro, yang nantinya terhubung dari
Ranai ke Sintete, Kalimantan Barat.
”Roro
di Kepri sudah komplit. Kepri akan terhubung dengan roro untuk lalu
lintas barang, orang dan tentunya uang,” kata M Sani. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar