BATAM – Jumlah warga negara asing
yang bekerja di Kota Batam secara resmi tercatat 2.500 orang hingga Juni ini,
dan hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 5.000 orang yang berasal dari 42
negara dan mayoritas dari Singapura. Meski dibanjiri pekerja asing, Pemerintah
Kota Batam belum berniat untuk membatasinya.
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, Luhut
Marbun mengatakan, jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di Batam terus
meningkat setiap tahunnya. Hingga Juni tahun ini saja jumlahnya sudah mencapai
2.500 orang dan hingga akhir tahun diperkirakan 5.000 orang. Jumlah itu lebih
banyak disbanding tahun lalu yang 4.000 orang. Sebagian besar TKA tersebut
berasal dari Singapura dan Malaysia dan lainnya berasal dari 42 negara.
“Pertumbuhan industry yang cukup pesat di Batam membuat daerah ini menjadi
magnet bagi para pencari kerja tidak hanya dari dalam negeri tetapi luar negeri, dan jumlah TKA terus meningkat
setiap tahunnya,” katanya, Rabu (11/7).
Meski dibanjiri pekerja asing, namun tidak ada persaingan dengan pekerja
lokal sebab sebagian besar pekerja asing tersebut merupakan tenaga ahli yang
menempati posisi Manajerial, supervisor dan jabatan penting lainnya. Sedangkan bidang
industry yang digeluti kebanyakan industry galangan kapal dan manufaktur.
Oleh karena itu, Pemko Batam belum berniat untuk membatasi jumlah pekerja
asing di Batam. TKA sendiri diperlukan karena sebagai kota industry Batam
membutuhkan sejumlah tenaga kerja yang ahli dibidang tertentu, dan sebagian
besar bidang tersebut tidak dapat dipenuhi oleh pekerja lokal.
Pemerintah, kata Luhut hanya akan memantau dan mengawasi secara ketat
pekerja asing yang bekerja secara tidak resmi atau Ilegal. Jumlahnya
diperkirakan cukup besar dan tidak dapat di identifikasi sebab mereka
menggunakan pasfor wisata dan bertindak sebagai turis untuk bekerja di Batam.
Menurut Luhut, jumlah pekerja asing di Batam akan terus meningkat seiring
dengan pertumbuhan industry dan perekonomian Batam. Untuk membatasinya, maka disarankan
kepada warga Indonesia yang memiliki keahlian khusus mau bekerja di Batam.
Masalahnya adalah, sebagian besar pekerja ahli di Indonesia hanya memilih kota
tertentu seperti Jakarta atau Surabaya untuk bekerja dan kurang tertarik untuk
bekerja di daerah. (gus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar