NATUNA
– Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau diusulkan menjadi kawasan
pertahanan nasional seiring lokasinya yang sangat strategis berhadapan dengan
negara tetangga dan terletak di jalur pelayaran internasional. Itu perlu
dilakukan untuk mengintensifkan pengawasan seiring maraknya aksi kriminalitas
antar bangsa di kawasan itu.
Wadan Yonif Mekanis 201 Jaya Yudha, Mayor
Inf Agus Hari Murti Yudhoyono yang juga Putra
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika berkunjung ke Natuna akhir pecan lalu
mengatakan, Kabupaten Natuna sangat cocok dijadikan kawasan strategis pertahanan
nasional karena Natuna merupakan daerah terdepan yang berbatasan dengan banyak
negara asing.
"Natuna merupakan daerah paling luar yang berbatasan langsung dengan sejumlah negara sehingga sangat cocok dijadikan daerah atau kawasan pertahanan nasional,” katanya akhir pekan lalu di Natuna.
"Natuna merupakan daerah paling luar yang berbatasan langsung dengan sejumlah negara sehingga sangat cocok dijadikan daerah atau kawasan pertahanan nasional,” katanya akhir pekan lalu di Natuna.
Kelebihan lain yang dimiliki Natuna adalah berada di
tengah jalur maritim internasional. Itu artinya ada peluang besar untuk
dikembangkan menjadi daerah bisnis, atau pun persinggahan bagi armada-armada
asing yang melintasi kawasan itu. Kondisi tersebut menjadi potensi tingginya
kriminalitas antar bangsa seperti perompakan kapal, penyelundupan, perdagangan
manusia dan lainnya.
Bupati Natuna, Ilyas Sabli mengatakan, posisi Natuna yang sangat strategis
memang memiliki potensi besar terjadinya aksi kriminalitas antar bangsa. Untuk
itu, pengamanan di Laut Natuna harus ditingkatkan.
“Penambahan kekuatan pertahanan di laut Natuna lebih penting saat ini.
Karena luas lautan Natuna melebihi luas daratanya,” katanya.
Wilayah kabupaten Natuna memiliki luas sekitar 141.901,2 kilometer per segi,
dari luas tersebut, daratanya hanya 3.235 kilometer persegi, atau 2,28 persen
dari luas wilayah keseluruhannya, dengan jumlah pulau sebanyak 272 baik kecil
maupun besar.
“Saya menilai langkah yang sangat penting untuk pengamanan Natuna sebagai
daerah perbatasan, adalah memperkuat pengamanan di laut dibanding daratan,
dengan cara memperkuat armada laut,” kata Ilyas.
Ilyas berharap pemerintah menambah kekuatan TNI di daerahnya untuk
memberikan rasa aman dari ancaman perompakan dan pencurian ikan oleh nelayan
asing. Selain itu, Natuna yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan yang
beberapa pulau di perairan tersebut sedang dipersengketakan oleh sejumlah
negara juga bisa menimbulkan konflik dengan negara lain.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono saat mengunjungi Natuna
akhir pecan lalu mengatakan rencana penambahan kekuatan TNI AD di Natuna masih
dalam kajian. Kajian itu meliputi aspek politik, sosial, ekonomi maupun
budaya, untuk menempatkan Batalyon TNI AD di Natuna. Karena keberadaan
TNI di suatu wilayah harus sesuai dengan kebutuhan serta ancaman dan tantangan
terhadap kedaulatan negara.
“Keberadaan TNI harus memberikan rasa aman bagi masyarakat, bukan malah
sebaliknya menimbulkan keresahan. Semuanya harus dikaji,” katanya.
Menurutnya, TNI saat ini baru akan menambah kekuatanya di Batam dengan
membentuk Batalyon 10 Marinir di Batam yang direncanakan terealisasi pada tahun
2014 mendatang. Penambahan kekuatan di Batam disebabkan lokasinya yang juga
sangat strategis sangat dekat dengan Selat Malaka, Selat Philips dan Selat
Singapura.
Dengan penempatan Batalyon Marinir di Batam, pengerahan pasukan bisa lebih
cepat, lebih responsif dalam upaya menjaga perairan itu agar tetap aman dan
stabil, sehingga tidak perlu pengiriman pasukan dari pusat jika terjadi aksi
kriminalitas. (gus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar