BATAM - Sebanyak 35 Duta besar negara
sahabat hadir di Batam secara bersamaan untuk mengaji potensi ekonomi dan
investasi yang bisa ditanamkan di kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas
Batam, Bintan dan Karimun (FTZ-BBK). Dari kunjugan tersebut, beberapa Duta
Besar yang membawa tim ekonominya menyatakan minat untuk investasi di BBK.
Staf Kementerian Luar Negeri Indonesia, Abdurahman M. Wahid mengatakan,
kunjungan 35 Duta Besar secara bersamaan ke Batam untuk menghadiri Seminar
bertajuk Diplomatic Tour 2012 in Riau Islands Province di Novotel, Sabtu (8/9).
Dalam seminar itu, Gubernur Kepri
mempromosikan kawasan FTZ BBK supaya bisa dimanfaatkan para pengusaha dari 35 negara
yang hadir tersebut untuk menanamkan modalnya.
“Kepri memiliki Banyak potensi ekonomi seperti kelautan, pariwisata,
industri dan sebagainya yang layak untuk diperkenalkan kepada dunia
internasional. Melalui seminar ini, mudah-mudahan para Dubes tersebut dapat
menyampaikan informasi peluang berusaha di Indonesia agar semakin banyak
investor asing yang menanamkan modalnya di BBK.
35 Dubes yang hadir antara lain, Zimbabwe, Brunei Darussalam, Irak, Iran,
Timor Leste, Slovakia, Serbia, Ekuador, Bangladesh, Kroasia, Hongaria, Ceko,
Peru, Rumania, Norwegia, Pakistan, Tunisia, Yaman, Paraguai, China, Nigeria,
Siria, Vietnam, Afghanistan, Uzbekistan dan dubes sejumlah negara lainnya.
Mereka tertarik dengan status kawasan perdagangan bebas (FTZ), khususnya di
Batam dan ingin mempelajari segala potensinya. Ajang ini pun dijadikan
Pemerintah Provinsi Kepri untuk mempromosikan Kepri ke dunia internasional.
Abdurahman mengatakan, jumlah dubes yang datang ke Batam ini jauh lebih
banyak jika dibandingkan dengan dubes yang berkunjung ke provinsi lainnya. Agenda
ini merupakan agenda rutin, di mana dubes akan berkeliling di Indonesia setiap
tahun.
“Kalau di daerah lainnya, tidak sampai 35 negara yang datang. Batam ini
memang punya daya tarik tersendiri. Banyaknya jumlah dubes yang datang ini
menandakan ketertarikan setiap negara untuk lebih mengenal lebih jauh dan lebih
dalam mengenai Batam,” kata Abdurahman.
Gubernur Kepri Muhammad Sani mengatakan, dari kunjungan itu, sejumlah duta
besar ada yang tertarik dengan potensi yang ada di Kepri, khususnya Batam.
Misalnya Dubes Timor Leste dan Dubes Brunei Darussalam tertarik dengan industri
pendukung minyak dan gas yang ada di Batam. Para dubes ini tertarik dengan
peralatan seperti pipa dan pembuatan rig yang sudah dilakukan di Batam.
“Dubes dari dua negara itu mungkin akan mempromosikan Kepri kepada pengusaha
di sana. Mereka selama ini kurang mengetahui perkembangan industri penunjang
migas di Batam. Setelah mereka tahu mereka tertarik dan kemungkinan akan
mempromosikannya ke pengusaha di sana dan ada kemungkinan mereka akan
berinvestasi di Batam,” kata Sani.
Para Dubes juga mengadakan kunjungan BP Batam. Di sana pihak BP Batam
memperkenalkan semua infrastruktur yang ditangani BP Batam untuk peningkatan
investasi di Batam. Ketua BP Batam Mustofa Wijaya mengatakan kedatangan para
dubes sangat berguna untuk peningkatan investasi di Batam.
Dalam pertemuan itu, Dubes Slovakia Stefan Rozkopal menyatakan Indonesia
adalah prioritas tujuan investasi asal negara Eropa Timur tersebut untuk
kawasan Asean. Beberapa sektor investasi yang diminati Slovakia, antara lain
sektor energi, kendaraan, pertanian, dan lingkungan hidup. Untuk sektor energi,
sebelumnya Slovakia sudah menunjukkan minatnya untuk berinvestasi di Batam.
Slovakia berminat menanamkan investasi dalam pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2 x 60 MW di Batam dengan nilai investasi 185
juta dolar AS.
Proyek PLTU tersebut rencananya akan dikerjasamakan dengan PT Pembangunan
Kota Batam (PKB) yang merupakan BUMD Batam. Rencana investasi itu merupakan
tindak lanjut dari perjanjian kerjasama antara PKB dengan perusahaan Slovakia
yang telah ditandatangani pada 12 Juni 2012 lalu di Bratislava, Slovakia,
disaksikan Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Keuangan Pemerintah
Slovakia. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar