Kamis, 18 Oktober 2012

Natuna Diusulkan Menjadi Kawasan Pertahanan Nasional



NATUNA – Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau diusulkan menjadi kawasan pertahanan nasional seiring lokasinya yang sangat strategis berhadapan dengan negara tetangga dan terletak di jalur pelayaran internasional. Itu perlu dilakukan untuk mengintensifkan pengawasan seiring maraknya aksi kriminalitas antar bangsa di kawasan itu.

Wadan Yonif Mekanis 201 Jaya Yudha, Mayor Inf  Agus Hari Murti Yudhoyono yang juga Putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika berkunjung ke Natuna akhir pecan lalu mengatakan, Kabupaten Natuna sangat cocok dijadikan kawasan strategis pertahanan nasional karena Natuna merupakan daerah terdepan yang berbatasan dengan banyak negara asing.

"Natuna merupakan daerah paling luar yang berbatasan langsung dengan sejumlah negara sehingga sangat cocok dijadikan daerah atau kawasan pertahanan nasional,” katanya akhir pekan lalu di Natuna.

Kelebihan lain yang dimiliki Natuna adalah berada di tengah jalur maritim internasional. Itu artinya ada peluang besar untuk dikembangkan menjadi daerah bisnis, atau pun persinggahan bagi armada-armada asing yang melintasi kawasan itu. Kondisi tersebut menjadi potensi tingginya kriminalitas antar bangsa seperti perompakan kapal, penyelundupan, perdagangan manusia dan lainnya.

Bupati Natuna, Ilyas Sabli mengatakan, posisi Natuna yang sangat strategis memang memiliki potensi besar terjadinya aksi kriminalitas antar bangsa. Untuk itu, pengamanan di Laut Natuna harus ditingkatkan.

“Penambahan kekuatan pertahanan di laut Natuna lebih penting saat ini. Karena luas lautan Natuna melebihi luas daratanya,” katanya.

Wilayah kabupaten Natuna memiliki luas sekitar 141.901,2 kilometer per segi, dari luas tersebut, daratanya hanya 3.235 kilometer persegi, atau 2,28 persen dari luas wilayah keseluruhannya, dengan jumlah pulau sebanyak 272 baik kecil maupun besar.

“Saya menilai langkah yang sangat penting untuk pengamanan Natuna sebagai daerah perbatasan, adalah memperkuat pengamanan di laut dibanding daratan, dengan cara memperkuat armada laut,” kata Ilyas.

Ilyas berharap pemerintah menambah kekuatan TNI di daerahnya untuk memberikan rasa aman dari ancaman perompakan dan pencurian ikan oleh nelayan asing. Selain itu, Natuna yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan yang beberapa pulau di perairan tersebut sedang dipersengketakan oleh sejumlah negara juga bisa menimbulkan konflik dengan negara lain.

Panglima TNI Laksamana TNI  Agus Suhartono saat mengunjungi Natuna akhir pecan lalu mengatakan rencana penambahan kekuatan TNI AD di Natuna masih dalam kajian. Kajian itu meliputi  aspek politik, sosial, ekonomi maupun budaya, untuk menempatkan Batalyon TNI AD di Natuna. Karena  keberadaan TNI di suatu wilayah harus sesuai dengan kebutuhan serta ancaman dan tantangan terhadap kedaulatan negara.

“Keberadaan TNI harus memberikan rasa aman bagi masyarakat, bukan malah sebaliknya menimbulkan keresahan. Semuanya harus dikaji,” katanya.

Menurutnya, TNI saat ini baru akan menambah kekuatanya di Batam dengan membentuk Batalyon 10 Marinir di Batam yang direncanakan terealisasi pada tahun 2014 mendatang. Penambahan kekuatan di Batam disebabkan lokasinya yang juga sangat strategis sangat dekat dengan Selat Malaka, Selat Philips dan Selat Singapura.

Dengan penempatan Batalyon Marinir di Batam, pengerahan pasukan bisa lebih cepat, lebih responsif dalam upaya menjaga perairan itu agar tetap aman dan stabil, sehingga tidak perlu pengiriman pasukan dari pusat jika terjadi aksi kriminalitas. (gus)
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar