TANJUNG PINANG – Pemerintah pusat diminta segera melindungi
warga muslim di daerah Rohingya Myanmar dengan cara memberi suaka politik dan
melakukan protes terhadap pemerintah Myanmar atas tindakan kekerasan dan
pembunuhan terhadap warga muslim di negara itu.
Anggota DPR RI, Herlini Amran mengatakan,
Pemerintah Indonesia harus bersikap tegas atas aksi kekerasan dan pembunuhan
terhadap ribuan warga muslim di daerah Rohingya Myanmar saat ini. Sebagai
negara muslim terbesar di dunia dan anggota Asean yang cukup berpengaruh,
mestinya Pemerintah mengambil sikap tegas atas aksi kekerasan tersebut agar
segera dihentikan dan dilakukan penyelidikan secara internasional atas aksi
tersebut.
"Kondisi di Myamar sangat memprihatinkan dan
saya akan mengomunikasikannya dengan teman-teman di DPR untuk mendesak
pemerintah agar memberikan suaka politik kepada saudara-saudara kita ini,"
katanya saat mengunjungi imigran Myanmar di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim)
Pusat Tanjungpinang, Kamis (26/7).
Pemerintah kata dia bisa memberikan suaka politik kepada para imigran asal Myanmar yang melarikan diri dari aksi kekerasan di negara tersebut, lalu menyampaikan protes keras atas aksi itu dan mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengambil sikap tegas atas insiden itu.
Pemerintah kata dia bisa memberikan suaka politik kepada para imigran asal Myanmar yang melarikan diri dari aksi kekerasan di negara tersebut, lalu menyampaikan protes keras atas aksi itu dan mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengambil sikap tegas atas insiden itu.
"Warga Muslim Myanmar keadaan terzolimi sehingga
Indonesia sebagai negara bermartabat bisa membelanya. Tindakan terbaik harus
dilakukan pemerintah," katanya.
Menurut Herlini, aksi pembunuhan yang terjadi di
Myanmar pada awal Ramadhan tersebut sangat tidak bermartabat dan diluar akal
sehat karena aksi itu terjadi saat warga muslim sedang menjalankan ibadah
puasa.
Salah seorang Imigran Myanmar, Nurul
Islam mengatakan, dia dan puluhan rekannya sudah berada di rumah detensi
Imigrasi (Rudenim) Tanjung Pinang sekitar enam bulan lebih. Selain di Tanjung
Pinang, sejumlah rekannya juga ditangkap di Malaysia, Aceh dan daerah lainnya.
Menurutnya, pelarian warga muslim
Myanmar disebabkan aksi kekerasan yang dilakukan aparat di negaranya sehingga
banyak warga mengungsi untuk mencari selamat. Nurul berharap pemerintah
Indonesia segera mengambil sikap atas keberadaan mereka yang ingin mendapat
suaka politik ke sejumlah negara termasuk juga Indonesia. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar