PT
PLN (Pelayanan Listrik Nasional) Batam berencana menjual sebagian sahamnya ke public
melalui proses IPO Initial Public
Offering tahun depan. Langkah itu perlu dilakukan untuk mendapatkan dana
murah guna pengembangan usaha sekaligus menjaga kualitas layanan listrik di
zona perdagangan serta pelabuhan bebas Batam.
Sebagai kota industri, konsumsi
listrik di Batam termasuk tertinggi di Indonesia sekitar 10-15 persen per
tahun. Beban puncak bisa mencapai 264 Mega Watt sedangkan daya mampu yang
dimiliki PT PLN Batam 304 Mega watt sehingga masih ada kelebihan sekitar 60
Mega Watt. Dengan pertumbuhan konsumsi listrik yang cepat, dikuatirkan daya
mampu yang dimiliki tak bisa lagi memenuhi permintaan sehingga perlu langkah
cepat dari PLN Batam sebagai perusahaan swasta yang diberi Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan di Batam oleh PT PLN (Persero) untuk menambah daya guna
menjamin kualitas layanan listrik di Batam.
Jaminan kualitas listrik di Batam
perlu dilakukan, karena ratusan bahkan ribuan perusahaan yang ada di Batam
sangat tergantung pasokan listriknya dari PLN Batam. Jika kualitas tidak bisa
dijamin maka bisa dipastikan kinerja perusahaan akan rendah sehingga keuntungan
sulit diraih.
Manajemen PLN Batam sebenarnya
sudah melakukan berbagai langkah untuk menambah pasokan listriknya, caranya
dengan bekerjasama dengan perusahaan lain untuk membangun pembangkit listrik
yang kemudian listriknya dibeli PLN Batam. Cara tersebut cukup ampuh, terbukti
dengan sebagian pasokan listrik yang dimiliki PLN Batam saat ini dihasilkan
dari rekanan menyebabkan pekerjaan PLN Batam menjadi lebih mudah dan gampang
yakni hanya sebagai sales atau
penjual listrik ke masyarakt serta industry di Batam.
Berdasarkan catatan PLN Batam, perseroan
hanya memiliki delapan pembangkit listrik sendiri dengan kapasitas terbatas
yakni 105,550 Mega Watt sedangkan pembangkit yang bekerjasama dengan mitra sebanyak
10 Pembangkit Listrik dengan kapasitas 274,4 Mega Watt.
Direktur
Utama PT PLN Batam Dadan Koerniadipoera mengatakan, untuk membangun pembangkit
sendiri dibutuhkan investasi yang cukup besar, untuk itu perseroan tidak
memiliki anggaran yang cukup. Oleh karenanya, perseroan mengajak rekanan untuk berinvestasi
membangun pembangkit listrik.
“Namun,
dalam jangka panjang kami akan membangun pembangkit sendiri jika dukungan dana
tersedia,” katanya.
Untuk itu,
perseroan akan mencari dana lewat pasar modal karena lebih murah dengan cara
melepas sebagian saham ke publik. Rencana IPO atau Initial Public Offering
tersebut sudah dibicarakan dengan pemerintah selaku pemegang saham PLN Batam
dan mendapat lampu hijau dari Kementrian BUMN.
“Jika IPO
Jadi dilaksanakan, perseroan berharap bisa mendapat dana lebih dari 1 triliun
rupiah untuk pengembangan usaha,” katanya.
Manajemen
PLN Batam sudah mengundang empat perusahaan sekuritas yang
nantinya bertindak sebagai penjamin emisi antara lain PT Bahana Securities, PT
BNI Securities, PT Danareksa Sekuritas, serta PT Mandiri Sekuritas..
Perseroan juga sedang memproses lembaga penunjang IPO lainnya, seperti konsultan hukum, kantor jasa penilai publik, notaris, biro administrasi efek (BAE), public relation, perusahaan percetakan, dan kantor akuntan publik (KAP) untuk verifikasi biaya dan hasil privatisasi.
Dana hasil IPO nantinya akan digunakan untuk membiayai sejumlah proyek yang akan dikerjakan. Rencananya, perseroan akan membangun sejumlah proyek seperti PLTU, PLTG dan trasnmisi dalam lima tahun kedepan, untuk itu dibutuhkan investasi sekitar 6 triliun rupiah yang sebagian akan dibiayai dari hasil IPO.
Perseroan juga sedang memproses lembaga penunjang IPO lainnya, seperti konsultan hukum, kantor jasa penilai publik, notaris, biro administrasi efek (BAE), public relation, perusahaan percetakan, dan kantor akuntan publik (KAP) untuk verifikasi biaya dan hasil privatisasi.
Dana hasil IPO nantinya akan digunakan untuk membiayai sejumlah proyek yang akan dikerjakan. Rencananya, perseroan akan membangun sejumlah proyek seperti PLTU, PLTG dan trasnmisi dalam lima tahun kedepan, untuk itu dibutuhkan investasi sekitar 6 triliun rupiah yang sebagian akan dibiayai dari hasil IPO.
Untuk memuluskan rencana IPO
tersebut, PLN Batam menawarkan kepada Pemko Batam bertindak sebagai pembeli
siaga namun tawaran itu belum mendapat respon.
Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Batam, Ahmad Hijazi mengatakan, pihaknya menyambut positif
tawaran PLN Batam tersebut, namun untuk mengeluarkan dana membeli saham yang
ditawarkan tidaklah gampang sebab butuh persetujuan dari DPRD.
Hijazi juga menyambut baik rencana
ekspansi yang akan dilakukan PLN Batam dengan menambah pembangkit listrik untuk
menjamin ketersediaan pasokan. Selama ini, meski pasokan listrik di Batam
cukup, namun masih sering terjadi mati lampu.
“Batam berbeda dengan daerah lain
karena di tempat ini terdapat ratusan perusahaan asing sehingga jika listrik
padam, maka operasional pabrik akan terganggu,” katanya.
Kondisi
Pasar
PLN Batam sebenarnya tidak perlu
menunda rencana IPO hingga tahun depan, karena kondisi pasar modal di semester
kedua ini dinilai cukup positif. Hal tersebut didukung persiapan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) oleh Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
Managing Director PT Valbury Asia Securities, Johanes Soetikno, pelaksanaan
IPO pada semester kedua akan lebih baik ketimbang paruh pertama tahun ini.
“Hal
ini karena persiapan PSAK perusahaan yang telah selesai dilakukan calon emiten.
Lalu, kondisi bursa saham global yang cenderung lebih baik,”katanya.
Selain itu, adanya dukungan dari valuasi fundamental IHSG yang atraktif
berdasarkan Price to Earnings Ratio (PER). Saat ini PER masih di bawah
rata-rata historis lima tahun terakhir, yakni 15,7 kali. Selain itu, solidnya
ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global turut mendukung daya
tarik pasar modal domestik.(gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar