Selasa, 16 Oktober 2012

Menyoal Rencana IPO PLN Batam



PT PLN (Pelayanan Listrik Nasional) Batam berencana menjual sebagian sahamnya ke public melalui proses IPO Initial Public Offering tahun depan. Langkah itu perlu dilakukan untuk mendapatkan dana murah guna pengembangan usaha sekaligus menjaga kualitas layanan listrik di zona perdagangan serta pelabuhan bebas Batam.

Sebagai kota industri, konsumsi listrik di Batam termasuk tertinggi di Indonesia sekitar 10-15 persen per tahun. Beban puncak bisa mencapai 264 Mega Watt sedangkan daya mampu yang dimiliki PT PLN Batam 304 Mega watt sehingga masih ada kelebihan sekitar 60 Mega Watt. Dengan pertumbuhan konsumsi listrik yang cepat, dikuatirkan daya mampu yang dimiliki tak bisa lagi memenuhi permintaan sehingga perlu langkah cepat dari PLN Batam sebagai perusahaan swasta yang diberi Kuasa Usaha Ketenagalistrikan di Batam oleh PT PLN (Persero) untuk menambah daya guna menjamin kualitas layanan listrik di Batam.
Jaminan kualitas listrik di Batam perlu dilakukan, karena ratusan bahkan ribuan perusahaan yang ada di Batam sangat tergantung pasokan listriknya dari PLN Batam. Jika kualitas tidak bisa dijamin maka bisa dipastikan kinerja perusahaan akan rendah sehingga keuntungan sulit diraih.

Manajemen PLN Batam sebenarnya sudah melakukan berbagai langkah untuk menambah pasokan listriknya, caranya dengan bekerjasama dengan perusahaan lain untuk membangun pembangkit listrik yang kemudian listriknya dibeli PLN Batam. Cara tersebut cukup ampuh, terbukti dengan sebagian pasokan listrik yang dimiliki PLN Batam saat ini dihasilkan dari rekanan menyebabkan pekerjaan PLN Batam menjadi lebih mudah dan gampang yakni hanya sebagai sales atau penjual listrik ke masyarakt serta industry di Batam.

Berdasarkan catatan PLN Batam, perseroan hanya memiliki delapan pembangkit listrik sendiri dengan kapasitas terbatas yakni 105,550 Mega Watt sedangkan pembangkit yang bekerjasama dengan mitra sebanyak 10 Pembangkit Listrik dengan kapasitas 274,4 Mega Watt.

Direktur Utama PT PLN Batam Dadan Koerniadipoera mengatakan, untuk membangun pembangkit sendiri dibutuhkan investasi yang cukup besar, untuk itu perseroan tidak memiliki anggaran yang cukup. Oleh karenanya, perseroan mengajak rekanan untuk berinvestasi membangun pembangkit listrik.

“Namun, dalam jangka panjang kami akan membangun pembangkit sendiri jika dukungan dana tersedia,” katanya.

Untuk itu, perseroan akan mencari dana lewat pasar modal karena lebih murah dengan cara melepas sebagian saham ke publik. Rencana IPO atau Initial Public Offering tersebut sudah dibicarakan dengan pemerintah selaku pemegang saham PLN Batam dan mendapat lampu hijau dari Kementrian BUMN.

“Jika IPO Jadi dilaksanakan, perseroan berharap bisa mendapat dana lebih dari 1 triliun rupiah untuk pengembangan usaha,” katanya. 

Manajemen PLN Batam sudah mengundang empat perusahaan sekuritas yang nantinya bertindak sebagai penjamin emisi antara lain PT Bahana Securities, PT BNI Securities, PT Danareksa Sekuritas, serta PT Mandiri Sekuritas..

Perseroan juga sedang memproses lembaga penunjang IPO lainnya, seperti konsultan hukum, kantor jasa penilai publik, notaris, biro administrasi efek (BAE), public relation, perusahaan percetakan, dan kantor akuntan publik (KAP) untuk verifikasi biaya dan hasil privatisasi.

Dana hasil IPO nantinya akan digunakan untuk membiayai sejumlah proyek yang akan dikerjakan. Rencananya, perseroan akan membangun sejumlah proyek seperti PLTU, PLTG dan trasnmisi dalam lima tahun kedepan, untuk itu dibutuhkan investasi sekitar 6 triliun rupiah yang sebagian akan dibiayai dari hasil IPO.
Untuk memuluskan rencana IPO tersebut, PLN Batam menawarkan kepada Pemko Batam bertindak sebagai pembeli siaga namun tawaran itu belum mendapat respon.
 
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Ahmad Hijazi mengatakan, pihaknya menyambut positif tawaran PLN Batam tersebut, namun untuk mengeluarkan dana membeli saham yang ditawarkan tidaklah gampang sebab butuh persetujuan dari DPRD.
 
Hijazi juga menyambut baik rencana ekspansi yang akan dilakukan PLN Batam dengan menambah pembangkit listrik untuk menjamin ketersediaan pasokan. Selama ini, meski pasokan listrik di Batam cukup, namun masih sering terjadi mati lampu.
 
“Batam berbeda dengan daerah lain karena di tempat ini terdapat ratusan perusahaan asing sehingga jika listrik padam, maka operasional pabrik akan terganggu,” katanya.
 
Kondisi Pasar
 
PLN Batam sebenarnya tidak perlu menunda rencana IPO hingga tahun depan, karena kondisi pasar modal di semester kedua ini dinilai cukup positif. Hal tersebut didukung persiapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
Managing Director PT Valbury Asia Securities, Johanes Soetikno, pelaksanaan IPO pada semester kedua akan lebih baik ketimbang paruh pertama tahun ini.

“Hal ini karena persiapan PSAK perusahaan yang telah selesai dilakukan calon emiten. Lalu, kondisi bursa saham global yang cenderung lebih baik,”katanya.

Selain itu, adanya dukungan dari valuasi fundamental IHSG yang atraktif berdasarkan Price to Earnings Ratio (PER). Saat ini PER masih di bawah rata-rata historis lima tahun terakhir, yakni 15,7 kali. Selain itu, solidnya ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global turut mendukung daya tarik pasar modal domestik.(gus).



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar